06.00
raisa termenung sendiri di balkon, pikirannya masih tertuju pada rencananya untuk membuat afgan dan rosa bersama "pagi sayang" sapa afgan yang mengagetkan raisa
"pagi" balas raisa, tangannya menelusup ke pinggang afgan
afgan memeluk raisa erat ''dingin ya pagi ini" ucap afgan, raisa mengangguk. hati raisa berkecamuk entah kenapa hari ini hati raisa seolah menentang rencananya
afgan memiringkan wajahnya untuk menatap raisa "kenapa ?" tanya afgan, seolah tau jika raisa sedang bimbang
raisa menatap afgan, tangannya menyentuh dadanya "disini, dia tidak sependapat denganku hari ini" ucap raisa
"tentang apa ?"
"aku sedang membuat rencana untuk men___" raisa menangkup mulutnya, hampir saja dia membocorkan rencananya 'raisa, afgan pasti marah jika tau ini' batin raisa
''ya udah ayo, kita masuk di sini dingin" ajak afgan tersenyum, raisa mengangguk lalu mereka masuk ke dalam kamar
entah ku harus berbuat apalagi
karna sudah tak ada rasa percaya lagi didirimu
entah ku harus buktikan apalagi padamu
bila sudah tak ada percaya kepadaku
sesungguhnya kau telah menyakiti hati ini
mempermainkan perasaanku dengan sikapmu
maafkan ku tak seperti yang kau mau
tuk menjadi yang kau inginkan aku tak mampu
afgan hanya diam menatap raisa yang kembali tidur, kebimbangan tergambar jelas di wajah raisa bahkan sesekali raisa tampak gelisah meski dia sedang tertidur. terlebih afgan mendengarnya raisa bergumam namun dapat di dengar dengan jelas "aku hanya ingin afgan bahagia" begitu.
"apa kamu pikir aku tidak bahagia raisa ? ya, aku tidak bahagia. tapi jika tidak denganmu" ucap afgan membelai pipi raisa lalu mencium kening raisa
'tes' airmata terjatuh ke pipi raisa dari mata afgan, raisa mengerjapkan matanya beberapa kali karna tetesan airmata afgan dengan cepat afgan mengusap-usap pipi raisa agar tertidur kembali.
"bisakah kita seperti dulu sayang ?'' bisik afgan airmatanya mengalir dengan begitu saja
'terengtengtengterengtengteng' (anggap aja dering hp) afgan menghapus airmatanya dengan kasar lalu meraih hanpone nya yang berada di atas meja lalu menekan tombol hijau
"hallo"
"................................"
"apa tidak bisa besok saja ?"
".................................."
"baiklah, aku akan kesana" tutup afgan lalu menaruh kembali hanpone nya di atas meja
afgan menatap raisa "aku pergi dulu sayang" ucap afgan lalu mencium kening raisa dan beranjak dari tempat tidur untuk pergi
09.00
raisa menggeliat meregangkan ototnya "afgan" ucap raisa saat tangannya tak mendapati afgan disampingnya, raisa menoleh kesamping "afgan kemana ?" tanya raisa bingung
pandangan raisa menelusuri kamarnya mencari keberadaan afgan, namun pandangannya terhenti saat menatap selembar kertas di atas meja dekat tempat tidur. raisa mengambil selembar kertas yang pasti dari afgan "love you to afgan" ucap raisa setelah membaca kertas itu
"apa aku jahat ?" batin raisa "tidak, tidak ini kebahagiaan untuk afgan" ucap raisa menyakinkan dirinya
aku rela melepas dirimu, ketahuilah sayang ini semua untuk mu
_raisa
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TUHAN
Fanfiction-Tamat- semua yang terjadi pada kita pasti atas kehendak yang di atas dan aku bersyukur ini garis Tuhan untukku by: divesean