Intepreter (pt. 2)

1.6K 237 31
                                    


Tempat apa ini?

Ke... kenapa... isinya...













TUJUH MAS2 KORIYA DENGAN PELUHNYA YANG...








MEMBUATKU....








INGIN MENERKAMNYA SATU PERSATUUUUU!!!!!



"Gamsahamnida noona.."

Seorang pria berpeluh mengucapkan terimakasih dan membungkukkan badannya kepada wanita berisi itu.

Aku masih diam memandangi siapa yang telah memintaku kemari.

"Ya! Kau.. Amelia-ssi?" Sapanya.


DEG

DEG


DEG

"Naega?" (Aku?)

Kumasih terkejut akan ketidak percayaan yang benar2 nyata dan menghasilkan sebuah mimik komuk yang menghiasi wajahku.

"Eung? Ah.. ye.. ada apa Tae Hyung-ssi?"

Kau bisa bayangkan bagaimana perasaanmu saat biasmu menghampirimu dengan eye contactnya



Sungguh mematikan


Aku tidak bisa mengontrol degup jantungku yang membara. Membara layaknya bulterune

"Aku ingin berkata sesuatu padamu sebelum aku pergi ke hotel. Ngomong2 terimakasih atas terjemahannya. Kau sangat membantu kami Amelia-ssi... bukankah begitu hyung?"

"Ah? Ye! te-ri-ma-ka-sih." Sosok yang disebut hyung oleh Tae Hyung adalah Jin. Dia mengucapkan terimakasih dalam bahasa indonesia padaku. Meski tak begitu lancar.

Jin kemudian membungkukkan badannya padaku. Sontak aku langsung membalasnya kemudian tersenyum.



aku begitu terharu.. ya.. aku terharu karena diriku yang bisa menggapai mimpiku yang kupikir hanya angan2 semata..




"Tae Hyung-ah! Ambil barang2mu. Kita kembali ke hotel sekarang." Perintah seorang namja bantet bernama Park Jimin.

"Chakkaman! Kalau begitu.. tunggu aku di van, arra?"

"Ah.. geurrae." (Baiklah) Jawab Jimin kemudian beranjak meninggalkan ruangan.

"V hyung! siapa dia? Cantik juga."



Astaga... kumohon padamu Jungkook.. jangan membuatku... salting.

"Ya Jungkook-ah! Jangan ganggu mereka hihihi"

Mulai deh.. jehop tbtb nyaut mulai ngomong ngasal.. untung ganteng-_-

Semua member tertawa. Begitu juga Tae Hyung. Sepertinya dia tak menggubris omongan2 mereka yang menggodanya. Dia tetap berada di hadapanku.






CKLEK!

Kini hanya kami berdua di ruangan ini. Entah kenapa suhu ruangan terasa panas. Ah.. atau badanku saja yang panas?

"Amelia-ssi.. A.. apakah kita bisa bertemu lagi?" Kata Tae Hyung sambil memegang pundak kananku. Kulihat sorot matanya yang sendu saat menyadari bahwa kami akan berpisah.

"Tentu saja bisa, Tae Hyung-ssi. Kalau Tuhan mengijinkan.. kita pasti akan bertemu lain waktu."

Aku tersenyum tulus padanya. Kurasa, kami terlihat sangat dekat. Aku tidak ingin berpisah darinya. Biasku.. aku sudah berjuang hingga aku bisa berdiri di hadapannya.

Short Fanfics ㅡkth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang