Chapter 8

78 5 0
                                    

"lo kemana aja sich, rencana kita khan hari ini, kenapa lo malah ngilang sich" berondong rachel saat melihat kedatangan ali 

Ali duduk dihadapan rachel dengan tatapan sendu, Rachel mengerutkan dahinya saat melihat sikap ali yang tak biasanya

"lo kenapa sich... " tanya Rachel penasaran

"gue gak papa kog" kilah ali

"terus gimana sama rencana kita"

"gagal hel... " lirih ali pelan

"gagal kenapa....?? Ini saat yang tepat untuk dia tahu tentang... "

Ucapan Rachel terputus saat terdengar bunyi ponsel ali, dengan cepat ali mengangkat panggilan itu saat tau siapa yang saat ini menelfonnya

"halo... "

"........ "

"apa..?? Lo serius..??"

"....... "

"oke gue langsung kesana"

Ali langsung mengembalikan ponselnya setelah memutuskan panggilan tadi, wajahnya sedikit berbinar usai menerima panggilan itu

"ada apa...??" tanya Rachel

"sorry hel gue cabut dulu ya..!" pamit ali langsung bangkit

"loch lo kan baru nyampe li... Kita juga belum selesai bicaranya"

"gue lagi ada urusan mendadak hel, dan ini penting banget, sorry ya" ucap ali merasa tak enak

"terus gimana sama rencananya...??"

"gagal hel.."

"bukannya lo yang bilang mau jujur tentang lo dan gue pas ultahnya"

"iya tapi sekarang ini menjadi waktu ya gak tepat hel"

"kenapa...?" tanya rahel masih tak puas dengan jawaban ali

"kapan2 gue cerita, kali ini gue harus cepetan cabut, sorry ya dan thanks udah mau bantuin gue" pamit ali sebelum akhirnya benar2 berlalu dari hadapan Rachel

Rachel menatap kepergian ali dengan tatapan penuh arti

*****.....*****

Sejak beberapa jam yang lalu senyuman tak pernah pudar dari bibir gadis tomboy itu, Gritee

Air mata itu kembali mengalir, namun kali ini bukan air mata kesedihan lagi, melainkan air mata bahagia saat melihat keadaan sahabatnya yang kini sudah sadar

"te.... " sebuah suara serak yang sangat pelan mengusik gritee yang sedang tidur di samping bangkar prilly

Gritee yang memang terlihat lelah dan mengantuk karna semalam pulang malam hanya menggeliat kecil tak menghiraukan suara itu

"tee...." lagi, kembali suara serak itu kembali terdengar, seiring dengan gerakan tangan yang masih di genggam oleh gritee

Gritee mulai mendongak saat merasakan gerakan tangan sahabatnya yang ia genggam, dan hal pertama yang ia lihat adalah senyum tipis prilly di wajah pucatnya

"prilly... Lo udah sadar" ucap gritee tak kuasa membendung perasaan harunya, untuk sesaat ia terdiam tak mampu berbuat apa2,  ia terlalu bahagia melihat keadaan sahabatnya yang sudah sadar bahkan bisa tersenyum padanya

Prilly mengangguk pelan, bibir tipisnya bergerak ingin berbicara namun keadaannya yang sangat lemah membuat suara nya tak terdengar

"lo gak usah banyak bicara dulu ya, gue panggil dokter dulu" pamit gritee

Bila tibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang