Regret (pt. 2)

1.3K 179 38
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak^^

Ini part rada panjang jadi jangan smpe bosen ya:')


















"Dia adalah Im Dahyun, kekasihku. Dan anak itu adalah putra kami, Kim Taehyun."

DEG!

Bodoh. Kenapa aku tidak tahu kalau ... ah! Pernyataannya ... sangat santai. Begitu santainya sampai membuat hatiku serasa tercabik. Aku memegang dadaku karena terasa sesak tiba-tiba.

"Ah ... begitu." Hanya kalimat itu yang dengan susah payah kukeluarkan dari mulutku. Aku menyunggingkan senyuman tipis kepada mereka. Miris.

"Sayang, kau bisa tidur dikamarku." Taehyung membantu mengangkat koper kekasihnya kemudian mereka berjalan ke kamar bersama.

"Taehyung-ah, lalu bagaimana dengan istrimu?" Tolonglah Dahyun, jangan panggil aku istrinya. Kau berkata begitu terlihat seperti jalang yang merebut suami orang. Huh.

"Aku ... aku akan tidur di kamar tamu," timpalku dengan-terpaksa-santai.

Taehyung pun merangkul pundak wanita bersurai coklat keemasan itu dengan tersenyum ke arah mereka-Dahyun dan Taehyun-senyum yang tak pernah ia tunjukkan padaku, senyum yang akan aku rindukan esok. Meski tidak untukku.



oOo



Aku terbangun lebih pagi hari ini. Selain bertugas menyiapkan sarapan lebih banyak, juga kejadian semalam yang membuatku enggan untuk beralih ke dunia fantasi.

Dengan setelan piyama berwarna peach, aku berjalan gontai menuju dapur. Untung saja jarak kamar tamu dengan dapur tidak terlalu jauh, jadi setelah memasak aku langsung memakan sarapanku di kamar tanpa melihat mereka. Entah, melihat pria yang kucintai bersama wanita lain apalagi memiliki anak tanpa ikatan yang jelas membuat perasaanku kalang kabut. Sakit, Sesak, dan Shock.

"Eung? Dahyun-ah?" Aku mengusap kedua mataku yang berat menahan kantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eung? Dahyun-ah?" Aku mengusap kedua mataku yang berat menahan kantuk. Samar-samar aku melihat Dahyun menyalakan kompor. Aku segera menghampirinya karena memasak adalah tugasku.

"Dahyun-ah, biar aku saja yang memasak," kataku kemudian menepuk pundak kanan wanita itu yang terekspos.

"Tidak. Aku ingin Taehyung sarapan dengan masakanku," sahut Dahyun tanpa menoleh ke arahku. Ia masih berkutat pada wajan berisi minyak yang dipanaskan.

"Kau mau memasak apa?" Aku penasaran apa yang ia masak. Apakah minyaknya sesuai dengan takaran?

"Bukan urusanmu," katanya sambil melirikku sekilas, "buat saja makananmu sendiri."

"Tapi apakah ka--"

"Kau meremehkanku? Hm ... Sena-ya, baru pertama bertemu saja kau sudah berfikir buruk tentangku. Cih ... pantas saja kekasihku tidak suka padamu meskipun kalian sudah tinggal bersama selama setahun."

Short Fanfics ㅡkth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang