Kevin tidak pernah mengira jika hal ini akan terjadi lagi padanya. Beberapa tahun yang lalu ia mengucapkan janji sehidup semati untuk bersama dengan Renata apapun yang terjadi. Namun siapa yang tahu jalan yang sudah digariskan sang pencipta, Renata dipanggil lebih cepat dari apa yang dikiranya. Berpikir untuk menghabiskan waktu bersama hingga rambut mereka memutih nyatanya tidak akan pernah terjadi. Kevin dan Renata yang saling mencintai, melahirkan anak-anak lucu hingga menimang cucu.
Renata telah pergi meninggalkannya untuk mengingatkan Kevin bahwa janji mereka telah terputus. Saat kepergian Renata mungkin Kevin berpikir dunianya telah hancur. Disusul dengan kepergian putrid yang dititipkan Renata padanya, dunia benar-benar hancur di bawah telapak kakinya. Cinta sempat musnah dalam hatinya. Hingga gadis itu datang.
Gadis yang kini berdiri tak jauh darinya. Di usia yang sangat matang ini ia akan mengucapkan janji suci untuk yang kedua kalinya. Kevin tidak berkhianat pada Renata, ia menepati janjinya karena memang mautlah yang telah memisahkan mereka. Kini ia melihat cinta yang berbeda pada Anna dan ia yakin jika impiannya yang terputus pada Renata akan terwujud pada pengantinnya kini.
Tak ingin berhenti mengagumi sosok bak bidadari itu, Kevin tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Anna. Gadis itu semakin gugup dengan Kevin yang tak menampilkan ekspresi apapun selain menatapnya. Altar sudah beberapa langkah di depannya dan kini tangannya sudah diraih Kevin.
"Kamu cantik." Bisik Kevin dengan tulus, senyumnya melambangkan cinta yang tulus. Sepasang anak Adam itu akhirnya menghadap sang pendeta untuk memimpin pengucapan janji suci. Anna tak bisa menghentikan detak jantungnya.
"Bisa kita mulai?" Tanya sang pendeta.
Anna dan Kevin saling melirik sebentar lalu secara serempak menganggukkan kepala. Pemberkatan itupun berjalan dengan sempurna dan intim. Orang-orang yang turut hadir di sana mampu terbawa pada aura intim dari sepasang pengantin yang telah resmi menjadi suami istri itu. Cinta yang menggebu pun bukan lagi rahasia yang mampu disembunyikan. Raut wajah Kevin yang biasanya mampu menutupi ekspresinya dengan berbagai macam topeng kini benar-benar terlihat. Pria itu benar-benar merasa penuh sekaligus lega. Tangannya masih bertaut dengan Anna. Ia melirik gadis di sebelahknya sejenak sebelum memutuskan mengangkat kain putih yang menutupi wajah Anna.
"Cantik sekali." Katanya lagi dengan bangga. Anna semakin merona. Pasalnya Kevin belum pernah memujinya sampai segitunya. Dan sejak kapan juga pria itu menjadi romantic? Apa karena ia sudah menjadi istrinya?
"Kau akan menerima hukuman setelah ini." Balas Anna memperingati. Kesalahan Kevin sudah kelewat fatal sejauh ini hingga ia terjebak dalam scenario karangan Kevin. Kevin hanya terkekeh menanggapi hingga akhirnya pria itu menundukkan kepala untuk menggapai bibir pengantinnya. Hanya kecupan singkat, Kevin masih bersabar hingga malam tiba.
"Kamu marah?" Tanya Kevin dengan serius. Setelah pemberkatan mereka ikut bergabung pada party kecil-kecilan yang diadakan di bar hotel tempat mereka menginap. Party ini termasuk private karena yang diundang hanya rekan-rekan terdekat.
Sedari tadi Anna dia saja dan tidak sekalipun memperhatikan pembicaraan Kevin, bahkan cenderung menghindar.
"Sangat marah." Jawab gadis itu dengan sungguh-sungguh. Sampanye yang ia dapatkan dari bartender ia teguk dalam sekali tegukan. Rasa alcohol yang membakar membuat perutnya bergejolak lalu disusul dengan sensasi yang begitu menyenangkan. Pantas saja orang-orang begitu menggilai minuman satu ini, pikirnya.
Kevin memutar kursinya ke hadapan gadisnya. Ia cukup heran dengan kelakuan Anna terlebih dengan minuman yang baru saja diminumnya. Selama ini Anna cukup menolak minuman beralkohol untuk masuk ke mulutnya, lalu kenapa dengan malam ini? Apa gadis itu benar-benar marah dan benar-benar menolak hari ini terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (Complete)
Mystery / ThrillerSemua terlihat seperti bayangan yang menghantui setiap detak jantungnya ...