Chapter 4

84 5 0
                                    


Gritee masih setia menunggu sahabatnya yang masih enggan untuk bangun, wajah cantik itu terlihat damai dalam tidurnya

"kenapa lo sembunyiin hal ini dari gue prill" gumam gritee menatap sahabatnya yang terbaring lemah di dalam sana lewat dinding kaca

Ingatannya kembali pada pembicaraan nya dengan paman sekaligus dokter yang menangani prilly

"om tau tentang penyakit prilly, tapi kenapa gak pernah cerita sama ite, prilly itu sahabat ite om, om juga tau kan kalau prilly udah gak punya siapa2 lagi" teriak ite emosi

"om tau te, tapi itu sudah kemauan prilly, dia melarang om kasik tau penyakitnya sama siapapun, termasuk kamu" ucap dokter itu berusaha menenangkan keponakannya

"dan om nurutin kemauan dia gitu aja, om tau kan kalau penyakit ini bukan penyakit sepele om, kenapa om nurutin kemauan dia"

"ia, selain karna itu termasuk privasi pasien, itu juga satu satunya cara om bantu dia"

"bantu dia..???  Maksud om..??"

"om sudah memaksa dia untuk memberitahu keadaannya itu pada kamu te, tapi dia menolak, dan dia bilang kalau sampek om bilang sama kamu, dia gak bakal mau mengikuti segala pengobatan yang om anjurkan untuk nya, apa yang bisa om lakukan? Sementara penyakitnya ini benar2 butuh perawatan"

"tapi apa alasan prilly nyembunyiin ini semua om, aku ini sahabatnya om, bukan orang lain,"

"justru karna kamu sahabatnya, dia gak mau buat orang2 di sekitarnya khawatir te" jelas dokter itu

Tumpah sudah semua airmata Gritee,  Gritee benar2 tak menyangka bahwa gadis ceria itu sangat pintar menyimpan rahasianya, bahkan ia yang sering bersamanya tak menyadarinya

"dok detak jantung pasien melemah.." teriakan panik seorang suster menyadarkannya dari lamunannya

Di lihatnya beberapa suster yang  panik memasuki ruangan prilly, diikuti juga oleh seorang dokter yang menanganinya

"om ada apa sama prilly, dia baik2 aja khan..???" tanya gritee panik

"keadaan prilly melemah te, kamu tenang dulu om akan berusaha sebisa mungkin" ucap dokter itu

"om ite mohon selamatin prilly," mohon ite

"om akan berusaha, kamu berdoa semoga semua baik2 aja" ucap dokter itu yang langsung berlalu memasuki ruangan prilly

Lagi dan lagi air mata gadis tomboy itu kembali mengalir, entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan untuk menangisi sahabatnya itu

Tiba2 ia teringat sesuatu, ia langsung meraih HP nya berniat menelfon orang yang wajib tau tentang keadaan ini, walaupun ia masih ingat pesan prilly, namun ia menghiraukannya, ini bukan masalah sepele, jadi orang itu harus tau

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.....

Sudah beberapa kali ite menghubungi orang itu, namun hasilnya tetap sama tak aktif

"kemana sich tu orang" lirih gritee

Masih tak mau menyerah akhirnya gritee memilih menelfon rumah orang itu,

"halo.. "

"akhirnya"batin gritee saat mendengar jawaban dari seberang

"halo bi' ini gritee temennya ali, ali nya ada gak bi" ucap gritee langsung pada tujuannya

"oh non gritee, yach den ali nya udah gak ada di rumah non, baru aja pergi"

"pergi kemana bik?? "

Bila tibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang