That's Cool Too

3K 119 10
                                    

"Batz.." ucap Nae menghampiri
"Hmm..."
"Bukunya ga ada. Susah nyarinya"
"Ga sesusah aku dapetin cinta kamu"
Batz berbicara namun masih fokus dengan bukunya.
Nae diam.

Batz menaruh bukunya.
"Sudaaahhh.. Yuk. Mau makan es krim loooh. Mau ga?" ucap Batz kembali ceria
Nae tersenyum lalu mengangguk.
"Oke. Ayok"

Sesampainya di tukang es krim.
"Bang, es krim nya dua ya" ucap Nae
"Mau rasa apa, mb?"
"Aku vanila aja. Kamu?"
"Raaa cinta dia yang ga pernah pudar ada, Pak?"
Wajah Nae bersemu merah.
Bapak es krim tertawa.
"Aku coklat aja, Pak"
Batz tersenyum sambil melirik ke arah Nae. Sementara Nae mengalihkan wajahnya yang sudah memerah.

Batz melihat jam, 5 pm.
"Mau pulang?" tanya Batz
"Dinner?" tawar Nae
Batz tersenyum lalu mengangguk.

Sesampainya di resto.
Batz memperlakukan Nae dengan santun.
"Batz.." ucap Nae ketika makan
"Ada apa?"
Batz menatap Nae dengan mulut penuh makanan.
Nae tertawa.
"Habiskan dulu"
Nae menutup mulutnya menahan tawa. Batz mengangguk.
"Maaf. Ada apa?"
"Kamu yakin terus ngedeketin aku?"
"Gatau. Kan ini baru awal. Aku gamau sombong. Rasaku pasti ada lelahnya. Tapi itu gatau kapan. Aku pacaran sebelumnya, mereka yang mengatakan perasaannya. Jahat? Terserah. Aku hanya ingin mereka merasa bahagia dengan cinta yang mereka punya. Meski hanya sebentar, setidaknya aku sudah membuat mereka bahagia. Cinta? Gak. Kamu yang pertama. Tapi aku tetap memperlakukan mereka sebagai pacarku"
Nae diam.
"Sudahlah. Aku malas membahasnya. Aku masih akan mencintaimu. Gatau sampe kapan. Aku masih akan terus perhatian denganmu. Kamu membalas, aku senang... Or ignore me, that's cool too"
Nae kembali terdiam.
"Maaf membebani pikiranmu. Yuk aku antar pulang" ucap Batz berdiri.
Nae mengangguk dan berdiri.
Batz menunggu Nae berjalan dan Batz berjalan di samping Nae.
Nae menutup matanya menghela napas lalu menggenggam erat jari Batz. Batz membalas genggaman Nae dan mengusap punggung tangan Nae dengan ibu jarinya.

Batz melepas genggaman tangan mereka saat sudah membukakan pintu untuk Nae.
Batz menjalankan mobilnya.
Di tengah jalan, Nae mengambil tangan Batz, menggenggamnya dan menaruhnya di atas pahanya.

Mereka saling mengusap tangan dalam diam. Batz fokus menatap jalan sedangkan Nae membuang wajahnya ke arah pintu.

Sesampainya di rumah Nae.
"Aku turun ya. Kamu hati-hati di jalan" ucap Nae belum melepaskan genggaman mereka.
Batz mengangguk.
"Iya. Tidur yang nyenyak ya"
Nae tersenyum.

Batz merasakan hangat dan wanginya napas Nae. Bibirnya sedang dihisap oleh Nae.

Setelah tersenyum, Nae menarik tengkuk Batz dan mencium bibir Batz. Batz kaget. Setelah dirasa kaget Batz hilang, Nae menghisap bibir atas Batz lalu bibir bawahnya. Batz akhirnya merespon ciuman Nae. Ia menghisap bibir atas Nae. Ia menarik pinggang Nae agar lebih dekat. Nae menarik tengkuk Batz agar lebih dalam. Mereka mengambil oksigen sebentar lalu kembali berciuman. Sangat lama. Saling enggan melepaskan.

15 menit kemudian. Nae melepas ciumannya lalu mencium kilat bibir Batz. Batz menatap dalam mata Nae, Nae memperhatikan bibir Batz dan mengusapnya dengan ibu jarinya. Lalu Nae menatap mata Batz. Batz mencium kening Nae lama dan Nae menutup matanya.

Batz melepas ciumannya.
"Masuklah" ucap Batz mengelus rambut Nae.
Nae mengangguk.
Setelah Nae masuk ke dalam rumah, Batz mengendarai mobilnya pulang.

Di perjalanan, Batz memegang bibirnya lalu dadanya.
"Aku jatuh cinta" gumam Batz

Di rumah Nae.
"Siapa dia?" Ucap Mamah
"Namanya Batz" ucap Nae mengambil minum
"Ciuman pertamamu?"
Nae mengangguk
"Kenapa ga diajak masuk?"
"Sudah malam"
"Sudah jadian?"
Nae menggeleng
"Kenapa?"
"Jangan tanya itu lagi, Mah"
"Baiklah. Kenalkanlah. Mama setuju"
"Aku belum tau"
"Kamu memberikan ciuman pertamamu. Mamah paham kamu, Nae. Berhenti menyalahkan dirimu"
"Sudahlah. Aku mau tidur"
"Batz anak baik sepertinya"
"Memang"
Nae berlalu ke kamarnya meninggalkan Mamahnya yang sudah menghela napas.

Black WhiteWhere stories live. Discover now