Pertengkaran

421 31 5
                                    

"Kenapa aku anti wanita....karena waktu SMA aku nyaris dicabuli oleh sekelompok wanita....."

"WHAT?? HAHAHAHAHAHAHA" Yuri melepaskan pelukan Ryosuke lalu tertawa terbahak-bahak.
"Seorang Ryosuke tidak melawan sekelompok wanita itu?!?!? Ryosuke! Kamu masih demam yah??"
Yuri hendak menempelkan tangannya di kening Ryosuke.

"KAMU KIRA AKU BOHONG?" Ryosuke menepis tangan Yuri
"Disaat aku mau menceritakan masa laluku yang hanya keluargaku yang tahu...kamu malah menertawakan aku...kamu sama saja seperti yang lain..."

"Ryo-ryosuke....."
"Keluar dari kamarku sekarang....."
Yuri terpaku memandang Ryosuke
"Gomen..aku tidak bermaksud menertawakanmu..."
"KELUAR SEKARANG" Ryosuke membentak Yuri...

***

"Kenapa tadi aku tertawa...tapi ga mungkin Ryosuke tidak bisa melawan..."

"Yuri? Kamu kenapa? Tadi ada apa? Aku dengar teriakan Ryosuke" Yuya keluar dari dapur, ternyata dia sudah pulang.
"Tidak ada apa-apa, niichan..." Yuri menunduk
"Yuri..." Yuya mengangkat wajah Yuri...
"Niichan..." tiba-tiba Yuri memeluk Yuya.. entah kenapa dia sedih sekali saat dibentak oleh Ryosuke.

"Aku yang bikin dia sakit..trus sekarang tanpa sadar aku menertawai masa lalunya..."

"Ceritakan ada apa....."
"Niichan..apa aku ini jahat?"
"Hah? Tidak..kamu tidak jahat Yuri..." Yuya mengusap kepala Yuri
"Aku membuat dia sakit, lalu aku menertawakan masa lalunya.."
"Eh? Masa lalu? Dia menceritakannya??"
Yuri mengangguk pelan.

"Dia memang sensitif masalah itu..."
"Aku tidak bermaksud menertawakannya...hanya..hanya..." Yuri terisak
"A-aku tidak bisa membayangkan dia tidak bisa melawan wanita-wanita itu...."
Yuya mengelus kepala Yuri
"Sudah jangan menangis...nantu aku ceritakan semuanya padamu... sekarang siapkan makan malam..aku mau bicara dengan Ryosuke..."

***

Ryosuke terpaku di tangga melihat Yuri dan Yuya berpelukan...
Lalu dia berbalik menuju kamarnya...

Toktoktok

"Ryosuke? Boleh aku masuk?"
"..."
"Ryosuke? Aku mau bicara.. aku masuk ya?"

Yuya menghampiri Ryosuke yang berbaring di tempat tidur.

"KAMU TAU AKU MENCINTAI YURI...SEKARANG KAMU MALAH MEMELUK YURI!!"
"RYOSUKE!! JANGAN SEMBARANGAN MENYIMPULKAN!!"
"AKU LIHAT DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI!!"
"RYOSUKE!!! SADAR!!" Yuya menampar Ryosuke..

"Yu-yuya?"
"Dengarkan aku dulu!! Yuri menceritakan semuanya!! Dia menangis karenamu tahu?!?"
"TERUS KAMU MEMELUKNYA UNTUK MENGAMBIL HATINYA?!? DIA MENYUKAIMU YUYA!!!" Ryosuke menangis
"RYOSUKE!! DENGAR AKU DULU!!" Yuya memegang wajah Ryosuke

"Dia panik kamu sakit..dia selalu menyalahkan dirinya...sekarang kamu malah membentaknya dan mengusirnya...."
"..."
"Ryosuke...dia tidak mengenalmu saat SMA...kalian terakhir bertemu saat dia masih TK...dan sekarang dia hanya mengetahui kelakuanmu yang sekarang...."
"..."
"Kalau kamu sudah seperti ini saat SMA, apa kamu bisa melawan mereka??"
"Ryosuke yang sekarang tidak seperti yang dulu..."
"Nah itu kamu tau, artinya kamu belajar dari pengalaman!! Tapi Yuri tidak tau seberapa polos, seberapa culun, seberapa penakutnya kamu saat SMA..."
"..."
"Perbaiki hubunganmu sama Yuri!! Dia tidak bermaksud menertawaimu...."
Yuya menepuk kepala Ryosuke..

"Nanti aku akan membantu menceritakannya kalau kamu tidak bisa..."
"To-tolong bantu aku..." Ryosuke menunduk
"Baiklah.... oke.. nanti ingat turun untuk makan malam yah!!"
"Arigatou Yuya..."

Yuya berjalan meninggalkan Ryosuke...
"Yuya!"
"Hm?"
"Apa kau mencintai Yuri?"
Yuya tersenyum pada Ryosuke...
"Nanti kamu akan tau sendiri..."

***

"Tadaima!"
"Okaeri Yuto!"
"Yang lain dimana?" tanya Yuto pada Yuri
"Niichan lagi ngomong sama Ryosuke..."
"Oh..."
"Yuto..ano..."
"Kenapa Yuri?"
"Apakah Ryosuke dari dulu seperti ini?"
"Hah? Apa maksudmu?"
"Anti wanita"
"Oh itu...sejak kuliah...tapi sebenarnya dia baik kok...cuma ada trauma..."
"Oh..."
"Kenapa?"
"Tidak...." Yuri menggeleng

"Aa..makanan sudah siap.." Yuri setengah berteriak agar Yuya dan Ryosuke mendengarnya.

"Kami segera turun!!" terdengar suara Yuya dari atas..

Makan malam pada malam itu sangat berbeda dari biasanya...hening...

"Eh ada apa ini??" Yuto bertanya
Yuri menggeleng sambil melanjutkan makannya dengan tidak berselera.
"Gouchisousamadeshita!" Ryosuke berdiri dan meninggalkan ruang makan..

"Ryo-ryosu-.." Yuri hendak memanggil Ryosuke, tapi Yuya menahannya.
"Biarkan dia sendiri..."

***

"Yuri!"
"Iya niichan"
"Ikut niichan...."
"Kemana?"
"Kita akan membicarakan masalah Ryosuke..."

Yuri mengikuti Yuya ke lantai atas...

"Eh??"
Yuri bingung saat Yuya membuka pintu kamar Ryosuke
"Silahkan masuk..." Yuya tersenyum.

Di dalam kamar, Ryosuke berdiri menghadap jendela sambil melamun..

"Ryosuke...."
Ryosuke menoleh, dilihatnya Yuri dan Yuya di dalam kamarnya.
Dia mengangguk lalu duduk di tempat tidur.
Yuya mengambil 2 kursi dan menaruhnya dihadapan Ryosuke untuk dia dan Yuri duduk.

"Ryosuke memintaku membantunya bercerita karena dia tidak bisa menceritakannya sendiri...."

Ryosuje tersenyum pada Yuri
"Gomen ne...maaf tadi aku membentakmu..."
"Tidak apa-apa...."

"Tuh kan..Yuri itu emang baikkkk" Yuya merangkul Yuri untuk mencairkan suasana..
"EH JANGAN PELUK-PELUK YURI!!"
"Hahaha...kau tipe cowok posesif yah...aku akan sekalian menjawab pertanyaanmu tadi siang Ryosuke.."
"Eh? Pertanyaan apa?" Yuri memandang kakak beradik itu dengan bingung.

Ryosuke terbelalak.
"Ga perlu Yuya.." Ryosuke melotot ke arah Yuya.
"Lebih baik kita langsung saja, nanti aku keburu tidak mood untuk bicara.."
"Ne, Yuri.. kamu mencintai Ryosuke kan?"
"Eh? Ah? Apa?" Yuri sangat kaget dengan pertanyaan Yuya, wajahnya memerah...
"Hahahaha ga usah panik..." Yuya mengacak-acak rambut Yuri.

Kringkring
HP Yuya berbunyi...
"Gomen, aku harus angkat telepon dulu, kamu mulai saja dulu, Ryosuke"

Yuya meninggalkan Ryosuke dan Yuri berdua.
Tidak ada satupun yang membuka pembicaraan selama Yuya pergi...

"Lama sekali dia...." Ryosuke berdiri hendak mencari Yuya
"Ke-ke-kenapa kamu mau menceritakannya padaku?"
Ryosuke menghela nafas mendengar pertanyaan Yuri.
"Seseorang mengatakan, kalau aku mencintai seseorang, aku harus membuka diriku pada orang itu, termasuk masa laluku...."
Yuri terdiam..

"Berarti perkataannya waktu itu sungguh-sungguh?"

"Ja~ aku akan mencari Yuya..." Ryosuke berjalan melewati Yuri.
Tanpa sadar Yuri menarik baju Ryosuke...
"Emm??"
"Ti-tidak bisakah kamu menceritakannya sendiri? Maaf soal tadi siang...a-aku.. a-aku ti-tidak *isak* a-aku ti-tidak be-bermaksud *isak*" Yuri menangis
"Kenapa nangis?? Aduhh jangan cengeng gitu lah...."
Tangis Yuri semakin keras...
"A-aku tidak tahu *isak* ka-kalau *isak*"
"Ssssttt..." Ryosuke memeluk Yuri dan menuntunnya ke tempat tidur, menyuruh Yuri duduk dan dia duduk disebelah Yuri.....

"Sudah jangan nangis...aku tidak marah...aku yang minta maaf..."
"Yu-yuto benar"
"Hm??"
"Di-dia *isak* bilang *isak* Ryosuke ba-baik"
"Hapus air matamu....aku akan menceritakannya..."

Ryosuke menghapus air mata Yuri, lalu mencium kening dan mata Yuri.
"Sudah...Yuri sayang jangan menangis..."

Yuri menyenderkan tubuhnya pada Ryosuke

***

"Yess!! Berhasil!!"
"Pssstttt jangan kencang-kencang, nanti mereka dengar!!!" Yuya menyenggol Yuto

Ternyata tadi itu telepon palsu!!
Yuto menelepon Yuya agar Yuya bisa meninggalkan Ryosuke dan Yuri berdua dan juga agar Ryosuke bisa menceritakan semuanya sendiri...

TBC

Someone that I Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang