Chapter 5

95 5 0
                                    


Tettt... Tettt...

Semua siswa berhamburan keluar saat bel istirahat berbunyi, mereka langsung meninggalkan kelasnya yang sudah membuat otak mereka panas dengan rumus2 angka yang membuat mereka pusing

Berbeda dengan siswa di pojok sana, seorang  siswa laki2 yang enggan beranjak dari tempatnya meskipun kelasnya sudah sepi

Ali, ya dialah satu satunya siswa yang masih berdiam di kelasnya, pria itu hanya memainkan HP di tangannya, memutar2nya tak jelas untuk mengisi kebosannya yang sudah 3 hari ini menghinggapinya

Sesekali ia melihat pesan dari seseorang yang membuat uring2 ngan itu, pesan yang ia dapat 3 hari yang lalu sebelum akhirnya ia tak mendapat kabar sama sekali

Sebenarnya ia merasa aneh dengan pesan itu, namun ia menghiraukannya karna dengan begitu ia bisa menjalankan urusannya dengan rahel, walaupun sebenarnya ia merasa ada yang hilang

"bengong mulu lo, mikirin apaan sich" teguran dari orang yang sudah duduk dihadapannya menyadarkan ali

"prilly, sampek hari ini dia belum ada kabar" keluh ali pada orang di hadapannya

"bukannya dia udah ngasih kabar ke lo, kalau dia lagi ada urusan"

"iya sich, tapi itu 3 hari yang lalu hel," keluh ali lagi, rahel hanya menggeleng pelan melihat kelakuan pria didepannya ini

Ya Rahel lah yang kini sedang bersama ali, sudah beberapa hari ini rahel memang terlihat sering bersama ali

"atau jangan2 dia kayak gitu sama lo karna gue lagi"ucap rahel

"ya gk mungkin lach, lagian dia bukan cewek kayak gitu" bela ali, ingatannya sejenak tertuju pada gadis mungil bermata hazelnya

"iya sich, tapi gue beneran gak enak sama dia"

"lo tenang jha, lagian dia udah tau kog"

"hach...???  Jadi lo udah ngasik tau dia?? " tanya Rahel kaget

"iya sich, tapi gak semuanya"

"gue kira lo juga ngasik tau tentang gue"

"ya gak lah... "

Keduanya larut dalam obrolan yang berhasil mengusir kebosanan ali, membicarakan soal urusan yang sedang mereka kerjakan

Bahkan mereka tak sadar kalau sejak tadi ada orang yang memperhatikan keduanya

Dia adalah Gritee, dia mendengar semua obrolan rahel dan ali sejak rahel masuk tadi, yang membuatnya ia geram melihat sikap ali

"Ali... "

Ali langsung menoleh cepat saat mendengar namanya di panggil, dan di lihatnya gritee yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajah datarnya

"Gritee... " ucap ali kaget

"gue mau ngomong sama lo... " ucak gritee yang langsung berlalu dari hadapan ali

Sementara ali di buat bingung dengan sikap dingin gritee yang tak seperti biasanya, namun ia masih tetap mengikuti gritee, meninggalkan rahel yang juga terlihat bingung, sama sepertinya

Ali segera menghampiri Gritee yang sudah duduk menunggunya di bangku taman

"jadi gara-gara dia...???" tanya gritee to the point

Ali mengerutkan dahi bingung saat mendengar pertanyaan ambigu gritee

"apa maksud lo...??" tanya ali

"gak usah pura2 gak ngerti dech li" ucap gritee yang kini menatap ali penuh emosi

"gara2 rahel khan lo jadi gak peduli lagi sama prilly" lanjut gritee mengeluarkan kekesalannya

Ali semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan gritee, mana mungkin ia tak peduli lagi dengan prilly pikirnya bingung

Ali juga tak mengerti mengapa gritee menyebut nama rahel, sementara ia sendiri juga tak tau apa masalahnya

"kenapa lo jadi bawa2 nama rahel sich"

"karna kenyataannya memang begitu, gara2 cewek kegatelan itu lo gak peduli lagi sama sahabat lo"

"jaga bicara lo te, rahel bukan cewek seperti yang lo kira" bela ali yang tak terima dengan ucapan gritee

"dan lo salah kalau lo bilang gue udah gak peduli lagi sama prilly, prilly sahabat gue, dan gue tau apa yang harus gue lakuin sama dia" lanjut ali

"kalau lo peduli sama prilly kenapa lo malah enak2an pacaran saat dia butuh lo, bahkan lo gak sadar ada gak nya prilly di sekitar lo"

"gue gak pernah pacaran, dan gue juga sadar kepergian prilly beberapa hari ini" sanggah ali tak terima dengan tuduhan tak berdasar gritee

"oh ya..?? Kalau lo tau, kenapa lo cuma diem aja hah... "

"karna gue tau, prilly butuh sendiri, jadi gue biarin dia nikmatin liburannya tanpa ada gangguan dari gue"

Gritee tertawa hambar mendengar ucapan konyol ali, membuat ali semakin bingung saja

"butuh sendiri..??  Liburan...??  Dari mana lo tau..???"

"dia sendiri yang ngasik tau gue, 3 hari yang lalu.. " ucap ali, iya menyerahkan HP nya pada Gritee, agar gadis itu tak berfikir buruk tentangnya

Li gue mau liburan, jangan ganggu gue dulu, biarin gue bebas dari ketengilan lo yang nyebelin itu ✌✌, jangan marah ya pak, nanti pulangnya gue bawain oleh2 yang banyak  😉😉

Tumpah sudah airmata Gritee yang sejak tadi berusaha ia tahan, setelah ia membaca pesan prilly di HP Ali, begitu pandainya prilly menyembunyikan keadaannya, bahkan ia yakin, di lihat dari waktunya, prilly mengirimkan pesan itu saat ia kesakitan kemaren

"dan lo percaya gitu aja li.. " tanya gritee, ali hanya mengangguk, ia semakin bingung apalagi melihat Gritee yang tiba2 menangis setelah membaca pesan prilly

"berapa tahun lo sahabatan sama prilly sich li..  Kenapa lo gak bisa peka sama sikap prilly"

"sebenarnya ada apa sich te, gue bingung dengan sikap lo, lo dateng dan nuduh gue gak peduli lagi sama prilly, dan lo juga nangis saat liat pesan prilly, ada apa dengan prilly..??" tanya ali yang mulai khawatir

"te..  Bilang sama gue ada apa..??" tanya ali saat melihat Gritee hanya menangis,

"prilly sakit li, tepat setelah dia ngirim pesan itu sama lo, dia di bawa ke rumah sakit, dan sampai saat ini dia belum sadar," ucap gritee yang berhasil membuat ali terpaku dalam keterkejutannya

Sakit..?? 3 hari yang lalu.. Belum sadar, entah kenapa tiba2 otak cerdas ali menjadi lemot, bahkan hanya untuk mencerna 3 kata dari  gritee yang mengelilingi otaknya

"dia koma li...,. "

*****

Bila tibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang