Bab 8

44 3 2
                                    

Part ini di dedikasikan buat @esthertungkir❤

*ini kelanjutan dari part yang kemarin


***

“Habis dari mana lo?” tanya Anton ketika Jonathan masuk ke kamar

“Emang kenapa? Kamu takut aku selingkuh?” jawab Jonathan seraya melepaskan seragamnya

“Gue serius!”

“Habis ngantarin Jessy.” Ujar Jonathan cepat

“What?! Jessy?” sambung Adit yang dibalas anggukan kepala Jonathan

“Pantesan tadi diajak pulang bareng nggak mau. Ternyata kamu lebih milih pulang dengan dia.”

“Apaan sih, Karton? Geli gue.”

“Karton-karton, nama gue Anton!” ujar Anton seraya menatap tajam Jonathan yang mengendikkan bahunya

“Sama aja.” Jawab Jonathan sekenanya

“Dimana letak samanya?”

“Btw, lo suka ya sama Jessy? Udah ada kemajuan nih?” tanya Adit mengalihkan pembicaraan.

“Cie cie ada yang lagi falling in love.” Goda Anton menyikut pinggang Jonathan

“Udahlah Than, lo ngaku aja kalau lo suka sama Jessy. Lagian pula dia cantik juga.”

“Iya Than, gue setuju sama Anton. Udah cantik pintar lagi.” Sambung Adit

“Gue nggak suka sama dia, kalau lo suka sama Jessy ambil tuh.”

“Kalau gue jadi lo gue langsung tembak dia.”

“Sama gue juga! Sayang cewek kayak dia disia – siain.” Sambung Adit. Jonathan menggeleng – gelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya.

“Wait, tapi lo ada kemajuan. Kemajuan apa nih?” tanya Anton mengernyit

“Semenjak lo udah putus sama Dita lo udah nggak mau buka hati lo  buat cewek lain.” Celetuk  Adit .
Adit adalah sahabat Jonathan dari SMP, jadinya dia mengetahui semua tentang Jonathan.

“Dita? Mantan lo, Than?” Tanya Anton yang tidak di respon Jonathan yang malah dijawab Adit.

“Iya, Dita itu mantannya Jonathan. Mereka itu pacaran sekitar sebulan. Tapi sampai sekarang gue nggak tau sebenarnya.” Jelas Adit yang membuat Anton mengerti.

“Lo berdua kalau udah urusan cewek pikirnya cepat banget. Kalau lo suka sama dia, kenapa lo berdua nggak tembak dia?” sambung Jonathan mengalihkan pembicaraan.

“Bukannya gue nggak mau, tapi--"

“Tapi apa?” tanya Jonathan menunggu jawaban Adit

“Tapi gue tahu dia nggak bakal nerima gue.” Jawabnya pasrah

“Ha ha... Karena muka lo pas -  pasan!” ujar Anton menunjuk muka Adit

“Enak aja lo bilang muka gue pas – pasan! Emang lo nggak sadar kalau muka lo juga pas – pasan.” Jawab Adit menunjuk kembali muka Anton

“Lo yang pas – pasan.”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

Jonathan hanya menutup telinganya dan membiarkan mereka berdebat.

“Duh salah gue ngasih pertanyaan. Kalau kayak gini mending gue nggak nanya.” Gerutunya.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang