Cemburu Maut

2.1K 83 1
                                    

Usai kentjan.
"Langsung pulang, sayang?"
Nae mengangguk.
"Oke. Besok aku jemput. Ke kampus bareng"
Nae mencium bibir Batz.
"Makasi hari ini. Iya, besok ku tunggu.  Kamu pulanglah. Pasti hari ini lelah"
"Iya, sayang. Nanti aku kabari"
Nae mengangguk. Batz mencium bibir Nae.

Seminggu kemudian.
"Gimana, Zee?" tanya Batz yang sedang merangkul Nae
"Complete"
"Sip. So?"
"Now"
Batz mengangguk

"Rumahmu terkepung!" teriak Zee
"Shit! Gimana bisa?" kesal seseorang
"Menyerahlah. Jangan melawan. Atau aku akan memakai kekerasan"
"Brengsek!"
Pasukan Zee masuk perlahan. Anak buah orang itu tumbang satu-persatu.

Zee masuk.
"Hai, Mike" ucap Zee
"Kamu? Zee?" ucap Mike
"Ya, aku. Ternyata kita di jalan yang berbeda. Kenapa, Mike?"
"Ayolah, Zee. Bukankah kita cukup dekat?"
"Tidak untuk ranah hukum, Mike"
"Apa masalahku?"
"Ingat dia?"
Nae masuk bersama Batz.
"Gista???" ucap Mike sedikit kaget
"Aku Nae, adiknya kak Gista"
"Hah? Kalian sangat mirip"
"Terima kasih"
"Kenapa, Mike?"
"Apanya?"
"Sudahlah, jangan berkelit. Aku punya bukti kuat. Ditambah anak buahmu sebagai saksi"
"Shit!"
"Bukankah kamu mencintainya?"
"Kamupun tahu itu, Zee"
"Lantas mengapa?"
"Cemburu. Kamu tahu? Aku menyesal. Sangat menyesal. Aku hanya ingin memberinya pelajaran padanya. Tapi aku tidak tahu mengapa seperti ini jadinya. Aku sungguh menyesal"
"Kamu selalu pencemburu"
"Iya. Itu masalahnya. Aku membunuh anak buahku yang melakukannya. Aku mencintainya, Zee. Namun aku takut untuk mengakui kesalahanku"
"Lantas? Harus dunia hitam? Bukankah kita berjanji tidak akan menyentuh barang itu?"
"Aku kalut, Zee. Aku benar-benar kehilangannya. Sampai sekarang, aku tidak menggantinya dengan siapapun. Pelampiasanku ke barang itu. Putihku hilang, Zee karna kebodohanku"
"Maafkan aku, Mike. Tapi kamu bersalah"
"Iya. Aku tahu. Aku terima, Zee. Tapi aku dapat bersamamu kan? Aku butuh teman curhat, Zee. Bantu aku"
"Akan aku usahakan" ucap Zee memborgol Mike

"Nae.. Maafkan aku. Sungguh maafkan aku. Aku sangat mencintai kakakmu. Maafkan kebodohanku. Kamu sangat mirip dengannya. Apakah dia kekasihmu?" tanya Mike
Nae mengangguk
"Siapa namamu?"
"Batz"
"Batz, tolong jaga Nae. Jangan cemburu buta sepertiku. Jangan sampai cemburu membuatmu menyesal seumur hidup. Bahkan aku merasa lebih baik aku mati menyusul Gista. Tolong maafkan aku, Nae"
Nae memeluk Batz dan menenggelamkan wajahnya di dada Batz. Batz mengelus rambut Nae.

"Baiklah, Mike. Cukup. Sekarang mari kita ke kantorku"
Mike mengangguk dan menatap sendu semuanya. Lalu ia berjalan digiring oleh Zee.
Selama perjalanan, tatapannya kosong namun ia menangis.

Batz mengantarkan Nae pulang.
"Batz.. Nae kenapa, nak?"
Batz menceritakan segalanya. Tapi tidak dengan keadaan Papah.
Mamah menutup mulutnya.
"Mike?"
Batz mengangguk
"Dia anak yang baik. Dia sangat menjaga Gista. Dia sangat mencintai Gista. Cemburu memang mematikan akal"
"Mamah ga marah?"
"Buat apa? Gista sudah tenang disana. Mike juga sudah mendapat perlakuan setimpal. Rasa bersalah seumur hidup itu menyakitkan. Mamah sekarang bahagia melihat kalian. Apalagi keadaan Papah yang semakin membaik"
"Iya, Mah. Harusnya Nae juga begitu"
Mamah mengangguk
"Itu sudah lama. Kakakmu sudah bahagia disana. Ikhlaskan dia. Dan ini pelajaran untuk kalian. Hati-hati dengan cemburu buta"
BatzNae mengangguk.

Black WhiteWhere stories live. Discover now