delapan belas

11K 548 6
                                    

Calum's pov

Setelah mendengar kabar bahwa Michael-nya Aya meninggal, gue segera tancap gas motor gue ke rumahnya. Saat gue melihat Aya yang nangis di kamarnya sementara orang-orang pada bersiap-siap buat makamin Michael, gue bener-bener ikut ngerasa sedih. Gue deketin dia dan meluk dia dari samping. Dia nggak nolak dan naroh kepalanya di bahu gue.

"Michael ke surga, ya, Cal?" dia bergumam.

"Hm..."

"Kapan dia balik?"

Gue nggak menjawab racauannya. Gue ngelus puncak kepala Aya lalu mengecupnya. Demi apapun juga jantung gue udah berasa kayak liat konser EDM. Dag dig dug gitu.

"It's fine. You will be fine."

"No, I'm not," dia menyeka air matanya, "kenapa dia harus mati? Siapa dong yang bakal ngejagain gue?"

"Masih ada gue, kok."

Aya menatap gue kali ini. Gue yang biasanya lihat mata itu penuh dengan kebahagiaan dan kerecehannya, sekarang seolah gue ngeliat ke dalem sumur. Gelap. Kosong.

"Gue sayang sama lo, Cal."

Deg.

Jantung gue seketika kayak berhenti.

Gue juga sayang kali sama lo, Ya. Tapi gue tahu, 'sayang'nya kita itu beda. Lo sayang sama gue karena gue temen lo. Sedangkan gue lebih dari temen.

"Gue juga sayang sama lo, Ya," aku menghapus air mata Aya, "Udah ah jangan nangis mulu. Jelek tau!"

Aya senyum kecil. Gue tahu dia bener-bener rapuh hari ini. Michael adalah kakak satu-satunya. Selain sama gue, mau kemana-mana Aya pasti minta anter Michael. Mereka itu sibling goals kalo menurut gue. Dan gue nggak heran kalo Aya bakal sesedih ini waktu tahu kalo dia nggak bakal ketemu kakaknya itu lagi.

Gue aja yang cuma beda rumah sama Mali kadang sedih kalo nggak ketemu sama dia lebih dari dua minggu. Gimana dengan Aya?

Hari-hari selanjutnya keadaan Aya nggak lebih baik. Dia sedih mulu. Beda banget sama dia yang dulu. Yang rese, receh, ngeselin, tapi gue suka. Dia lebih banyak sendiri. Biasanya kalo istirahat dia pergi ke perpustakaan. Kalo nggak gitu cuma ke UKS buat tidur.

Gue sama dia juga agak jauhan. Gue ngerti, kok. Dia emang butuh waktu sendiri.

Lalu ini terjadi saat gue nggak sengaja lewat UKS pas istirahat. Bisa gue tebak Aya ada disana. Tapi dia nggak sendiri. Dia sama Ashton. Gue denger Aya lagi cerita sesuatu sama dia. Langsung aja gue ngerasa jealous. Aya nggak mau cerita sama gue, yang notabenenya gue adalah sahabat dia, dan dia justru ceritanya sama Ashton yang baru aja dia kenal. Gila.

A/n
Itu yg pegang band account siapa sih jing aing baper liat fetus *cry*
Terus itu juga b-sides album mereka anj gua ga punya spotify woi

Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang