tujuh

14.7K 711 23
                                    

Denaya's pov

Rumah gue sepi pas gue sampai. Gue ngucapin makasih pada Ashton sebelum dia pergi. Gue masuk ke rumah, suasananya hening banget. Gila, nggak ada orang pintunya nggak dikunci. Kerjaan Michael pasti. Gue akhirnya memutuskan untuk telepon mama pake telepon rumah.

"Halo?" suara di seberang menjawab.

"Mama dimana?"

"Masih di tempat kerja."

Fyi, Mama gue single parent ceritanya, jadi dia harus kerja keras buat gue sama Bang Mike. Bang Mike sama gue juga bukan saudara kandung sih. Makanya wajah kita nggak ada mirip-miripnya. Nama belakang gue juga nggak ada klippod klippod nya. Jadi gini, dulu Mama gue nikah sama papanya Bang Mike, tapi papanya Bang Mike meninggal pas Bang Mike masih umur sekitar 5 tahun. Dua tahun kemudian Mama nikah lagi, sama papa gue. Tapi mereka cerai pas gue umur sepuluh tahun.

"Tadi kamu dijemput Michael, kan?" lanjut Mama.

"Ihhh enggak, Ma. Tadi aku dianter temen. Udah nungguin lamaaaa, Bang Michael nggak ngejemput. Ini barusan pulang."

"Aduh Michael. Ya udah sekarang kamu makan. Tadi Mama beliin mie ayam. Kamu angetin aja."

"Lah mana enak?"

"Ya udah terserah kamu. Udah dulu, mama sibuk."

Tut.

Yah anjir dimattin.

Gue akhirnya pergi ke kamar buat ganti baju lalu mandi. Setelah itu gue nyalain laptop gue, mau nonton film karena bosen. Belum sampai sepuluh menit, gue merasa lapar.

Yaiyalah.

Kan belum makan dari siang.

Tapi gue harus makan apa? Masa iya harus makan mie ayam yang diangetin :(

Tok tok tok

Gue denger suara pintu yang diketuk. Siapa sih anjir. Gue matiin laptop gue lalu keluar kamar.

"Iya," gue teriak dari dalem karena siapapun-orang-itu tidak berhenti mengetuk pintu.

"Ma- LAH CALUM?" jerit gue begitu pintunya terbuka, "ngapain kesini?"

"Nih," dia mengangkat kantong plastik hitam di tangannya, "ayam goreng."

Gue menerimanya dengan senang hati.

"Kok lo tau kalo gue belum makan?" Gue jalan ke dalam rumah dengan Calum yang mengikuti. Wait, gue kan lagi marahan sama dia.

"Eh balik sana deh lo, hus hus," gue berkata pada Calum dengan gestur tangan yang seolah mengusir serangga.

Calum nggak merespon gue. Dia duduk di sofa dan mengamati sekeliling.

"Sepi banget," komentarnya.

"Pergi deh lo. Gue masih marah."

"Lo sendirian?"

"Gue masih marah sama lo woi."

"Gue kan udah minta maaf."

"Serah lo, deh."

"Lo kenapa ada pikiran kesini? Bawa ayam goreng segala," lanjut gue.

"Lagi bosen di rumah. Papi Mami ribut lagi."

"Hm."

Belakangan ini papi maminya Calum emang lagi ada masalah gitu. Jadinya Calum sering keluar daripada denger pertengkaran mereka.

I feel you, Cal :')

Gue jalan menuju dapur buat naroh ayam goreng yang dibawa Calum tadi.

"CAL???" teriak gue.

"Yo?"

"Lo minumnya mau apa?"

"Yang ada aja."

"Oke. Air kobokan."

Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang