Bab 3

152 6 3
                                    

Alarm kembali membangunkan gadis yang tengah tertidur pulas dengan balutan selimut. Meraih alarm yang membangunkannya dan segera mematikan alarmnya. Membuka gorden membiarkan sinar pagi yang terang menusuk matanya. Berjalan ke kamar mandi untuk bersiap – siap pergi menimba ilmu.

“Hmm, hari ini indah banget ya?” ujarnya dalam hati seraya menguyah roti selai cokelat sarapannya pagi ini.

Melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.40 membuat Ari mengambil tasnya dan bergegas ke sekolah.

Saat perjalanan ke sekolah, tiba – tiba Ari merasakan ada yang tidak beres dengan mobilnya. Ari mengecek mobilnya, dan ternyata dugaannya benar. Ban belakang mobil Ari kempes. Ari berkacak pinggang melihat ban mobilnya. Padahal sudah separuh jalanan ia tempuh. Ia bingung dan melihat – lihat bengkel disekitarnya. Ia menghela napas karna bengkel tak ia dapati. Sudah 10 menit ia berdiri meratapi ban mobilnya. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.05.

“Huft... Gue pasti terlambat! Udah jalanan tambah macet lagi!” gumamnya

Dari kejauhan, Jonathan yang mengendarai motornya melihat seorang gadis tengah meratapi ban mobilnya. Saat sudah dekat ia berhenti di dekat gadis itu dan bertanya apa yang terjadi padanya.

“Kenapa mobilnya?” tanya Jonathan membuka kaca helmnya. Ari berbalik badan dan menghadap orang yang menanyanya.

“Ari?”

“Jonathan?” ujar mereka kompak karena terkejut melihat sosok di depan mereka masing – masing.

“Mobil lo kenapa?” tanya Jonathan

“Emang nggak bisa lihat ban mobil gue?” balasnya dengan ketus

“Ketus banget sih jadi cewek." gumamnya 'Ya gue tahu, ban mobil lo kempes.'

Ari tak menghiraukan Jonathan dan terus melihat jam tangannya dengan perasaan panik. Jonathan yang melihat wajah Ari di selimuti kepanikan menawarkan berangkat sekolah bersama.

“Ya udah, bareng sama gue aja berangkat ke sekolah? Daripada terlambat mending sama gue aja. Nanti gue suruh supir gue bawa mobil lo ke bengkel.” Jelasnya panjang lebar. Ari menimang – nimang tawaran Jonathan dan memutuskan menerima tawaran Jonathan karena kondisinya saat ini mendesak.

“Ya udah, gue bareng sama lo aja. Daripada gue terlambat.” Ujarnya kesal dan pergi mengambil tasnya di dalam mobil.

“Cepetan naik!” ujar Jonathan melihat jam tangan hitamnya. Mendengar hal itu, Ari segera naik ke atas motor Jonathan.

“Masih ada 20 menit lagi.” gumamnya dan bersiap – siap menancap gas motornya.

Motor Jonathan melaju dengan kencang dan gesit melewati celah - celah kendaraan yang mengantri karena macet. Ari panik dan berpegangan erat di bahu Jonathan. Sangking cepat dan gesit, akhirnya mereka sampai ke sekolah tepat waktu.

Melihat Jonathan membonceng Ari melewati pagar sekolah membuat murid – murid yang berjalan menuju pagar ternganga melihat Ari dan Jonathan. Bagaimana tidak, Ari seorang gadis yang terkenal dingin kepada laki – laki kini berangkat bersama dengan laki – laki yang baru ini terkenal the most wanted di sekolahnya. Jonathan memakirkan motornya. Ari segera turun dari motor Jonathan dan Jonathan membuka helm full facenya.

“Thanks.” jawab Ari singkat dan pergi meninggalkan Jonathan tetapi dengan cepat Jonathan memegang tangan Ari mecegatnya pergi.

“Lepasin tangan gue.” ujar Ari bersungut – sungut

“Gue nggak bakal lepasin tangan lo. Enak aja lo main – main pergi gitu aja.”

“Kan gue udah bilang makasih sama lo.”

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang