Denaya's pov
Selesai makan, gue ngajak Calum ke kamar. Mau nonton film kok, lo pikir mau apa hayo.
"Eh nanti lo nginep sini yak," tawar gue. Calum emang sering kok nginep di rumah gue. Mama juga nggak masalah, karena gue dan Calum itu memang udah temenan sejak SMP.
"Nggak ah," jawab Calum.
"Kenapa?"
"Mau pulang aja."
"Hm."
Gue lalu sibuk milih film yang ada di laptop gue.
"Lo mau nonton apa?" tanya gue ke Calum tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.
"FSOG ada nggak? Atau suster keramas, deh."
"Ew jijik."
"Seru anjing."
"Maleficent yaaaa."
"Noooo. Film action dong."
"Divergent?"
"Jangan film lama elah."
"Apaan dong?"
"Frozen aja deh."
"Oke."
Tapi pada akhirnya, gue dan Calum justru nggak fokus pada film. Kita asik ngomongin hal-hal yang nggak guna kayak,
"Eh istana es nya Elsa kalau dijual ke mamang-mamang es cendol laku berapa ya?"
"Itu es yang dikeluarin Elsa dari apaan sih? Aer mateng apa aer kali?"
"Kalo gue jadi Elsa, kayaknya Mami nggak perlu ribet ngeluarin es batu dari kulkas."
"Itu rambutnya Anna lucu ya bisa ombre sendiri."
"Si Kirstoff kasian yak jadi nemenin-zone."
"Eh kudanya Kristoff kok kayak rusa."
"Olaf bisa dibeli nggak sih? Lucu yawla."
"Hans kayak cowok-cowok jaman sekarang, ya. Manisnya di mulut sama janji doang. Kenyataan mah busuk."
Pas film-nya mau selesai, tiba-tiba pintu kamar gue terbuka. Dan ada sosok Bang Michael disana.
"Syukur deh lo udah sampe rumah," katanya.
"Lo tadi nggak jemput gue najis," jawab gue.
"Lupaaa."
"Semerdeka lu, Bang."
"Lo berdua ngapain di kamar? Gua panggilin Pak RT digiring lu."
"Nggak ngapa-ngapain elah. Udah pergi sana lo, ganggu aja."
Michael memutar bola matanya lalu pergi.
"Tadi lo nggak ada yang jemput?" tanya Calum setelah pintu kamar gue tertutup kembali.
"Iya. Tapi tadi dianterin sama Kak Ashton. Kebayang nggak gimana senengnya gue tadi," jawab gue dengan semangat.
"Kenapa lo nggak nelpon gue sih. Kan gue bisa nganterin lo."
"Gimana caranya, Idung. Hp aja nggak punya."
"Oh iya lupa."
Lalu hening. Film yang kami tonton sudah habis. Calum akhirnya pamit buat pulang. Sebelum keluar dari kamar gue, tiba-tiba dia nyerahin hp-nya ke gue.
"Nih pake hp gue," katanya.
Gue mengerutkan alis, "Apaan deh?"
"Pake aja hp gue selama hp lo belum balik."
"Nggak usah kali. Kalo hp lo gue bawa, nanti lo pake apaan?"
"Elah hp doang gue punya selusin di rumah. Nggak bakal mati kalo nyumbangin satu aja buat lo."
"Tai. Sombong lu bopung."
A/n
Ada yg risih sama kata-kata kasar disini? :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]
Fanfiction"Gue gendut." "Terus apa masalahnya? Gue tetep sayang kok sama lo." Warning : Lot of bad words (18+)