"Akhirnya sampai juga. Untung kita tidak terlambat Hun-ah"
"Ya..kita masih beruntung"
Sehun menjawab dengan nada biasa. Seolah lupa kalau tadinya dirinya sempat sebal dengan sahabatnya yang satu ini. Dia memang tidak betah kalau harus bermusuhan dengan Yoona"Mata empat!!! Yoona!!! Tunggu!!"
Seseorang memanggil dengan sebutan aneh kepada salah satu dari mereka berdua. Pasti kalian bisa menebak siapa si mata empat"Hitam, kenapa kau memanggilku seperti itu?!" Sehun berseru tidak suka kepada sang pemanggil.
"Kau tadi juga memanggilku dengan sebutan itu Cadel" Orang ini tidak mau mengalah rupanya batin Sehun
"Kau pesek, berhenti memanggilku dengan sebutan-sebutanmu yang aneh!" Sehun menunjuk satu teman dekatnya ini dengan raut wajah kesal. Dia merasa hari ini hari yang buruk. Baru pagi hari, tapi keadaan sama sekali tidak berpihak padanya
"Sudahlah kalian berdua. Kenapa ribut di dekat pintu gerbang eoh? Kalian menghalangi jalan. Cepat masuk!!" Yoona mengintrupsi perdebatan tak berguna dengan menarik salah satu telinga dari kedua orang tersebut. Sungguh malang nasib mereka
..
..
..
"Hey, kau mau ke kantin atau makan bekalmu disini?""Ke kantin saja. Aku tidak bawa minum."
"Baiklah. Ayo"
Sehun menggandeng tangan Yoona dengan santai. Dia tidak memikirkan lirikan para kaum laki-laki yang melihat itu. Kenapa harus dipikirkan? Mereka sudah biasa melakukan hal-hal bersama. Dari kecil hingga sekarang bersama. Murid lain sempat berpikir kalau mereka mempunyai hubungan yang spesial seperti pacaran mungkin, namun mereka menepis pikiran itu karena yang bersangkutan hanya menjawab 'kami ini bersahabat dari kecil' sehingga mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Namun tetap saja, banyak yang iri terhadap Sehun yang notabennya murid biasa dengan prestasi yang biasa pula, dari segi penampilan dirinya pas-pasan tidak ada menariknya, kacamata minus rambut disisir ke samping dan dirinya tidak punya motor ataupun mobil keren. Karena memang ia ingin membeli dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri tanpa bantuan orang tua. Tapi Sehun bukanlah anak nerd yang biasa di bully. Dia memang butuh kacamata untuk melihat.Berbeda dengan Yoona sebagai salah satu primadona di sekolah, dirinya cantik, manis dan anggun. Apalagi ia aktif dalam berbagai bidang akademik maupun non akademik. Membuatnya makin dipuja.
Kalau dibandingakn begini, Sehun memang tidak sebanding, tapi mereka saling melengkapi. Itulah yang membuat mereka makin nyaman dan selalu bersama.
"Kita duduk dimana?"
"Emm-"
"Hey kalian!! Disini!!" Suara yang sangan familiar menyambut mereka. Siapa lagi kalau bukan Kim Jong In
"Ah..kita dengan Jong In. Ayo" sekarang giliran Yoona yang menariknya.
"Ah..untung ada kau Jong In. Kami pasti kebingungan kalau tidak ada kau. Karena disini sangat penuh" Sehun mendudukkan dirinya di depan Jong In diikuti Yoona yang sudah siap dengan bekalnya. Yoona selalu membawa bekal karena ia ingin menghargai masakan ibunya. Dia selalu bangun kesiangan dan berakhir tidak sarapan pagi. Maka dari itu, dia membawa bekal masakan ibunya. Anak yang berbakti bukan
"Maaf, aku permisi ke toilet dulu" Yoona beranjak dari tempat duduknya menuju toilet
Namun, baru beberapa langkah dirinya harus menabrak seseorang berbadan lebih tinggi dan lebih besar darinya. Sontak ia terjatuh dan membuat orang-orang melihat ke arah mereka"Ah..mianhae..kau tidak apa?" orang yang menabrak langsung berjongkok menghampiri Yoona yang masih memegangi lututnya
"Emm..tidak apa-"
"eoh..Kris sunbae?" Yoona menyadari orang yang menabraknya tidak lain adalah seniornya yang ia kagumi"Ne..Yoona, kau benar tidak apa? Lututmu sedikit lebam"
"Ah, tidak apa. Aku hanya ingin ke toilet sunbae"
Dirinya mencoba berdiri, namun ada tangan lain yang mencoba membantunya, itu adalah tangan Kris yang masih merasa bersalah terhadap perbuatannya tadi."Aku antar ya?" Kris mencoba menawarkan diri. Namun Yoona langsung merasa malu dan mukanya agak memerah. Oh..apa yang harus ia lakukan. Ia diantar ke toilet perempuan. Tidak tidak tidak
"Terima kasih. Namun aku bisa sendiri. Sungguh" Yoona bersikeras
"Baiklah sampai jumpa sunbae"Yoona langsung pergi tanpa mau menunggu jawaban dari kaka kelasnya sekaligus orang yang ia kagumi. Ia sangat malu sekarang
Namun, Kris aka Wu Yi Fan itu tidak menyerah. Ia mengikuti Yoona dan kembali memegang pergelangan tangannya
"Kalau begitu aku antar pulang bagaimana? Tidak ada penolakan" Kris bersikeras ingin menebus kesalahannya sekaligus modus pendekatan mungkin ehem..
"T-ta-tapi Sehun..temanku..bagaimana?" Yoona sontak gugup dengan permohonan kris yang terkesan memaksa. Tapi dalam hatinya ia sangat ingin. Namun di lain pihak ia masih memikirkan sahabatnya, Sehun. Ia merasa bersalah apabila meninggalkannya pulang seorang diri. Padahal Sehun selalu mau menunggunya untuk pulang bersama walau dirinya harus pulang terlambat karena adanya kegiatan yang harus ia urusi hingga petang menjelang. Dan berakhir dengan Sehun yang menunggu sendirian. Ia benar-benar tak tega.
"Kau bilang padanya agar ia tidak menunggumu" Laki-laki itu benar-benar tidak menyerah
"Aku akan tanya pada Sehun. Permisi sunbae" Yoona pergi dengan keputusannya, sahabat lebih penting dari ini pikirnya
"Baiklah. Aku tunggu nanti jawabanmu"
Ya..Kris tipe orang yang tak kenal putus asa
..
..
..Pulang sekolah
"Hun-ah, aku ingin bicara sesuatu padamu" Yoona bicara lirih terhadap Sehun karena merasa tidak enak kepada sahabat karibnya
"Kenapa nada bicaramu seperti itu hmm? Ada masalah? Bicaralah" Sehun menunjukkan senyumannya untuk membuat Yoona tenang. Ia tidak ingin melihat wajah gelisah gadis ini
"aku...aku..emm, Kris sunbae mengajakku untuk pulang bersama sebagai tanda permintaan maafannya Hun-ah. Jadi..jadi aku ingin meminta pendapatmu. Apakah aku harus mengiyakannya atau tidak? Aku sungguh bingung Hun-ah"
Sehun hanya diam. Bukan berarti ia tidak merespon apa yang Yoona katakan. Hanya saja, hatinya meminta untuk menolak. Ia tidak mau sahabatnya bersama orang lain. Tapi hal itu segera ia tepis. Ia tidak boleh egois. Bukankah Yoona dari dulu mengagumi sosok itu? Ia harus memberinya kesempatan untuk bersama.
"Hun-ah, ayo jawaaab" Yoona masih dengan nada lirih dan wajah gelisahnya menunggu kepastian dari sahabatnya yang satu ini
"Iya. Kenapa tidak? Aku tidak apa-apa pulang sendiri" Sehun menampakkan senyum terbaiknya. Tapi lebih kepada senyum dipaksakan. Ia hanya tidak ingin Yoona merasa bersalah hanya karena meninggalkannya
"Benarkah? Tapi aku bisa meno-"
"Tidak tidak tidak. Aku tidak apa-apa. Lagi pula aku lupa bilang padamu kalau aku ada janji dengan Baekhyun hyung. Iya dengan Baekhyun Hyung" Sehun memotong kalimat Yoona dan mencoba bicara setenang mungkin. Ia benar-benar gugup sekarang.
"Baiklah. Kita bertemu nanti Hun-ah" Yoona pergi meninggalkan ruang kelasnya sambil melambaikan tangan kepada sahabatnya seperti kebiasaan mereka.
"Hmm..iya. Hati hati" Sehun membalasnya. Namun kemudian setelah Yoona menghilang dirinya hanya menunduk lesu. Apalagi ia hanya sendiri sekarang. Janji dengan Baekhyun hyung, itu hanya siasatnya saja agar Yoona mau pergi. Entah kenapa ada perasaan tidak rela dalam dirinya.
Bersambung.....
Ayo comment dong.. ㅠ ㅠ
Jangan jadi siders. Paling enggak klik bintang buat vote.. *pengemisgueHehe...sekian cuap-cuapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Falling In Love With My Neighbour (END)
FanficCerita sederhana kisah kasih 2 sahabat DON'T FORGET VOMMENT