raifgan 18

607 26 10
                                    

raisa memegangi kepalanya yang semakin pusing dan.....

Afgan membuka matanya karna mendengar dering hanpone raisa "apa raisa tidak dengar hanpone nya berdering ?" afgan menoleh pelan ke arah raisa, dilihatnya raisa diam "dia tidur, mungkin cape" ucap afgan lalu meraih ponsel raisa

"hallo..."

"............"

"raisa sedang tidur"

"..........."

"iya ga papa, iya nanti saya sampaikan" tutup afgan lalu menaruh kembali ponsel raisa

Afgan melihat jam "udah jam 5.30, kok raisa belum bangun" pikir afgan menatap raisa "biarin ajalah kasian juga" afgan bangkit lalu menuju kamar mandi

setelah selesai mandi, afgan keluar, afgan bingung karna raisa belum juga bangun "kayanya ada yang aneh" ucap afgan melihat raisa yang masih tertidur

Afgan menghampiri raisa "raisa" panggil afgan, namun raisa diam "raisa, bangun" panggil afgan lagi dengan suara lebih keras, melihat tidak ada respon dari raisa afgan panik

"raisa bangun, raisa" afgan menggoyang-goyangan tubuh raisa agar raisa bangun namun raisa tetap diam

"sayang, jangan bikin aku panik" afgan menepuk-nepuk pipi raisa

"aku akan maafin kamu, tapi kamu bangun. Jangan becanda begini" afgan semakin panik karna raisa tak kunjung bangun, dengan satu hentakan afgan mengangkat tubuh raisa lalu membawa raisa ke rumah sakit

afgan mengemudi dengan sangat cepat, takut bila sesuatu terjadi pada raisa "sayang, maaf" lirih afgan menyesal

Sesampainya di rumah sakit, raisa langsung dirawat di ruang ICU. Afgan menunggu di depan ruang ICU dengan cemas 'harusnya aku ga diemin raisa kaya gini' batin afgan lalu duduk

"ka afgan" pangil pevita berlari menghampiri afgan "kaka, gimana keadaan ka raisa ?" tanya pevita ikut panik

Afgan yang tadinya menunduk lalu mendongak menatap pevita "maaf menyuruhmu pagi-pagi begini" lirih afgan, matanya berkaca-kaca. Pevita mengangguk lalu duduk di sebelah afgan

"ini salah aku pevita" ucap afgan, pevita memeluk afgan. Ini kedua kalinya pevita melihat afgan bersedih. Sangat.

setelah menunggu 30 menit akhirnya raisa keluar dari ruang ICU "dokter, bagaimana keadaan istri saya ?" tanya afgan pada dokter

"istri pak afgan dalam kondisi baik, untungnya pak afgan cepat membawa bu raisa kesini. hanya kelelahan saja. Ibu raisa akan kami pindahkan ke ruang rawat dan sebaiknya biarkan ibu raisa didisini sampai lusa" jawab sang dokter, afgan mengangguk

*****
Afgan diam duduk di dekat raisa berbaring, hanya memandangi raisa yang belum juga mau bangun "ka afgan, ka raisa pasti baik-baik saja" ucap pevita, afgan mengangguk

Raisa membuka matanya pelan "raisa " ucap afgan begitu melihat raisa membuka matanya

"ka raisa"

"afgan, pevita aku dimana ?" tanya raisa, pandangannya menelusuri ruangan "ini bukan dirumah, ini di__"

"rumah sakit ka" ucap pevita

"rumah sakit, emangnya aku kenapa ?" tanya raisa heran

raisa menatap afgan yang sedari tadi diam "kamu kenapa ?" tanya raisa, afgan menggeleng "ga papa"

"permisi" ucap dokter masuk ke ruang rawat raisa "bu raisa, bagaimana keadaannya" tanya dokter saat di dekat raisa

"lebih baik dok"

"bu raisa harus banyak istirahat ya, makan yang teratur" pesan dokter, raisa mengangguk

"kamu kemarin ga makan ya ?" tanya afgan, raisa menatap afgan 'harus ya dia tanya begini sekarang ?' batin raisa

"aku makan"

"bohong!! waktu aku pulang, makanan masih utuh"

"ya, itu salahmu!" cibir raisa

"salahku, kenapa jadi salahku ?"

"ayolah, apa yang kalian lakukan ?" gumam pevita heran melihat perilaku kedua kakaknya, sementara sang dokter hanya tertawa melihat perdebatan raisa dan afgan

"siapa suruh kamu pulang malam, dan itu alasan aku ga makan"

"aku ga pernah nyuruh kamu nungguin aku"

raisa mendengus "ok, aku ga akan nunggu kamu pulang lagi !" ucap raisa melengos

"permisi, ada yang masih harus saya katakan" ucap dokter, afgan dan raisa menghentikan perdebatan mereka lalu menatap dokter dan mengangguk

"silahkan dok"  ucap afgan dan raisa bersamaan

"bu raisa harus banyak istirahat, makan yang teratur dan jangan melakukan hal yang berat. Karna sekarang_____"

"apa !!" sentak afgan, raisa dan pevita kaget, mereka saling pandang kaget dengan ucapan dokter

"ka afgan, ka raisa...."

"raisa...." Raisa menatap afgan bingung "aku____"

Engingeng bersambung again!! 😔

GARIS TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang