15

44.5K 3.8K 144
                                    

Jantung Joanna memompa dengan sangat kencang. Jemarinya terasa sedingin es. Ia mengetatkan genggamannya di gamitan lengan Richard, seolah mendapatkan kekuatan dari sana.

"Gugup?" tanya Richard mengusap jemari Joanna yang melingkar di lengan kanannya.

"Seharusnya aku tetap tinggal di hotel," bisik Joanna berusaha menenangkan detak di dadanya yang makin cepat.

"Kau mempesona, Sweetheart," Richard balas berbisik, menenangkan kegugupan gadisnya. Ia sendiri juga sibuk menenangkan debaran di dadanya sejak melihat Joanna selesai dipoles oleh Milo. Gadis itu makin membuatnya terjatuh lebih dalam. Seandainya tidak ingat janji dengan rekan bisnisnya, ia lebih suka mengurung Joanna bersamanya di kamar. Mungkin gadis itu akan luluh dan iba padanya, dan mungkin dengan sukarela menenangkan little Rich-nya yang selalu memberontak setiap melihat Joanna.

Mereka menuju ke meja yang sudah dipesan. Ada seorang laki-laki dengan dua wanita. Joanna tidak mengenal mereka.

"Hello Mr Travis. Sorry I'm late," sapa Richard, membuat laki-laki itu membalikkan badannya dan tersenyum lebar menyambut Richard.

"Mr Forrester! It's okay. Let me introduce, my wife Susan and my daughter Stella," jawab Mr Travis mengenalkan kedua wanita yang bersamanya.

"And she's my partner, Joanna," Richard memperkenalkan dan mereka saling berjabat tangan sebelum Richard menarik satu kursi untuk Joanna.

Sepanjang makan malam, sementara Richard dan Mr Travis membicarakan bisnis mereka, Joanna membaca situasi yang ada. Tampak Nyonya Travis sesekali berbisik pada putrinya yang terlihat malu-malu mencuri-curi pandang ke arah Richard. Sesekali pipi Stella bersemu merah.
Tidak perlu berpikir keras untuk tau bahasa ibu dan anak itu. Keduanya sudah terjerat pesona Richard. Joanna berani bertaruh bahwa keluarga ini berharap Richard bisa menjadi bagian dari keluarga mereka karena Joanna sempat melihat keterkejutan di mata ketiganya saat Richard memperkenalkannya pada mereka.

Hingga ketika makan malam itu berakhir dan mereka berpisah.

"Kuharap kerjasama ini akan terjalin dengan baik, Mr Forrester," ucap Mr Travis menjabat tangan Richard.

"Kalau ada waktu, datanglah ke rumah kami. Kami akan senang sekali," sambung Nyonya Travis.

Richard hanya tersenyum dan mengangguk sopan.

"Well, kami sungguh-sungguh berharap akan hal itu. Dan jika anda ingin berjalan-jalan selama di sini, Stella bisa mengantarkan anda," Mr Travis tersenyum lebar.

"Thank you Mr Travis, aku akan menghubungimu jika aku membutuhkannya," Richard menanggapinya dengan senyum sopan, meraih pinggang Joanna dan mengajak gadis itu pergi.

-----*-----

Mata Richard menyipit memandang Joanna. Gadis itu sedang melamun. Beberapa kali panggilan Richard tidak didengarnya, sehingga Richard harus mengulang panggilannya beberapa kali.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Aku? Tidak. Tidak ada. Kenapa?"

"Kau melamun, Sweetheart."

Joanna terdiam, mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya.

Richard mengambil ponsel dari genggaman Joanna dan menarik gadis itu hingga terduduk di pangkuannya.

"Tell me, what's wrong?"

Joanna menggeleng.

Richard mengerutkan keningnya. Gadisnya bahkan tidak berteriak marah dengan posisi mereka sekarang.
Yah, meskipun Richard senang dengan sikap Joanna yang mulai melunak dan tidak jutek lagi padanya, tapi Richard merasa ada sesuatu yang Joanna pikirkan.
Diraihnya dagu gadisnya, lalu diciumnya lembut.

BILLIONAIRE'S LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang