9. Membangun Pertemanan

43.3K 1.4K 60
                                    

Multimedia : Friends by Eliza and the Bear

Multimedia : Friends by Eliza and the Bear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p a r t nine


"Semalem keluar berapa kali lo?" bisik Deva berniat menggoda Ethan. Tangannya dengan santai merangkul bahu Ethan sambil memasang senyum lebar.

Ethan memutar bola matanya, sikutnya kemudian menyodok perut Deva hingga Deva menyingkirkan tangannya. "Sekali doang."

"Tipu lo, njir!" balas Deva tidak percaya. Semalam, dialah yang mencarikan wanita jalang untuk memenuhi hasrat Ethan dan dari segi penglihatannya pada tubuh wanita itu, tidak mungkin Ethan hanya memanfaatkannya untuk sekali-luncuran saja. "Yailah, Tan, tuh cewek semok banget! Lekuk badannya beuh—gue aja yang liat sampai pusing masa lo cuma puas sekali sih? Ah, gila, nggak bisa manfaatin keadaan. Lo kan maennya di toilet, sepi kali!"

"Yang penting kan udah keluar, kelar masalah gue," jawab Ethan sekenanya. Dia lebih tertarik melihat punggung Abigail yang berjalan di depannya, bersebelahan dengan Elena dan Keira–gadis yang sedang didekati Deva.

"Ngomongin apa sih lo berdua? Keluar apaan?" Lionel yang berjalan di samping kanan Ethan ikut penasaran.

"Biasa lah, kayak nggak tahu Ethan aja lo," timpal Deva.

"Kenapa lagi sih sama calon kakak ipar gue ini?" gantian Lionel yang merangkul bahu Ethan. Laki-laki itu tidak lagi canggung atau bersifat kaku terhadap Ethan, mereka malah menjalin pertemanan karena intensitas pertemuan yang terjadi.

"He felt high for some reason," Deva yang menjawab.

"Alesan gue cuma satu," protes Ethan.

"Iyee, satu, tapi cabangnya banyak, makanya jadi menjalar kemana-mana."

"Lagi ada masalah apa lagi sih lo, Tan?" tanya Lionel menanggapi penjelasan Deva. Lionel telah hafal kebiasaan Ethan, ketika dia berada dalam satu masalah rumit pelariannya hanya ke minuman keras dan wanita jalang.

Ethan mendengus, seketika bayangan kejadian kemarin siang memenuhi otaknya lagi. "Gue ketemu Tante Hanggini."

"Mamanya Avisa?"

"Emang ada Hanggini lain? Yah dasar si peak!" balas Deva sambil mendorong lengan Lionel dari belakang punggung Ethan.

"Ya kali aja ada cewek yang pernah Ethan pake namanya Hanggini," Lioenel tidak mau kalah. "Terus kalian ngobrol? Udah setaunan kan ya kalian nggak ketemu?"

Ethan bercerita mengenai garis besar obrolannya dengan Hanggini. Volume suara yang dia pakai tidak terlalu keras agar tiga gadis di depan mereka tidak ada yang mendengar—meski salah satu dari mereka sudah tahu duduk perkaranya.

"Pantes aja lo langsung kalut gitu," ucap Lionel mengerti. "Tapi untungnya Manuel nggak ngerti soal masalah lo sama Avisa. Kalo dia sampai tahu udah deh, perang dunia yang ada."

Feeling High ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang