Sudah enam tahun aku bertetangga dengan seorang namja yang kucintai. Tak pernah absen ku untuk selalu duduk manis di balkon lantai dua hanya untuk melihat seorang pria diseberang sana. Entah dia sedang menyirami tanaman, keluar masuk dari rumahnya, dan lain lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara pagar rumah milik keluarga Kim bagaikan alarm bagiku. Ya, setiap kali bunyi decitan pagar itu muncul, dengan sekejap aku berlari mengintip siapa gerangan yang membuat pagar teesebut berbunyi. Aku melakukan hal bodoh seperti itu hanya karena ingin melihat seseorang yang kucintai sejak pandangan pertama.
-----Near But Far-----
Enam tahun silam keluarga Kim pindah di seberang rumahku. Ayah dan ibuku membantu tetangga barunya itu untuk menata perabotan rumah. Sementara aku? Aku membawa sekotak kue beras dan kutaruh di meja ruang tamu keluarga Kim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pada saat itulah pertama kalinya aku melihat seorang namja berusia empat belas tahunan sedang duduk di sofa sambil membaca komik. Aku memandanginya tanpa sepengetahuannya, hingga dia menyadari bahwa sedari tadi aku terpaku padanya lalu dia balik memandangku. Sontak aku kaget dan langsung memalingkan wajahku.
"Kenapa masih disini? Ngomong-ngomong, terimakasih kuenya." Katanya kemudian membuka tutup kotak dan terdapatlah selusin kue beras.
Aku memberanikan diriku untuk berkenalan dengannya.
"Namaku (you) dan siapa namamu?" Aku mengulurkan tanganku antusias. Namja berambut coklat itu berdiri lalu membalas uluran tanganku.
"Namaku Kim Tae Hyung." Jawabnya singkat. Aku tersenyum. Namun Tae Hyung hanya membalas senyumku dengan senyum tipis.
Sejak hari itu juga, aku menyatakan pada hatiku bahwa aku menyukainya.
