Chapter 12

126 5 0
                                    

Ali masih betah berdiri di depan ruang UGD, Menunggu kepastian dari dokter yang saat ini sedang menangani prilly di dalam sana

Berkali2 ali mengacak rambutnya kacau saat perasaan bersalah itu muncul, ya Ali merasa bersalah atas keadaan prilly saat ini,

"ini semua gara2 gue... " racaunya tak jelas

Pria tampan itu terlihat kacau, ada beberapa bekas darah di kemejanya, sementara wajah tampannya kini terlihat sendu dengan adanya bekas air mata disana

"Bertahan prill..." lirihnya pelan

Berkali kali ia melihat kearah pintu UGD berharap dokter yang menangani prilly keluar dengan membawa berita baik untuknya, namun nyatanya setelah setengah jam ia berdiri dan menunggu, dokter itu juga belum keluar

"Ali...."
Ali menoleh cepat saat mendengar namanya di sebut, dan dia melihat gritee berlari tergesa menghampiri nya, diikuti pembantu suruhannya

"Gimana keadaan prilly..??"

"Dokter belum keluar" jawab ali dingin

Mendengar penuturan ali membuat gritte merasa bersalah karna tak menjaga sahabatnya itu

"Maafin gue li, gue gak bisa jagain sahabat gue sendiri" lirih gritee

"Bibik juga minta maaf den, bibik gak bisa jaga non prilly.." sambung bibik yang juga merasa ikut andil

"Ini bukan salah kalian, ini salah gue, gue gak bisa bersikap tegas sama dia, coba tadi gue langsung bawa prilly pulang, dia gak bakal kayak gini" ucap ali sedih

"Li..."

"Aaarrrrgggh...." erang ali yang langsung menonjok tembok di depannya dengan keras,

"Lo gak usah nyalahin diri lo, kita berdo'a aja supaya  prilly baik2 aja" ucap gritee menenangkan

Gritee benar2 tak tega melihat keadaan ali  saat ini

Kleek....

Suara pintu terbuka yang diikuti keluarnya seorang dokter menyadarkan ali, pria itu langsung menghampiri sang dokter dengan perasaan campur aduk

"Gimana keadaan prilly dok... dia baik2 aja khan dia udah sadar khan dok...?" Tanya Ali beruntun,

"Om kenapa cuma diam aja, jawab om prilly baik2 aja khan...??" Tanya gritee tak sabar

Dokter sekaligus paman dari gritee itu menghela nafas berat melihat 2 orang di depannya ini, ada perasaan tak tega jika ia harus mengatakan kenyataannya

"Dok..."

"Om.."

Ucap ali dan gritee bersamaan karna tak juga mendapat respon dari pamannya

"Dia kritis.. "

2 kata yang berhasil membuat pertahan ali runtuh seketika, begitupun dengan gritee yang ada di sampingnya

"Jantung prilly sudah sangat lemah, kita berdo'a smoga masih ada keajaiban, prilly bisa melewati masa kritisnya....."

Ali hanya terdiam, fikirannya terus tertuju pada prilly gadis penggenggam hatinya yang sedang terbaring di dalam sana

"Apa aku boleh melihatnya om..." tanya ali

Dokter itu menggeleng pelan

"Untuk sementara tidak boleh li, karna pasien masih dalam masa kritisnya, kmu bisa melihatnya setelah prilly melewati masa kritisnya" jelas dokter itu

"Kapan om...?"

"Entahlah..."

"Om gritee mohon lakukan apapun supaya prilly sembuh, aku gak mau kehilangan prilly" ucap gritee

Bila tibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang