"Aom beli sarapa dulu, Mah" ucap Aom
Mamah mengangguk"Mah.." ucap dr. Jeab
"Jeab.. Gimana Batz, nak?"
"Kenapa bisa gini? Stres, kurang tidur telat makan ini pemicunya"
"Masalah percintaan"
"Astagaaaa. Mana pacarnya?"
"Ini. Sini Nae"
Nae mendekati Mamah.
"Ini Nae. Pacarnya Batz"
"Nae... Jeab"
Mereka saling memperkenalkan diri"Bentar lagi dia siuman. Tapi dia harus tidur dan jangan banyak pikiran. Tes selanjutnya ya, Mah"
"Mamah sih terserah aja. Yang terbaik"
"Baiklah. Kalian boleh masuk. Aku ada operasi jam 8. Kabari aku ya, Mah" ucap Jeab memeluk Mamah
"Makasi ya, nak. Iya nanti Mamah kabari"
Jeab mengangguk.Mamah dan Nae masuk. Melihat Batz sudah di infus. Tak lama Aom datang membawa makanan.
"Sarapan dulu, Mah, Ne. Jangan buat Batz sedih melihat keadaan kalian"
Mamah dan Nae mengangguk. Mereka sarapan bersama.Batz membuka matanya dan melihat orang-orang yang ia sayang.
"Nae..." Batinnya sedih melihat keadaan Nae yang berantakan
"Mah..." Ucap Batz
"Batz..." Ucap mereka kompak dan Mamah langsung menghampiri.
AomNae juga ikut berdiri dan menghampiri."Sayang..." Ucap Nae memegang tangan Batz
Batz hanya diam membiarkan.
"Ada apa sayang?" Tanya Mamah
"Gpp. Batz ngantuk. Batz tidur lagi ya"
Mamah mengangguk lalu mencium kening Batz.
Nae mendekat dan mencium kening Batz.
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Lekas sembuh, sayang" gumam Nae
Batz yang belum tertidur mendengar omongan Nae dan meneteskan air mata. Nae menangis melihat keadaan Batz. Ia menghapus air mata Batz lalu mencium kilat bibir Batz. Batz diam saja.Aom dan Mamah menghela napas melihat pemandangan didepan mereka.
Siang hari.
"Nae.. Makan dulu, nak" ucap Mamah
"Iya, Mah. Nanti aku makan" ucap Nae yang daritadi masih memegangi tangan Batz dan sesekali menciuminya.
"Makan dulu, Nae. Batz juga pasti gamau ngeliat kamu sakit karna telat makan"
"Tapi, Mah..." Tangan Batz menggenggam balik tangan Nae
"Batz.. Sayang.. Ada apa, b?" Ucap Nae sambil mengusap lembut tangan Batz
Batz membuka matanya, ia menatap Nae.
"Makan dulu.." Ucap Batz lemah
Nae tersenyum. Ia mencium kening Batz lalu bibir Batz kilat.
"Baiklah. Aku makan dulu ya"
Batz menganggukMamah menggantikan posisi Nae. Sementara Nae makan bersama Aom. Tatapan Nae terus ke Batz. Sementara Batz berbicara dengan Mamah.
"Kamu ikut tes selanjutnya ya?" Ucap Mamah
"Harus ya?"
"Batz.. Keadaanmu saat ini perlu tes itu"
"Kan cuma saat ini. Batz gpp loh, Mah"
"Ga, Batz. Ikut ya"
"Emang Batz punya pilihan lain?"
Mamah tersenyum hambar.
"Dia pacarmu? Cantik. Selesaikanlah. Masalah kalian memperburuk keadaanmu"
"Iya. Dia pacarku. Aku sakit hati, Mah. Dia memangku dan memeluk wanita lain"
"Astaga, Batz. Cuma masalah itu?"
"Dia bilang ga akan nyentuh wanita lain, Mah"
"Mungkin itu sahabatnya"
"Kenapa ga bilang?"
"Bukannya hp mu mati kemaren?"
"Gatau lah"
"Mamah yakin cinta kalian lebih besar dari masalah kalian. Kamu yakin siap keilangan dia?"
Batz menggeleng
"Batz cinta dia, Mah"
"Selesaikanlah"
Batz mengangguk"Aom, temani Mamah urus admin yuk"
"Baik, Mah"
"Makasi, Mah" ucap Nae mengerti maksud Mamah
Mamah tersenyumNae menghampiri Batz.
"Sayang.. Maafkan aku sampai membuatmu seperti ini"
Batz hanya diam
"Darin itu sahabatku SMA. Kami sudah lama tidak bertemu. Iya, salahku harus memangku dan memeluknya. Maafkan aku. Aku janji itu yang terkahir, sayang. Sungguh, maafkan aku. Aku sangat mencintaimu" ucap Nae menciumi tangan Batz
YOU ARE READING
Black White
Fanfictionhitam dan putih adalah mutlak. abu hanyalah perpaduan keduanya.