Denaya's pov
"Eh njing nanti nggak jadi ke Bu Inem," gue menahan Calum yang mau keluar kelas.
"Kenapa?" Alisnya yang mirip ulet bulu itu menyatu, tanda heran.
"Gue lupa nanti ada ekskul jurnalis."
"Oh oke deh."
"Tapi lo tetep traktir gue besok."
"Iya bawel lu, pler kuda nil."
"Anjing."
●●●
Gue nggak nyangka ekskul hari ini sampai sore. Saat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan gue, gue baru sadar kalo sekarang udah jam setengah lima sore.
Gue keluar area sekolah dan duduk di halte. Jadi di depan sekolah gue memang ada halte gitu.
Fix sekarang gue bingung. Gue nggak ada yang jemput woi! Sempak.
Mama kemana sih? Nggak khawatir apa sama anak ceweknya? Bang Michael juga kemana. Ih mana gue nggak punya hp, gimana juga mau ngehubungin mereka. Lagian jam segini angkutan yang arahnya ke rumah gue masih ada nggak sih?
Gue nunggu di halte sendirian. Sekolah udah mulai sepi. Di belakang halte ini ada lapangan voli. Saat gue noleh kesana, gue liat ada anak-anak yang lagi baris gitu. Iya paskibra.
Gue mengamati anak paskibra yang lagi latihan. Dan gue bener-bener nggak nyangka ada kak Ashton disana dengan tubuh dan wajah yang penuh keringat. Ngh ena.
Sore itu gue cuma ngeliatin anak paskib latihan dan nggak ada tanda-tanda Mama mau jemput.
Hari semakin sore. Langit yang awalnya biru udah berubah warna jadi jingga. Gue liat jam. 17.45
Lama-lama bosen juga liatin anak paskibra. Gue akhirnya balik ke dalam area sekolah karena kebelet pipis.
"Denaya? Kok belum pulang?" tanya Stefi saat berpapasn dengan gue di toilet cewek.
"Iya nih belum ada yang jemput. Lo sendiri?"
"Barusan selesai taekwondo."
"Oh, bentar ya gue mau pipis."
"Iya, gue juga mau pulang."
"Oke deh. Bye."
Selesai pipis, gue balik lagi ke halte. Gue liat anak-anak paskib udah pada bubar. Sebuah motor keluar dari gerbang. Gue nengok. Ternyata kak Ashton. Dia mengendarai motornya begitu saja melewati halte. Nggak jauh kemudian dia balik. Dia ngebuka helm-nya dan menatap gue.
"Lah Denaya? Belum pulang?" tanya dia.
"Belum dijemput."
"Ini udah mau malem kali, Ya."
Gue juga tau bego.
"Iya."
"Gue anterin aja yuk?"
"Eh?"
Sumpah demi apa gue mau dianterin doi? Asique.
"Gapapa, Ash? Nanti gue ngrepotin?"
"Nggak kok, rumah lo searah sama rumah gue kan?"
Gue ngangguk.
"Yaudah naik cepetan."
"Ih tapi gue nggak bawa helm."
"Udah gapapa. Nggak ada tilangan juga," dia senyum nenangin.
Fix, gue pengen mimisan.
A/n
VOMMENTS ya

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]
Fiksi Penggemar"Gue gendut." "Terus apa masalahnya? Gue tetep sayang kok sama lo." Warning : Lot of bad words (18+)