Bab 10

39 2 1
                                    

“Lo masih lama Ri? Gue haus.” Tanya Clara mengusap usap lehernya. Sedari tadi ia menunggu Ari berkutat pada hitungan yang tertulis di buku latihannya

“Bentar lagi! Tapi kalau lo mau duluan, duluan aja.” Jawabnya yang sibuk mengerjakan latihannya. Ia merasa kesulitan, karna catatannya sedang di pakai oleh Jonathan.

Kenapa Jonathan harus meminjam punya Ari? Kenapa tidak punya Jessy aja? Karena catatan Jessy tak lengkap yang membuat Jonathan harus meminjam catatan pada Ari dan juga karena tak ada yang mau meminjamkan catatan fisika kepadanya. Memang nasib seorang anak baru.

“Ya udah deh, gue sama Jessy tunggu di kantin ya?” ujar Clara meninggalkan Ari

“Ya.”

“Akhirnya satu soal lagi.”gumam Ari mengerjakan soal Fisika terakhirnya

“Sudah cepat kumpulkan latihannya!” perintah pak Rizal

“Bentar pak! Sedikit lagi.” Jawab Ari mengerjakan latihannya.

“Selesai!” teriaknya mengumpulkan latihan Fisikanya. Pak Rizal membereskan bukunya dan pergi keluar kelas. Ari membereskan buku serta alat tulisnya.

“Ri?” panggil Jonathan yang menghentikan langkah kakinya keluar kelas

“Apa?”

“Makasih buat pinjaman bukunya.” Jawab Jonathan di selingi senyum.

Ari tertegun melihat senyum Jonathan terlebih sebuah lesung pipi ikut menambah kesan manis pada senyum Jonathan.

“ALVIN?” gumamnya seolah – olah yang di hadapannya sekarang adalah Alvin.

“Ri?” Jonathan mengernyit melihat Ari yang tiba-tiba diam

“Se--senyum itu?” Gumamnya dalam hati seolah masih tak percaya melihat Jonathan

“Lha kok malah bengong?” tanya Jonathan bingung seraya menepuk bahu gadis itu

“Nggak, jangan lupa latihan! Gue tunggu di ruang musik." ujar nya meninggalkan Jonathan yang menatap Ari bingung

“Senyum itu?” Gumamnya tak percaya melihat senyum Jonathan.

“Kok bisa senyumnya mirip banget sama Alvin?”

“Atau—“

Brruukkk

“Aw...” ringisnya mengusap lututnya yang pedih

"Lo kalau jalan hati – hati dong!"

“Lo yang seharusnya hati – hati!” jawab Randi merapikan bajunya.

“Sini gue bantu!” ujar Randi menyodorkan tangannya.

“Nggak usah!” jawab Ari ketus

“Udah sini.” Jawab Randi membantu Ari berdiri.

“Udah, lepasin gue!” ujarnya menghempaskan tangan Randi kasar.

“Kasar banget sih lo jadi cewek!” celetuk Randi

“Biarin!” ujar Ari memeletkan lidahnya dan pergi meninggalkan Randi.

“Ternyata lo lucu juga kalau kayak gitu.” gumam Randi melihat Ari berjalan menjauh darinya.

To: Jessy*

Jess, lo ajak Clara sama Jonathan latihan sekarang. Gue tunggu di ruang musik.

“Gue nggak percaya. Senyum itu? Jonathan? Kok bisa?” gumamnya karna senyum Jonathan masih terbayang-bayang di pikirannya

“Hai Ri!” Sapa Jonathan kembali dengan senyumnya

“Senyum itu?” ujarnya dalam hati

“Ri?” panggil Jonathan sekali lagi

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang