Denaya's pov
Demi apa gue pengen banget motongin tubuh Calum jadi kecil-kecil lalu potongannya gue kasih makan ke ikan lele-nya tetangga gue. Jadi gini, kemarin lusa dia minjem buku tulis bahasa Jepang gue. Katanya mau nyontek tugas nulis Hiragana. Karena gue temen yang baik (a6) yaudah gue kasih. Lagian gue udah selesai tugasnya dari kapan lalu. Nah hari ini tugasnya dikumpulin kan ya. Semalem sih gue masih tenang dan berpikir kalo Calum bakal bawa bukunya hari ini.
Eh ternyata.
Bukunya ilang.
Dan dia baru bilang.
Terus sekarang gue dihukum keluar kelas (lagi). Sementara Calum, dia nggak dihukum karena bukunya dia sendiri nggak ilang :-)
Ingin berkata china.
Xianzheng, xiashu, xianyink.
Gue udah bilang sama Miyabi-sensei kalo buku gue diilangin Calum. Eh beliau nggak percaya.
Yasudahlah.
Gue mah nurut aja. Siapa tau pas dihukum nanti ketemu kak Ahston lagi yekan :-)
Pelajaran udah mau selesai tapi nggak ada tanda-tanda Ashton dateng. Gue akhirnya memutuskan buat pergi ke kantin. Koridor sangat sepi pas gue jalan. Yaiyalah kan lagi pelajaran. Hehe.
Sampai di kantin gue cuma pesen minuman coklat sama gorengan. Saat mau bayar... eh anjing di saku gue nggak ada duit.
Fakuy.
"Bu, ini saya ngutang dulu, ya. Duitnya ketinggalan di tas. Nanti pas udah istirahat saya bayar, deh," kata gue melas.
"Gue bayarin," seorang cowok tiba-tiba ngasih uang 50 ribuan pada si ibu kantin.
"Itu es coklatnya nambah satu, bu," lanjutnya.
Gue noleh dan langsung ngerasa seneng.
"Lukehhhh!!! Lo baik banget sih anjing," ujar gue histeris.
"Yoi, biasa aja kali, Ya," responnya.
Gue dan Luke duduk setelah ibu kantin ngasih kembalian pada Luke. Jadi Luke ini adalah temen gue pas SMP. Bukan temen deket sih, kita kenalnya juga dari ekskul.
"Lagi olahraga ya, lo?" tanya gue basa-basi.
"Ya logikanya aja, sih. Jelas-jelas gue pakek baju olahraga. Buta lo," jawabnya pedes.
"Yeee si anjing."
"Lo kenapa diluar? Kena hukuman?"
"Iya."
"Perasaan pas kapan itu lo juga dihukum. Seneng amat kayaknya kena hukuman."
"Lah kok lo tau kalo gue dihukum waktu itu? Nguntitin gue ya, lo?"
"Pler dugong. Kelas kita kan sebelahan, bego."
"Oh iya."
"Yaudah," Luke berdiri, "gue ke kelas dulu. Mau ambil seragam buat ganti."
"Yoi. Makasih traktirannya!"
"Sans," Luke ngacungin dua jempolnya.
Nah gue sendiri lagi, deh.
Minuman coklat gue udah mau abis. Gorengan gue juga tinggal satu. Gue nengok ke arah jam yang ada di kantin.
Hhh istirahatnya kurang 10 menit lagi.
●●●
"Jangan ngambek dong, elah."
Gue nggak memperdulikan Calum dan terus berjalan menuju bangku gue kayak dia itu cuma serangga lewat. Gue masih kesel njing sama dia. Udah tau tugas bahasa Jepang itu gue kerjain susah-susah. Dia ngilangin gitu aja. Najis.
"Ayaaaaa" Calum ngerengek, megang tangan gue diatas meja.
"Apa sih?" tanya gue.
"Maafin dong."
"Nggak."
"Yaudah lu mau apa supaya bisa maafin gue?"
"Kerjain lagi tugas yang lo ilangin."
"Oke."
"Ada lagi."
"Apa?"
"Traktir gue makan di warung sotonya Bu Inem nanti pulang sekolah."
"Eh curut. Nanti gue pulang sekolah ada futsal. Besok aja gimana?"
"Nggak."
"Ish, yaudah deh. Demi lo nih, gue rela ninggalin futsal."
"Oh jadi nggak ikhlas nih?"
"Ih bukan gitu," Calum memutar bola matanya.
"Itu apa maksudnya? Muter-muter mata. Emang lo pikir biar imut? Ha?"
"Etdah salah mulu gue."
"Ya emang lo salah!"
"Lagi pms?"
"Urusannya sama lo apa?" Gue menghempaskan tangan gue sampai pegangannya Calum lepas.
"Tuh kan ngambek lagi."
"Ya jelaslah ngambek! Gue udah bete gara-gara hp disita, lo malah nambah-nambahin. Asu."
"Sorry," Calum tiba-tiba memegang pipi gue. Dan gue cuma bisa diem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]
Fanfic"Gue gendut." "Terus apa masalahnya? Gue tetep sayang kok sama lo." Warning : Lot of bad words (18+)