Part 16 (END)

3.5K 244 17
                                    

Sorry for Typo(s)

Happy Reading

Berbagai kenangan terukir seiring dengan berjalannya waktu. Walaupun tak semuanya dapat disebut indah, namun semua memiliki arti masing-masing dalam setiap perjalanan hidup manusia. Tanpa sadar, perlahan akan ada perubahan disekitar kita yang tanpa kita sadari.

Detik

Menit

Jam

Hari

Minggu

Tahun

Semua waktu itu dilalui oleh siklus hidup setiap manusia.

Yoona, ia merasakannya dan mengukirnya dengan indah di buku diary kecilnya dengan sedikit sketsa gambar yang menggambarkan kejadian masa lalunya. Ia sesekali tersenyum ketika membaca dan melihat kembali apa yang telah ia torehkan di atas kertas putih bergaris itu.

Ya...sudah tidak terasa ia menduduki bangku Univesitas dan sebentar lagi akan mengikat janji dengan orang yang kebetulan saja tetangganya sendiri yang kebetulan lagi merangkap sebagai sahabat kecilnya, dan kekasih pertama sekaligus kekasih untuk akhir hayatnya.

Ia menunduk ketika merasakan sebuah gerakan kecil tepat pada kakinya yang ia luruskan. Kebetulan ia sedang melakukan kegiatan piknik berdua alias kencan dengan calon suaminya ini. Tapi entah karena apa, ia tidur dengan paha Yoona yang ia jadikan sebagai bantalan. Mungkin karena lelah memikirkan tugas kuliah atau rencana pernikahan mereka? Tentu saja bukan, ia tidur seperti ini karena semalaman begadang dengan Chanyeol hanya untuk bermain game dari kaset terbaru yang mereka beli. Sungguh kekanakan. Namun itulah yang Yoona suka, Sehun menjadi dirinya sendiri. Dewasa ketika ia serius dan kekanakan ketika ia bercanda.

"Yoongie~" dengan suara serak khas bangun tidur, Sehun membuka suaranya setelah sekitar 40 menitan ia tertidur di paha calon istrinya. Yoona mungkin pegal sekarang.

"Hm? Ada apa Hun-ah? Kau haus?" Yoona bertanya sambil mengelus surai hitam nan halus milik Sehun.

Sehun menggeleng, ia kemudian mengambil posisi duduk dan memberikan ciuman di pipi Yoona. Ciuman selamat bangun tidur untuknya. "Yak!! Apa-apaan itu tadi?! Kenapa menciumku?!" Dengan raut wajah kesal, Yoona tanpa segan memberi pukulan kasih sayang kepada Sehun.

Sang empunya hanya meringis ketika kepalanya mendapat pukulan itu. Ia masih dalam mode mengumpulkan nyawa, namun mendapat pukulan cinta Yoona? Sehun sekarang pusing sungguhan. Ditambah matanya yang memerah karena kurang tidur. Sekarang ia menyesal karena meladeni hyung tercintanya main game sampai pagi. Memaksa Yoona untuk piknik sekaligus kencan, oh..terkutuklah Sehun dengan segala kecerobohannya.

"Sehun? Kau tak apa?" Yoona menatap khawatir pada Sehun yang sedari tadi hanya memijit pelipisnya. Ia turut bersalah karena memukul Sehun agak kencang.

"Hmm..tak apa. Hanya sedikit pusing, nanti juga sembuh untuk tidur. Aku kekurangan tidur Yoongie" Yoona menghela nafas, pasti jadinya begini, Sehun memang terlalu memaksakan diri dalam segala hal.

"Dasar keras kepala.."

"Ya..aku tahu aku tahu"

"Sebaiknya kita pulang. Aku khawatir ibu akan mencari kita, karena kitakan tidak meminta izin kepada mereka"

"Baiklah. Aku juga ingin tidur setelah ini" Yoona berdecak mendengar jawaban Sehun. Sehun kalau sudah dalam mode seperti ini akan membosankan. Ia hanya bisa menghela nafas.

.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana?" Chanyeol, kini sibuk mengurusi dokumen-dokumen yang berserakan di meja kerjaya bertanya kepada orang yang baru saja masuk dengan terburu-buru. Itu adalah sekertaris baru Chanyeol yang menggantikan sekertarisnya yang belum lama ia pecat karena bekerja dengan tidak kompeten. Ia walaupun memiliki sifat yang ceria dan easy going, namun kalau sudah berhadapan dengan berkas-berkas itu, ia menjadi lebih tegas. Maklum saja, salah menentukan maka uangmu akan melayang. Ia kini sudah dipercaya menjadi penerus dari Park Jungsoo, sang ayah yang kini sudah memutuskan pensiun.

I'm Falling In Love With My Neighbour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang