Baikan

2.7K 103 9
                                    

"Sayang.. Kamu boleh marah, kamu boleh memukulku tapi jangan diami aku" ucap Nae membujuk Batz
Batz menatap Nae datar
"Sayang... Bicaralah" Nae terus menciumi tangan Batz.
Batz menarik tangannya.
"B..." Ucap Nae dengan tangis makin deras
"Kamu ga mau meluk aku?" Tanya Batz dengan tersenyum
Nae tersenyum dan langsung memeluk Batz erat.
"Maafkan aku, sayang. Maafkan aku. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Hanya kamu" ucap Nae menangis di bahu Batz
Batz mengelus punggung Nae
"Sudahlah.. Jangan dibahas lagi"
Batz mengelus dan menciumi rambut Nae.

Lalu Batz mendorong tubuh Nae pelan. Tangan Nae jadi tumpuan. Batz menghapus air mata Nae.
Mereka saling lempar senyum.
Nae mendekatkan wajahnya ke wajah Batz. Batz tersenyum mengerti maksud Nae.

Nae menghisap bibir Batz. Mereka saling menghisap, melumat bibir dan lidah. Tangan kanan Nae mulai menelusup ke dalam baju Batz. Batz juga tangannya mulai mengusap punggung Nae di balik kaosnya. Saat ini Batz sudah berhasil melepas ikatan bra Nae. Tangan Batz bergerilya di dada Nae.
*ceklek*
BatzNae menoleh.
Mamah dan Aom hanya menatap datar.
"Eh.. Mamah" ucap Batz
Nae membenarkan ikatan branya dibelakang.

"Bilangnya berantem, ditinggalin udah maen lepas bra aja" ceplos Aom
"Batz.. Ini rumah sakit loh" ucap Mamah menimpali
Nae menunduk dan menggaruk tengkuknya. Batz hanya tersenyum.
"Kok cepet banget?" Tanya Batz
"Lama dikit mah jadi hotel bukan rumah sakit" ucap Aom
Nae makin menunduk malu.

"Kayaknya kalian butuh dinikahin" ucap Mamah
"Iya, Mah. Iya" ucap Batz
"Huuuu.. Mau lo itumah" ucap Aom
"Nae juga mau kok. Iya kan, sayang?" Tanya Batz
Nae masih menunduk.
"Tuh kan. Lo sih. Malu dia" ucap Batz

Lalu mereka berbincang dengan Nae duduk di dekat bantal Batz dan Batz tiduran dipangkuan Nae dengan tangannya melingkar sempurna memeluk tubuh Nae. Tangan Nae mengelus rambut dan pundak Batz.

Tak lama, dr. Jeab datang.
"Wah.. Sudah baekan nih?"
Mereka semua tertawa.
"Jangan konyol, Batz. Penyakitmu ga bisa maen-maen sama makan dan tidur. Kamu pun tahu itu"
Batz menenggelamkan wajahnya di perut Nae.
"Aku sudah boleh pulang?"
"Gak. Belum. Kamu harus rawat"
"Tapi aku baik-baik saja"
"Baik-baik saja kalo kamu tidur cukup dan ga telat makan. Tapi kamu melanggar dua-duanya. Harus rawat inap!"
"Baiklah.. Baiklah.. Kamu pulang saja ya"
"Aku nemenin kamu yaa"
"Tapi kamu masih pake seragam"
Nae melihat bajunya.
"Kamu pulang dulualh, Nae. Usai bebersih. Kamu bisa datang lagi" ucap Mamah
"Nae yang menjaga Batz malam ini ya, Mah"
"Asal dibolehkan ibumu"
"Siap, Mah"
"Kamu pulang juga, Aom?"
"Iya, Mah. Nti abis bebersih Aom kesini lagi. Nanti malam Aom antar Mamah pulang"
"Kamu yakin? Kamu ga capek?"
"Ga kok, Mah. Soalnya tadi katanya Mamahku mau jenguk juga"
"Makasi ya, sayang"
"Sama-sama, Mah"
Aom mengangguk.

Nae dan Aom pulang.
Saat kembali ke rumah sakit, Mamah Nae ikut.
"Mah.. Ini Batz"
"Mah.. Bagaimana kabar?"
"Sehat. Kamu gimana?"
"Udah mendingan, Mah. Maaf, Mah, harus bertemu di kondisi seperti ini"
"Gpp, sayang. Semoga kamu lekas sembuh ya"
"Iya, Mah. Makasi yaa"
Mamah mengangguk
"Mah, aku minep disini ya jaga Batz"
Mamah mengangguk.
"Iya. Nanti Mamah pulang sama siapa?"
"Sama Aom, Mah. Tadi aku udah bilang sama dia"
"Baiklah. Oh iya, Batz. Mamah keluar dulu ya"
"Iya, Mah"

Tak lama kemudian, Mamah keluar. Aom datang, sedangkan Mamah Batz sedang di kantin bawah.

Black WhiteWhere stories live. Discover now