13. Got Me Feeling Drunk and High

55.3K 1.4K 110
                                    

Multimedia : Hymn for the Weekend by Coldplay

Multimedia : Hymn for the Weekend by Coldplay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p a r t thirteen


Suara seseorang mengaduk minuman terdengar dari arah dapur. Di bawah pencahayaan lampu berwarna putih, Abigail yang malam ini menutupi tubuhnya dengan celana bermotif kotak-kotak setengah paha dan kaos coklat muda tengah berdiri menghadap meja setinggi perut, melakukan aktifitas sejak tiga puluh detik yang lalu.

Malam ini, entah kenapa dia sangat ingin minum susu. Tidak ada salahnya juga mencoba, karena dia sudah tahu dimana letak kotak susu yang biasanya dibuatkan Bi Sarti untuk sarapan di keluarga ini.

Suasana rumah sudah sepi dan redup. Erlangga dan Erina masih berada di Batam sedangkan Elena menginap di rumah sepupunya. Ethan juga belum pulang sejak tiga jam yang lalu. Setahu Abigail, acara undangan yang dihadiri dua anak di keluarga ini tidak sampai selarut ini. Lantas, spekulasi mengenai dimana Ethan sekarang mencuat seiring kebiasaan laki-laki itu beberapa malam terakhir.

"Life is a drink, and love's a drug
Oh now I think I must be miles up—" dari bibir mungil Abigail keluar senandung kecil berisi sepenggal bait lagu Hymn for the Weekend milik grup band kenamaan Coldplay.

Kata yang terucap sengaja dipenggal karena susu buatannya telah siap. Kulit bibir Abigail bertemu dengan pinggiran gelas. Sedikit dimiringkan, aliran air berwarna putih kental memasuki mulutnya secara sempurna.

"Kemanisan ih," gumam Abigail sambil meneliti kembali bekas sendok yang dia pakai untuk mengambil gula. Sepertinya dua atau tiga sendok. Pantas saja rasanya semanis ini. "Tambah air kali ya."

Termos abu-abu mengkilap di sisi kirinya hampir dijangkau oleh tangan ketika perbuatan seseorang telah lebih dulu menyentuh tubuhnya. Abigail menunduk, melihat ada dua tangan kekar melingkari perutnya. Seketika itu, aliran darah di seluruh pembuluh terasa berhenti. Abigail takut dan gugup.

Perasaan aneh yang menyelimuti kini ditambah dengan kedatangan sebuah kepala menumpu pada salah satu pundak Abigail. Ekor mata Abigail menyimak perlahan. Kepala tersebut tampak lemas, sehingga membuat beban di pundaknya semakin berat, belum lagi rambatan tangan-tangan itu bergerak-gerak di area perutnya. Hal ini kontan membuat Abigail geli sekaligus bergidik.

Demi menuntaskan keingintahuannya, Abigail menengok sepenuhnya. Matanya melihat wajah siapa yang terparkir tiba-tiba di salah satu bagian tubuhnya.

Jeritan tertahan terasa di bibir Abigail. Tubuhnya kaku, persis seperti mummy. Sementara orang itu justru berusaha merapatkan tubuhnya, membuat beberapa bagian dari raga mereka berhimpitan terlalu erat.

"Kak Ethan– Kak, lepas," ucap Abigail berjuang melepaskan belitan tangan Ethan. Usahanya mendapat hasil nihil, Ethan malah tambah rapat memeluk Abigail dari belakang. Dari bibirnya tercetus gumaman-gumaman tidak jelas. Maka, Abigail kemudian berusaha mengangkat kepala Ethan. Berat, tapi melalui segenap tenaganya, akhirnya Abigail bisa memisahkan kepala Ethan dengan pundaknya yang terasa kram mendadak. "Kak Ethan mabuk lagi?"

Feeling High ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang