Ombak

120 4 0
                                    

Menyatu sudah dikau dengan lautan
Seperti halnya pasang yang menyapu pantai dalam belaian
hingga di atas pasir basah pun tersisa gurat pesakitan.
Sedang beginilah wujudku,
seorang pengelana yang rapuh bukan main.
Terpaku pada gurat-gurat yang kau tinggal di antara relung jiwa.

Sehari berdiri, terkikislah raga oleh angin teluk.
Begitu pula makna,
harusnya kepada dikau terkata
Malah seorang diri tenggelam dan terpendam, nun jauh dalam telaga pikir.

Dan kepada dikau, wahai ombak laut yang pendiam,
Apakah lagi yang mampu kuperbuat?
Apakah lagi yang pantas kutuliskan?
Kau dan deburmu yang berpijar-pijar kala menelan surya
Bahkan diri ini tiada mampu menyatu dengan kilau itu
Terlampau silau, kau tiada memberi waktu.

[puisi untuk dikau, si ombak laut lepas]

Minggu, 4 september 2016. 06.22.

Sudut PelepasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang