raifgan 16

531 22 6
                                    

raisa membuka pintu kamar dengan pelan, raisa menatap afgan yang berbaring di tempat tidur. dengan langkah ragu raisa mendekat ke afgan "afgan..." raisa manarik pelan selimut yang menutupi wajah afgan dan ternyata afgan tertidur

raisa berjongkok di samping afgan berbaring, tangannya ingin menyentuh pipi afgan namun ia urungkan "maaf" lirih raisa "aku tau aku salah" ucap raisa menangis

raisa berbaring di samping afgan, untuk pertama kalinya bereka tidur dengan saling membelakangi. afgan membuka matanya, sebenarnya afgan pura-pura tertidur 'aku ga ngerti raisa, apa begini caranya kamu buktiin kalau kamu sayang sama aku ?'  sementara raisa, airmatanya masih terus mengalir

06.00

raisa bangun lalu duduk sebentar, raisa menoleh menatap afgan yang masih tertidur membelakanginya "apa kamu masih marah ?" raisa bangkit lalu keluar dari kamar menuju ke dapur untuk membuatkan sarapan untuk afgan

setelah selesai menyiapkan sarapan, raisa duduk di ruang makan sambil menunggu afgan keluar dari kamar

"pagi afgan" sapa raisa tersenyum, afgan hanya menoleh ke raisa lalu mengalihkan pandangannya lagi. Raisa tau afgan masih marah padanya

"afgan, sarapan dulu" ajak raisa, namun afgan tak menjawab hanya mengambil segelas susu yang sudah raisa siapkan

"kamu ga makan ?" tanya raisa sendu, afgan menatap raisa datar "aku ga laper, lagian aku udah telat" ucap afgan lalu pergi, raisa hanya menatap punggung afgan yang semakin jauh keluar rumah

"bukannya hari ini hari minggu, harusnya libur kan ?" pikir raisa lalu berlari keluar rumah untuk menyusul afgan namun terlambat afgan sudah pergi

Raisa kembali masuk ke dalam rumah mengambil kunci mobil untuk mengikuti afgan "itu dia mobil afgan" ucap raisa saat melihat mobil afgan

"ini bukan jalan ke kantor" heran raisa merasa asing dengan jalan yang afgan lalau

"itu rumah siapa ?" tanya raisa saat mobil afgan berhenti di sebuah rumah.

Afgan turun dari mobil, tampak seorang wanita menyambut kedatangan afgan

"rosa" kaget raisa begitu melihat rosa yang keluar dari rumah itu

"bukannya rosa tinggal di apartemen ?" Raisa memegang dadanya saat melihat afgan memeluk rosa ada rasa sakit di hatinya, airmatanya pun turun begitu saja 'kenapa sakit, kenapa nangis ? bukannya ini yang kamu mau, tapi ini sakit' raisa menutupi wajahnya dengan telapak tangan tidak ingin melihat lagi pemandangan di depan sana

"aku harus pulang" raisa memutar arah mobilnya untuk pulang, selama perjalanan raisa tak hentinya memikirkan kejadian yang baru di lihatnya

*******
Afgan masuk ke dalam rumah rosa untuk menenangkan dirinya "kenapa ?" tanya rosa

"aku ga tau apa yang terjadi dengan raisa, dia sangat ingin aku dengan kamu" ucap afgan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa

"aku juga tau gan, semenjak kejadian raisa dia selalu mencoba membujukku untuk menemui kamu"

"ya, raisa pikir itu yang baik buat aku"

"aku bisa tau perasaan raisa gan, sebagai wanita pasti sedih jika mengalami seperti yang raisa alami. tapi kamu jangan nyerah buat yakinin raisa kalau cuma dia yang bikin kamu bahagia"

Afgan menatap rosa "makasih ya sa, kamu memang sahabat yang paling ngertiin aku" ucap afgan memeluk rosa, rosa mengangguk

"sama-sama, gunanya sahabat kan" afgan mengangguk 'walaupun aku pernah berharap lebih, tapi aku tau itu tidak mungkin'

GARIS TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang