6

52.7K 3.5K 51
                                    

Richard Forrester POV.

Aku tidak tau kenapa aku begitu ingin menyentuhnya. Seolah-olah dia itu sebuah magnet yang sangat kuat yang dengan mudah bisa menyeretku dengan sukarela dan senang hati mendekat bahkan sangat berhasrat menyentuhnya.

Aku juga heran, kenapa dia begitu membenciku sedangkan aku begitu menyukainya.

Dan kejadian hari ini membuat perasaanku teraduk-aduk. Bagaimana tidak? Dia melarikan diri dari kantorku hanya gara-gara aku mengajaknya makan siang, membuatku menghabiskan siang hanya untuk mencarinya.

Lalu setelahnya, dia membuatku hampir mati berdiri melihat tubuh kecilnya yang telanjang terendam dalam bathtub dengan mata terpejam rapat. Bibirnya membiru dan wajahnya yang pucat semakin pucat. Ditelinganya terpasang head set yang tersambung dengan ponselnya.
Baru saja aku mengangkatnya dan membawanya keluar dari bathroom, ia berteriak keras-keras dan meronta, membuatku jatuh dan ia menimpaku. lalu dengan marah, ia mengusirku.

Gadis itu benar-benar lucu. setelah ia berganti pakaian, yaaaah...meskipun aku lebih suka melihatnya tanpa pakaian, ia keluar tanpa bicara sepatah katapun!

Kuikuti dia hingga ke dapur. Dan apa yang kulihat benar-benar membuatku ingin menyentuhnya.
Joanna terlihat sangat sexy saat mengenakan apron, memunggungiku sambil memainkan sumpit, sesekali mengaduk-aduk mie.
Huuuft....ia mengujiku! Dan aku tidak tahan! Kupeluk pinggang kecilnya dari belakang.
Seperti biasa, ia marah-marah padaku, meneriakiku dan memberontak.

Hahaha....tubuhnya yang begitu mungil, mana bisa melawanku?
Aku hampir saja meraih bibirnya ketika sebuah tendangan di tulang keringku membuatku terpaksa melepaskannya.

Hampir saja aku bisa mencium bibirnya yang selalu mengeluarkan kata-kata pedas untukku. Aaawh...tulang keringku berdenyut nyeri. Kuat juga tendangannya!

Aku mengetuk pintunya berkali-kali, kupanggil-panggil dia, tidak ada sahutan.
Hmm....dia ingin bermain-main denganku. Aku menyeringai, lalu masuk ke kamarku yang terletak di sebelah kamarnya, dan kubuka pintu penghubung yang sebelumnya belum pernah kubuka sejak ia tinggal bersamaku. Hahaha... ya ya ya... dia belum ada dua hari tinggal bersamaku.

Aku melihatnya duduk di belakang pintu kamar, mata sipitnya melotot menatapku ngeri.
Lucu sekali dia.
Hmmm....sedikit bermain-main pasti menyenangkan!

"Kau?!" aaaah...betapa menggodanya dia dengan wajah pias seperti itu.

"Ya, ini aku! Kau pikir siapa? Kau tidak amnesia bukan kalau tempat ini milikku?" kupasang wajah datar dan suara dingin.

"Mau apa kau?" hahaha....kemana kegarangannya tadi?

"Tidak ada seorangpun yang berani menendangku seperti tadi! Kau harus merasakannya juga, Nona!" aku mendekatinya.

Perlahan ia berdiri. Matanya menatapku waspada. Aku tertawa dalam hati.
Sekarang aku berdiri tepat didepannya. Ia mendongak menatapku. Huuuft...tahan Rich...tahan...

Secepat kilat kuraih tubuhnya dalam boponganku, kujatuhkan ia ditengah tempat tidur besar lalu kukurung dia dengan tubuh besarku.

Pekikannya kuabaikan. Kedua tangan mungilnya yang mencoba mendorong dan memukulku kutangkap dan kukunci dengan mudah di atas kepalanya.

Nafasnya memburu menyapu wajahku, harum. Dadanya turun naik menahan kemarahan, menggesek dadaku, menghadirkan gairah untuk menyentuh dan mencumbunya.
Astaga! Apa yang terjadi padamu, Rich?

Kuturunkan wajahku, ia memalingkan wajahnya.
Kucari bibirnya, kedua pipinya tampak memerah.

"Ja...jangan..."pintanya memelas.

BILLIONAIRE'S LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang