Denaya's pov
Ini bener-bener mimpi buruk. Barusan aja gue ngerasa baikan setelah kepergian Michael. Gue udah bisa senyum lagi akhir-akhir ini. Tapi sekarang, apa yang ada di depan mata gue?
Ashton, dan tangannya bergandengan dengan tangan gadis lain. Bryana.
Jujur, gue sedih. Gue pengen nangis, gue down. Gue butuh Calum.
Cepat-cepat gue ambil ponsel gue lalu mencari kontaknya Calum. Nggak perlu waktu lama, telepon gue udah tersambung.
"Lum," panggil gue. Suara gue serak.
"Kenapa, Ay?" Calum dari seberang menyahut.
"Bisa jemput gue, nggak?"
"Lo dimana? Lo baik-baik aja?"
"Gue di Starbucks biasa. Just come here. I need you."
Lalu gue putus sambungan telepon itu. Di seberang jalan tempat gue duduk, masih bisa gue lihat Ashton dengan senyum bahagianya menggandeng tangan Bry.
Ya Tuhan, gue hancur. Untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir.
***
Gue tahu Ashton nggak mungkin suka gue. Gue ini apa, sih? Cume cewek kelebihan berat badan yang mengharap cowok seganteng Ashton suka sama gue. Gue aja yang aneh. Ashton nggak mungkin bakal balik suka. Harusnya gue nggak sesedih ini. Harusnya gue nggak nangis. Harusnya... gue nggak suka Ashton.
Belakangan ini gue nggak selera makan. Yang biasanya dua burger gue sanggup makan, sekarang satu aja nggak abis.
Calum kayaknya sadar akan perilaku nggak biasa gue ini. Sampai akhirnya gue bilang, "Kayaknya gue harus diet, deh."
Calum tersedak es teh yang diminumnya saat gue bilang begitu.
"Apaan? Serius lo? Kenapa sih lo ini?"
Gue mengangkat bahu, "Mungkin kalo gue agak kurusan, Ashton bakal suka sama gue."
"Kalo dia suka sama lo cuma pas waktu lo kurus, berarti dia nggak beneran cinta sama lo. Lo harus paham, cinta itu nerima apa adanya. Walaupun lo gendut kek, item kek, dekil kek, kalo dia cinta, dia ya tetep cinta. Nggak bakal nuntut lo ini itu," jelas Calum panjang lebar.
Gue memandangnya agak lama. Tumben ini anak agak sehat.
"Lum, lo abis baca buku apaan deh?"
***
Gue nggak tahu apa yang gue lakuin dengan membeli satu paket diet yang sekarang ada di tangan gue. Ini isinya kayak teh herbal sama suplemen gitu. Iya, gue emang pengen diet dan gue merealisasikannya sekarang. Paket diet ini gue beli dari temen mama. Katanya sih ampuh buat nurunin berat badan kurang dari 5 bulan. Tergiur dong guenya.
Gue mulai mencoba teh nya. Rasanya biasa sih, agak pahit gitu aja. Yah, gue cuma berharap ini beneran ampuh. Gue pengen kurus! Biar Ashton suka sama gue!
***
Calum's POVGue perhatiin, akhir-akhir ini Aya dikit banget makannya. Yang biasanya dia makan porsi kuli, sekarang dia makan cuma seporsi nasi kucing. Ini aneh, sih. Apa jangan-jangan dia beneran mau diet kayak yang dia bilang waktu itu?
"Kenapa makan lo dikit?" gue tanya dia. Kita lagi makan di kantin.
"Diet," jawabnya. Tuh kan, dia beneran diet.
Ngapain sih dia pake diet segala? Menurut gue, dia itu udah cantik dengan segala bentuk yang dimilikinya.
"Lo nggak perlu diet," kata gue, "biar apa sih? Lo bisa sakit kalo makan dikit gitu."
"Gue ikut progam diet, kok. Jadi aman."
Dih ini anak dibilangin juga ada aja alesannya.
"Lo nggak perlu diet, Ay. Percaya sama gue."
Gue mau bilang, "Lo gini aja tetep cantik," tapi gue nggak berani. Seperti yang pernah gue bilang, gue emang pengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]
Fanfiction"Gue gendut." "Terus apa masalahnya? Gue tetep sayang kok sama lo." Warning : Lot of bad words (18+)