empat

19.3K 804 61
                                    

Denaya's pov

Calum nengok ke Ashton, "Lah Ashton? Tempat lain penuh?"

"Yoi. Boleh kan duduk sini? Tadi sih udah minta ijin sama Denaya."

"Lo kenal sama Aya, Ash?"

"Baru 45 menit lalu kenalnya."

"Ohhh. Eh nanti kumpul, nggak?"

"Kumpul. Pulang sekolah nanti langsung aja ke lapangan."

"Sip."

"Minggu kemarin lo nggak ikut, kan. Padahal seru, sayang lo nggak dateng."

"Minggu kemarin ada tugas kelompok gue."

Jadiii....

Begitulah kawand-kawand yang budiman. Gue dikacangin. Mereka ngomongin apaan gue juga nggak ngerti. Hdue.

"Ngomongin apaan, sih?" Akhirnya gue ikut nimbrung.

"Oh?" Ashton ngangkat kedua alisnya sambil liatin gue, "ini... ngomongin ekskul, Ya."

"Lah emangnya lo ikut ekstra fotografi kayak Calum, Ash? Eh--maksud gue..."

aduh anjing sok kenal bahasa gue

"maksud gue kamu ikut ekstra fotografi kayak Calum?"

Ashton ketawa liat gue lagi salting.

"Yailah kuda nil sok manis banget kalo ngomong sama orang lain. Muka dua lu. Iyuh," yoi itu yang ngomong Calum :-)

"Apaan sih lo! Gue kasih cabe mata lu baru tau rasa," jawab gue.

Ashton ketawa lagi, kali ini lebih keras.

Lo ketawa apa lagi kemasukan kuntilanak, mz? Nyaring banget. Untung sayang :-)

Eh.

"Santai aja kali, Ya. Gapapa pakek 'gue-lo'," kata Ashton, "iya gue ikut fotografi."

"Kok gue nggak pernah tau? Padahal kan gue sering nungguin Calum pas latihan..."

"Sering apaan anjing. Cuma sekali doang bilang sering," kata Calum. Gue mendelik ke arahnya.

"Babi lo," jawab gue.

"Kalian pacaran, ya?" tanya Ashton.

"Najis."

"Najis."

Lah kenapa bisa barengan gini sih, gue ngomong sama Calum. Ew!

"Hahaha. Yaudah deh, makan gih. Keburu bel masuk."

●●●

"Lo kok nggak pernah cerita sih Lum, kalo di fotografi ada kakak kelas cogan. Tau gitu gue dulu ikutan fotografi juga," gue lagi duduk di pos satpam sama Calum. Nunggu jemputan. Calum sebenernya naik motor sih, tapi gue paksa buat nemenin gue.

"Semisal gue ngasih tau, untungnya buat gue juga apa?" jawab Calum sambil nyedot susu.

Susu bantal real-good.

"Ya kan--"

Tin tin tin

Suara klakson motor motong ucapan gue.

"Woi Aya!"

Siapa sih anjing. Ngegas amat manggilnya.

Gue nengok, "Lah abang?!"

"Pulang nggak, lo?"

"Iyaaa," gue berdiri.

"Duluan, Lum," pamit gue pada Calum.

"Ati-ati."

"Yoi."

Setelah sampai disamping motornya Bang Mike, Bang Mike ngasih helm ke gue.

"Kok lo yang jemput sih, bang?" tanya gue sambil make helm. Inget, harus sampai ada bunyi 'klik'.

"Mending gue jemput. Emang lo mau lumutan disini sama temen lo yang mirip kutil dugong itu?"

"Apaan sih bang. Jahat banget lu," gue naik ke motor ninja nya Bang Mike.

"Gitu-gitu dia temen baik gue," lanjut gue.

"Halahhh palingan dia juga naksir sama lo," Bang Michael ngegas motornya.

"Naksir apaan, orang gue gendut gini. Mana ada yang naksir."

Iya, gue emang gendut sih. Dulu pas SD gue selalu jadi bahan bully-an gitu. Terus pas SMP gue mulai diet, tapi tetep aja ngerasa gendut. Sekarang mah udah nggak diet lagi. Ngapain juga diet, kalo emang takdirnya gendut ya tetep aja gendut.

"Nggak usah mulai, dek. Lagian gendut darimananya sih?"

Gue diem.

"Eh, btw lo gue telepon kok nggak diangkat?" lanjut Bang Michael karena gue nggak jawab pertanyaannya tadi.

"Hp gue kena sita," jawab gue.

"Kok bisa? Lo nyimpenin video bokep pasti."

"Sok tau lo, anjing."

"Abang sendiri di anjing-anjingin. Gue turunin mau?" Bang Michael sedikit memelankan laju motornya.

"Eh e-enggak, Bang. Anjir."

A/n
Paham nggak? Jadi Michael disini jadi abangnya aya ok? Ok

-Patjar calum

Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang