Kim Tae Kwan (pt.2)

1.3K 221 18
                                    

Tiba2 kurasakan setetes air mata mengalir dari pelupuk mataku. Aku mengelus puncak kepala Taekwan pelan.

Perasaan apa yang kualami saat ini?



-----Kim Tae Kwan-----



Brrrmmmm

Aku dan Taehyung melihat mobil silver itu berlalu. Aku semakin merasa terpojok. Aku takut jika dicap sebagai orang ketiga dalam rumah tangganya.

kulirik Taehyung yang menatap mobil itu dengan tatapan tajam.


"Cih! Jika bukan karena perjodohan ini, aku tidak akan sudi denganmu." Taehyung menggerutu cukup keras. Sepertinya ia tidak peduli apakah aku mendengarnya atau tidak.


Perjodohan?



-----Kim Tae Kwan-----



Cklek!

Taehyung membuka pintu kamarnya. Mempersilahkanku untuk membaringkan Taekwan yang tertidur di gendonganku.

Setelah kejadian di trotoar tadi, Taehyung mengajakku ke kerumahnya karena sepertinya Taekwan benar-benar tidak ingin aku pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kejadian di trotoar tadi, Taehyung mengajakku ke kerumahnya karena sepertinya Taekwan benar-benar tidak ingin aku pergi.


"Dimana istrimu?" Tanyaku kemudian membaringkan Taekwan di ranjangnya.

"Di apartemen mungkin. Ah aku tidak peduli." Jawabnya sembari merenggangkan lilitan dasinya.

"Ish.. kau tidak boleh begitu. Pikirkan Taekwan. Bagaimana rasanya jika dia melihat orangtuanya bertengkar."

"Bahkan Taekwan tidak mengenali ibunya."


SKAK!


Aku terdiam. Aku tidak mampu membalas ucapannya lagi. Kupandang si kecil Taekwan yang terlelap. Wajahnya masih sembab, ku elus pipinya pelan dengan posisiku yang terduduk di tepian ranjang.


"Aaahh.." Taehyung menghela nafas lega saat ia merebahkan tubuh kekarnya di sebelah Taekwan.








"Taehyungssi.. ak.."

"Bicara informal saja."

"A..ah..baiklah..Taehyungah.. Taekwan sudah tidur. sebaiknya aku pulang dulu." Kataku kemudian beranjak keluar dari kamar.















"Jangan pergi."

Tiba-tiba kurasakan tangan kananku digenggam olehnya. Akupun berbalik dan menatapnya bingung.


"Biarkan Taekwan merasakan kenyamanan yang kau beri."


Taehyung menatapku lekat. Membuat jantungku berdebar. Aku benar-benar gugup ditatapnya seperti itu.










Ah.. perasaan apa ini?!










"Ta..tap..tapi.."












"Jadilah istri yang kuimpikan."


DEG!



Mataku membulat sempurna. Aku sangat terkejut bukan kepalang. Pernyataannya yang to the point itu membuat bulu romaku berdiri.


"Kau pasti mendengar ucapanku saat di trotoar tadi. Kau tau? Itu sangat membuatku tidak betah. Perjodohan sepihak yang sama sekali tidak diinginkan olehku, juga keluargaku. Pernikahan kami semata-mata hanya untuk mempertahankan kerjasama perusahaan. Tanpa kerjasama dengan perusahaan appaku, keluarga Subin pasti sudah hancur sekarang."


Aku menunduk memalingkan wajahku. Aku tidak kuat jika terus-terusan menatapnya. Mendengar pengakuannya ini membuat pikiranku campur aduk.


"Sekarang yang memegang saham perusahaan appaku adalah aku. Jadi aku bisa melakukan semauku untuk menghilangkan benalu di hidupku..."

"...dan bisa kupastikan bahwa keluargaku akan setuju dengan keputusanku..."

"...termasuk menikahi wanita yang benar-benar kucintai..."













"...kau tau satu hal? Aku telah bercerita pada eomma dan appaku tentangmu. Tentang perkenalan kita sejak tempo lalu.."


Aku mendongak dan kembali menatapnya. Kini aku yakin dengan perasaan yang kualami sejak pertama kali aku bertemu dengan Taehyung.








"Aku mencintaimu, Seo Hyejung."

"Aku juga mencintaimu, Kim Taehyung."


Terukir senyum manis di bibirnya. Aku juga membalas senyumnya dengan senyum tulusku. Kemudian ia mendekatkan wajahnya, Mengecup keningku singkat. Lalu kembali menatapku sambil menangkup pipiku.


"Kaulah wanita yang selama ini kucari untuk menjadi istriku."

"Kau adalah pria yang kucari untuk menjadi pendampingku suatu hari nanti."



Dari sekian banyaknya pria yang menawarkan cintanya untukku,










Hanya dia










Yang kuterima.

Dengan setulus hati.


"Uuggh~ eomma~" suara lenguhan kecil terdengar. Aku dan Taehyung sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Kemudian kami saling beradu pandang.

"Eomma datang sayang!" Kata Taehyung dengan semangat.


Hmp!


"KYAAAA! KAU!" Aku terkejut ketika Taehyung tiba-tiba membopongku dan membawaku ke ranjang setelah ia berkata.

Perlakuannya ini membuat pipiku memerah.

"Ugh~ eomma~"

"Sshht ssht ssht" aku mendesis pelan dan mengelus keningnya dengan ibu jariku untuk menenangkan Taekwan.


Sedangkan Taehyung, ia berbaring ke samping kiri. Menghadap ke arahku dan Taekwan.


"Taekwannie~ sebentar lagi kau akan memiliki adik! Kau tidak akan sendirian lagi!"

"MWO?!"



-END-



Hiii see u next fanfic! Tbh Kumasih blom dpet cahaya illahi buat nulis ff selanjutnya:v

Thx yg udh baca! Jgan lupa vote+comment!^^ bcoz vomment kalian sangat berharga:')*alay gumoh*

feedback? Ask ajaa

Short Fanfics ㅡkth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang