raifgan 13

553 26 3
                                    

_raisa pov

  Cerita mengalir begitu sahaja

 Begitu sulit untuk aku reda

 Meski ku tahu perasaan engkau dan aku tak bisa lepas

 Biarkan ini adalah jalannya, aku 

 Tak ada yang mampu untuk menghentikanku 

Cinta bagiku adalah pengorbanan 

Tak ada yang mampu untuk menghentikanku 

Mencintaimu adalah pengorbananYang akan aku korbankan  

aku duduk di kursi deretan penonton, paling depan. hari ini aku menemani afgan manggung. memang sulit membujuknya tadi, aku harus berusaha membuatnya mau untuk manggung dia beralasan ingin di rumah denganku tapi aku tidak mau membuang waktu untuk afgan agar lebih dekat dengan rosa

"hai raisa, gimana keadaan kamu ?" tanya rosa duduk di dekatku, aku tersenyum dialah yang sedari tadi aku tunggu

"lebih baik dari sebelumnya" jawabku seraya tersenyum

"sayang, minum" afgan duduk di sebelah kananku, ditangannya ada sebotol air mineral dan obat yang harus aku minum

aku mengambil air dan obat yang afgan pegang lalu meminumnya 'ini saatnya aku kasih kesempatan buat mereka berdua'

"aku mau ke toilet dulu ya" pamitku ke afgan dan rosa, namun tangan afgan mencegahku saat aku berdiri

"aku temenin" ucapnya berdiri, tangannya menggenggam tanganku kuat

''sayang, aku mau ketoilet. masa kamu ikut, kamu tunggu di sini aja ya"

"ga! ayo aku temenin" afgan menarik tanganku menuju toilet, aku pasrah mengikutinya 

di setiap saat aku mencoba membuat afgan dekat dengan raisa, namun afgan selalu bisa untuk menghindari rosa. aku tidak mengerti harus dengan cara apa agar afgan dekat dengan rosa, mereka berteman sejak lama jadi tidak mungkin kalau afgan tidak mempunyai rasa pada rosa dan demi kebaikan afgan aku akan terus berusaha menumbuhkan perasaan diantara mereka.

******

_afgan pov

aku menatap raisa yang tertidur, mungkin dia kelelahan karna seharian ini dia menemaniku manggung "apa yang sedang kamu rencanain sayang ?" aku tidak mengerti dengan sikap raisa hari ini, dia selalu berusaha membuat ruang untuk ku dengan rosa.

aku ikut berbaring di sebelah raisa, menatap wajah damainya. dia terlihat lebih cantik  bila sedang tidur begini "apa kamu pikir aku akan bisa melakukan sesuatu yang ngga aku suka ?" 

aku memeluknya dari sampirng dan aku sedikit kaget saat raisa menggeliat "kamu bangun" ucapku saat matanya menatap mataku, dia mengangguk pelan

"aku engap'' keluhnya, aku melonggarkan lenganku yang memeluknya 

"maaf" ucapku, raisa mengangguk lalu memiringkan tubuhnya menghadapku "kenapa ?" tanyaku heran, tiba-tiba raisa melingkarkan tangannya pada leherku

"kenapa ?" tanyaku lagi, dia tidak menjawab hanya menatapku dengan sesekali tersenyum "kamu bisa kapan aja liat wajah suami mu yang ganteng ini, jadi biasa ajah natap akunya" ucapku dengan pd

"aku bakal kangen banget liat wajah kamu sedeket ini" aku tersentak mendengar perkataanya, reflek tanganku menangkup mulut raisa

"kamu ngomong apasih ! kamu bisa kapan pun liat wajah aku , bahkan lebih dekat lagi" aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, bukan raut wajah yang tersipu yang aku lihat tapi air mata yang tiba-tiba turun dari matanya

"apa yang kamu pikirkan sayang ?'' tanyaku menghapus air matanya yang masih saja mengalir, raisa menggeleng sepertinya dia tidak mau berbagi  "udah jangan nangis, jangan memikirkan sesuatu selain kita" ucapku mencium kening dan memeluknya

tolong jangan sakiti hati kamu raisa, dan jangan membuat jarak diantara kita. itu menyakitiku, sangat.


GARIS TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang