8. Masih Ada Matahari Untuk Hari Esok

45.2K 1.5K 55
                                    

Multimedia : Up&Up by Coldplay

Multimedia : Up&Up by Coldplay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p a r t eight


Lampu ruang tamu yang terlihat menyala membuat bulu kuduk Abigail meremang. Pasalnya, sewaktu dia menuruni tangga hendak pergi ke dapur, lampu itu dalam posisi mati, yang artinya tidak ada lagi orang di ruangan itu.

Abigail menelan ludah. Botol air minum yang terbuat dari plastik diremasnya secara spontan. Dia ingin lari, tapi rasa penasaran justru menuntunnya untuk menyelidiki. Maka, alih-alih mengarahkan kakinya ke anak tangga, Abigail malah bergerak ke arah ruangan yang lampunya menyala tersebut. Abigail mengendap-endap, berusaha meredam suara langkahnya. Dan begitu sampai di dekat sofa, Abigail melihat ada sepasang kaki yang masih tertutup sepatu bergerak-gerak di sana.

Kaki-kaki itu nampak nyata, mengharuskan Abigail berpikir bahwa obyek yang dilihatnya adalah manusia, bukan makhluk kasat mata. Tetap pada langkahnya yang teratur, Abigail semakin dekat dengan sofa. Dilihatnya arah kaki-kaki itu dan semakin ke atas dia tahu kalau pemiliknya adalah Ethan.

Sejak kapan Ethan tiduran di sofa ini? Yang Abigail tahu, tidak lama waktunya untuk sekedar mengambil botol minuman di kulkas.

"Kak Ethan?" ucap Abigail hampir berbisik. Dia tidak enak kalau sampai mengagetkan Ethan yang sedang memejamkan mata. Namun Abigail berasumsi kalau sebenarnya laki-laki itu tidak tidur. Tubuhnya terlihat melakukan pergerakan kecil.

Tidak ada balasan yang keluar dari bibir Ethan, karena itu Abigail berbalik dan memutuskan untuk kembali ke kamar. Belum sempat kakinya melangkah, tiba-tiba pergelangan tangannya mendapat sentuhan. Abigail melirik, rupanya Ethan yang menggenggam tangannya.

"Disini dulu ya, temenin gue," kata Ethan meminta. Matanya terbuka perlahan.

Abigail menuruti permintaan Ethan. Begitu Ethan bangun dari posisi tidurnya, Abigail segera mengisi tempat kosong di sisi laki-laki itu.

Keduanya diam. Suasana menjadi hening. Abigail menunggu, apa maksud Ethan memintanya tetap disini dan dia juga ingin bertanya kemana Ethan pergi sejak meninggalkan mall tadi siang, terlebih lagi sekarang Abigail dapat mencium aroma alkohol dari tubuh Ethan.

"Kak—"

"Lo pernah jatuh cinta nggak?"

Awkward.

Abigail dan Ethan mulai berbicara dalam satu waktu yang sama. Ethan melihat sekilas pada wajah polos Abigail. Sebenarnya bukan pada bentuk wajah gadis tersebut yang terlihat menarik, melainkan pancaran matanya. Satu dari bagian diri Abigail yang entah mengapa membuat Ethan terlena.

"Kakak tanya apa tadi?"

"Gue tanya, lo pernah jatuh cinta apa enggak?" Ethan mengulang pertanyaannya. Suaranya terdengar lemah.

"Pe–Pernah sih, Kak," jawab Abigail dan seketika bayangan Fredy melintas di benaknya. Sial.

"Seberapa besar cinta lo sama orang itu?"

Feeling High ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang