KEVIN memisahkan dirinya dari Lili dan beberapa pekerja rumah yang sengaja datang untuk melihat keadaan Anna. Sebelumnya ia hanya meminta Lili dan pak Gara untuk membawakan beberapa pakaian Anna untuk dipakainya ketika pulang nanti, tapi semua pekerjau rumahnya itu malah datang berkerumun tadi. Ia tidak ingin berbicara dengan siapapun. Ia tidak bisa bicara sekarang. Berdiri di depan jendela, ia menatap hampa ke dalam ruangan di balik pintu itu, sosok kaku yang masih dalam pengawasan beberapa perawat.
Rasanya sulit untuk bernapas, mustahil untuk berpikir. Ia sedang diamuk kemarahan yang membekukan bercampur dengan ketakutan. Nyawa ... nyawa gadis kesangannya dipermainkan oleh karena ketololan manusia iblis. Ada penyesalan dan rasa bersalah pada dirinya mengingat alasan gadis itu mengalami itu semua oleh karenanya. Jika gadis itu masih tinggal di kampungnya bersama ayahnya sampai saat ini itu semua pasti takkan terjadi. Hidup Anna jelas akan aman.
Ia merasakan bagaimana Anna terlepas darinya.
Penantian itu sungguh mengerikan. Cairan apapun yang disuntikkan wanita iblis itu pada tubuh Anna pastilah sangat mematikan sampai Anna ada pada keadaan koma sekarang. Sistem kerja saraf di tubuhnya bahkan sempat berhenti kata Noah tadi. Oh ya Tuhan, cukup Anna yang dulu yang membuatnya hancur ketika kehilangan napasnya. Jika ia kehilangan Anna ... tidak ... ia tidak bisa kehilangan Anna ... tidak bisa hidup tanpanya.
Lili dan empat orang lainnya datang menghampirinya. Pak Gara menepuk bahu pria itu pelan. Kevin hampir lupa, ia masih memiliki orang-orang yang peduli padanya. Bukan Susan .. tidak,tidak semua orang seperti wanita itu. Sayangnya, Susan adalah orang yang paling dipercaya Kevin selama ini, tapi justru Susan yang berkhianat.
"Kami harus pulang," kata pak Gara, Kevin mengangguk. Jam sudah menunjuk pada angka sembilan. "tapi Lili memaksa ingin tetap tinggal," Kevin dan pak Gara bersamaan melirik pada satu-satunya gadis yang berdiri di sana.
"Yasudah, biarkan Lili tetap di sini," jawab Kevin mengijinkan. Kevin sempat berpikir Lili nanti sepertinya akan benar-benar menjadi kakak yang pas buat Anna. Setelah Susan tidak mungkin lagi akan ia ijinkan tinggal di rumahnya, Lili satu-satunya pekerja wanita di rumahnya. Mereka—lili dan Anna—akan menjadi sahabat yang cocok.
"Dia akan baik-baik saja kan?" tanya Lili setelah yang lain pergi. Dengan takut-takut ia melirik melalui kaca kecil di pintu. Kevin benar-benar berharap Anna memang akan baik-baik saja, jadi ia menganggukkan kepalanya.
Lalu penantian berlanjut.
Kira-kira satu jam kemudian keduanya duduk di kursi tunggu yang disediakan di seberang pintu. Lili terkantuk-kantuk di samping Kevin. Noah yang melakukan jadwal ceknya di ruangan Anna keluar sambil membicarakan sesuatu yang tak jelas didengar Kevin pada perawat yang berjalan di sampingnya dan perawat itu beberapa kali mengangguk, menuliskan sesuatu lagi di papan note-nya.
Noah melirik Kevin yang berdiri sigap di depannya, dokter itu tersenyum sambil melepas penutup di depan wajah dan kepalanya.
"OS baik-baik saja," kata sang dokter. "Dia akan pulih beberapa hari ke depan."
Kevin menjabat tangan Noah dan mengucapkan terimakasih.
"Bukan apa-apa, itu sudah kewajibanku." Balas Noah menutupi keheranannya. Pasalnya dirinya sudah lama menjadi dokter pribadi bagi Kevin tapi pria itu belum pernah bertingkah seperti ini. Ucapan terimakasih.
"Apa kami bisa melihatnya?" tanya Lili.
"Hmm ... sebenarnya di sudah sadar dari obat biusnya. Mungkin saya sarankan satu orang saja yang masuk untuk memastikan keadaannya. Itu juga hanya sebentar. Dia butuh istirahat penuh hingga besok pagi." Sang dokter berjalan memasuki ruangan itu kembali setelah meminta Kevin mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (Complete)
Mystery / ThrillerSemua terlihat seperti bayangan yang menghantui setiap detak jantungnya ...