CHAPTER 2

3 0 0
                                    

Sampai juga kami di Indonesia, sebuah taksi mengantarkan kami ke hotel dekat bandara. Okaasan membiarkanku masuk kamar hotel dan membiarkanku mandi dan istirahat. Di sela-sela mandi aku mendengar ibuku berbicara di telepon dalam bahasa Jepang. Membicarakan rumah kecil yang akan kami tempati. Sekolahku dan juga daerahnya. Ketika aku keluar kamar mandi ibuku sudah menyelesaikan teleponnya lalu masuk kamar mandi. Aku tak sempat bertanya padanya. Aku mengeringkan rambutku dan mengambil remote televisi dan aku tak bisa memahami apa yang mereka bicarakan. Ku matikan dan aku menuliskan rencana hidupku. Kemungkinan selama 6 bulan ke depan aku akan menyelesaikan home schooling yang tadi dibicarakan ibuku di telepon. Lalu masuk ke senior high school di dekat rumahku. Baiklah, kemungkinan hanya itu dulu yang bisa menjadi rencanaku.

<_>

Home schooling yang kujalani 2 tahun ini memang benar-benar ampuh untukku. Entah aku yang terlalu pintar atau soal yang dibuat gurukku terlalu mudah. Kuakui aku benar-benar seriu s mengenai sekolah. Namun home schooling, dirumah, itu membuatkutak tahu apapun tentang dunia seorang anak muda Indonesia. Bahkan aku tidak mengerti perkembangan bahasa yang digunakan. Miris. Tapi mengenai pengetahuan yang dibutuhkan sebagai seorang pelajar aku mendapatkan begitu banyak. Hingga suatu ketika ibuku mulai mencarikan sekolah menengah atas sebagai tindak lanjut home schooling..

"Magi-chan, sekolah seperti apa yang kamu inginkan? Mungkin akan lebih baik ibu yang memilih untukmu." Okaasan berbicara panjang lebar. Aku hanya diam karena beberapa hari ini aku telah berkeliling mencari sekolah dan sempat tersesat kesana kemari. Dan keputusanku sejak aku pindah ke sini tidak berubah.

NEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang