Chapter 6

121 5 0
                                    


Ali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, pria itu tak peduli dengan teguran2 yang ia dapat karna mengendarai motor dengan ugal ugalan

Tanpa ada yang tau ada airmata yang mengalir di balik helmnya itu, saat fikirannya kembali teringat pernyataan gritee tadi

Sebuah kenyataan yang benar2 sulit untuk ia percaya

Ali langsung berlari memasuki rumah sakit, tak peduli dengan tatapan aneh orang2 di sepanjang lorong itu, yang ia tau saat ini ia harus cepat sampai di ruangan orang itu memastikan kalau yang di katakan gritee itu salah

Namun saat ia sampai di depan ruang ICU yang transparan, kakinya terasa sangat lemas, ali terpaku dalam perasaannya yang benar2 tak menentu, pria tampan yang tangguh itu dalam sekejap menjadi sangat rapuh saat melihat seseorang yang terbaring lemah di dalam sana

"ini gak mungkin... " gumamnya pelan

Tangannya yang gemetar menyentuh kaca transparan di hadapannya, matanya terpejam seiring dengan airmata nya yang kembali mengalir

Ia benar2 tak sanggup melihat keadaan orang yang ada di dalam sana, beberapa alat bantu pernafasan yang menempel di tubuh mungilnya membuatnya seakan merasakan sakitnya juga

"Ali... "

Ali mendongak dan mendapati gritee yang sudah berdiri di sampingnya dengan pandangan nanar kearah prilly

"sejak kapan te...??" tanya ali tanpa mengalihkan pandangannya

"1 tahun yang lalu li..." lirih gritee

"dan lo baru ngasik tau gue sekarang...??" tanya ali tak percaya

"gue juga baru tau beberapa hari yang lalu.. " ucap gritee

Lagi dan lagi ali memejamkan matanya berusaha menenangkan hatinya,

"sebenarnya sebelum dia pingsan, dia ngelarang gue buat ngasik tau lo, tapi gue gak bisa ngelakuin itu, lo juga harus tau tentang ini" lanjut gritee

Ali hanya diam, ia masih benar2 tak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini, gadis periang yang selalu tersenyum itu, gadis yang tak pernah mengeluh padanya itu ternyata menyimpan rahasia besar dalam hidupnya,  menyimpan sebuah luka yang tak mau ia bagikan pada siapapun

Gritee memandang nanar tubuh ali yang kini sudah ada di dalam ruangan prilly

"gue harap lo cepat bangun, kita sayang sama lo, dan kita gak mau kehilangan lo" ucap Gritee sebelum akhirnya berlalu

.......

Perlahan ali memasuki ruangan prilly, bau obat obatan langsung menyambutnya, di tambah lagi suara mesin pendeteksi jantung yang seakan2 menjadi lagu kesedihan ali

Ali duduk disamping prilly, ia menggenggam tangan mungil gadis penggenggam hatinya itu

"kenapa lo nyembunyiin ini dari gue...???" ucap ali dengan airmata yang kini mengalir

"lo tau, gue suka banget denger omelan lo apalagi pas ada rahasia lo yang ada orang lain tau, sekarang kenapa lo cuma diem aja,harusnya sekarang lo bangun dan omelin gue dan Gritee, karna sekarang kita udah tau rahasia lo"

"gue janji saat lo bangun nanti, gue gak bakal marahin lo, meskipun sebenarnya gue kesal karna lo gak mau jujur sama gue" ucap ali, pria itu masih terus berbicara, meskipun orang yang saat ini ia ajak bicara tak meresponnya

" lo bilang lo mau liburan kan, kenapa lo malah tidur disini" ucap ali, tangannya bergerak merapikan rambut nakal yang menghalanginya menikmati wajah cantik prilly

"tapi gak papa gue gak bakal marah, asal lo cepat bangun dari tidur lo ini"
Masih tak mau menyerah ali terus mengajak prilly bicara meskipun hasilnya hanya di balas kebisuannya

Bila tibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang