Bab 5

85 5 5
                                    

“Astagaaa!!! Gue lupa bikin tugas dari bu Sui. Mampus dah gue!” pekik Jessy seraya menepuk tangan ke keningnya saat melihat teman – temannya lagi sibuk membuat tugas.

Ari berjalan santai ke kelas dengan perhatian murid – murid yang ia lalui. Sesampainya di kelas, ia disambut manis dengan pertanyaan Jessy.

“Lo udah buat tugas bu Sui?” tanya Jessy mengguncangkan tubuh Ari

“Udah, emang kenapa?” ucap Ari mengernyitkan keningnya

“Mmm...anu— an” jawab Jessy gugup

“Anu apa?” tanyanya yang semakin membuatnya bingung.

“Nggak mungkin gue bilang kalau gua belum buat pr sejarah satupun. Ini semua gara – gara cari hal – hal tentang Jonathan.” Ucap Jessy dalam hati

“Lha, gue tanya malah bengong.”

“Bodo ah! Yang penting gua buat pr. Dari pada gue dihukum. Lagian baru sekali gue lupa buat pr.” Sambung Jessy  dalam hati

“Gue lupa buat tugas, jadi gue pinjam punya lo ya?” jawabnya pelan – pelan

“Apa?!” teriak Ari yang sontak mengundang perhatian di kelasnya. Jessy segera membekap mulut Ari. Karena Jessy termasuk salah satu siswi yang rajin mengerjakan tugas.

“Lo bisa nggak ngiming pelan- pelan?” bisik Jessy. Ari hanya membangunkan kepalanya.

“Ngomong kale...” ralat Ari

“Ya ya, buruan mana tugas lo? Ntar masuk lagi.” Jawab Jessy

“Lo kenapa sampai lupa buat tugas?” tanya Ari mengambil tugas sejarah dalam tasnya.

“Udah buruan! Ntar gue jelasin.” Jawab Jessy mengalihkan pertanyaan Ari.

Jessy yang terkenal cepat menulis. Ia menyalin habis jawaban tugas Ari dengan cepat. Tak butuh waktu lama untuk menyalinnya. Dan tadaaa, Jessy selesai menyalin jawaban tugas sejarah sahabatnya itu.

“Nih!” ujar Jessy mengembalikan buku tugas sejarah Ari. Ari yang sibuk memainkan hp nya terkejut mendengar suara Jessy

“Weisss...Cepet banget lo nyalinnya. Lihat tuh! Yang lain aja masih pada ngerjain. Padahal mereka duluan dari pada lo.” Ujar Ari takjub

“Siapa dulu? Jessy!” ujarnya dengan bangga

“Ya ya, gue tahu, btw kenapa lo sampai lupa buat tugas dari bu Sui?” tanya Ari menatap tajam sahabatnya itu.

Tubuh Jessy menegang mendengar pertanyaan Ari. Ia berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Ari. Lagi pula Ari orang yang tidak bisa dibohongi. Karna Ari dan Jessy sudah saling mengenal sejak kecil.

“Hmm... Gue—”

“Gue apa? Atau lo cari – cari informasi tentang Jonathan?” sambung Ari

Skak mat!

Jessy terkejut mendengarnya, bukan terkejut tetapi sangat amat terkejut mendengarnya. Ia gugup dan tak tahu harus berbuat apa. Tetapi seharusnya ia tahu kalau Ari dapat membaca pikirannya.

“Mampus gue! Kok Ari bisa tahu? Ya tahulah, Ari kan bisa baca wajah gue! Duh... Gue mau bilang apa coba?” ujar Jessy dalam hati

“Iyakan?” tanya Ari sekali lagi seraya menatap mata Jessy intens.

Jessy yang sudah habis pikir akhirnya mau tak mau menjawab pertanyaan Ari dengan jujur.

“Iya, tapi lo jangan bilang siapa- siapa ya? Lo kan sahabat terbaik gue.” jawab Jessy mengulurkan jari kelingkingnya ke Ari

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang