Mungkin Aku Bukan Kebahagiaanmu

394 32 2
                                    

"aku sudah tidak menyukaimu...."

"DASAR COWO LABIL!! COWO RESE!! MEMPERMAINKAN PERASAAN WANITAAAAAA!!!"
Yuri berteriak kencang-kencangnya saat Ryosuke berjalan meninggalkannya.

Ryosuke berhenti, lalu melanjutkan berjalan meninggalkan Yuri.

Yuri membuang semua strawberry cheese cake yang dia buat sambil menangis.

"Cowo PHP!!!" Yuri menendang ember, lalu berjongkok menangis.

***

"Tadaima..."
"Okaeri, Ryosuke..Yuri dimana?"
"Ga tau.."
"Heii!! Jangan bilang kalian ribut lagi?" Yuya bingung
Ryosuke berjalan dengan diam ke kamarnya
"Oi!! Ryosuke!!!"

Brak

Ryosuke membanting pintu kamarnya dan menguncinya.
"Oii!! Ryosuke!!"
"Tinggalkan aku sendiri...."
"Baiklah..ku harap kalian baik-baik saja..."

Ryosuke menyenderkan tubuhnya pada pintu..dan menangis dalam diam..

***

Jam sudah menunjukkan jam 12 malam, dan Yuri belum pulang.

"Sudah larut sekali...di mana Yuri??" Yuya sudah mulai panik.
Sebagai lelaki tertua dia bertanggung jawab menjaga Yuri selama ayahnya pergi.

"Mungkin dia masih di restoran" Yuto menjawabnya.
"Eh? Sejak kapan kamu di sini?"
"Barusan, aku mau ambil minum dulu baru tidur.."
"Haha..oiya, aku akan mencari Yuri ke restoran..oyasumi Yuto.."
"Oyasumi..."

***

"Yuri?!"
Yuya membuka pintu restoran, ya pintu itu tidak dikunci...
"Yuri?! Kamu ada di dalam??"
Yuya mencari Yuri ke semua sudut restoran..

"YURI!!!"
Dilihatnya Yuri tidur terduduk di samping lemari dengan penampilan yang kacau.

"YURI!!! BANGUN!! Kau tidak apa-apa??"
"Eng........ni-niichan?"
"Yuri! Apa yang terjadi?"
Yuri menggeleng...
"Tidak mungkin tidak terjadi apa-apa.... bereskan dirimu, kita pulang..."
"Ni-niichan, dia sudah pulang?"
"Siapa?"
"Ryosuke.."
"Sudah...."
"Baguslah......."
Yuri berdiri menuju ke kamar mandi untuk merapikan penampilannya.

"Ada apa dengan mereka??? Eh apa ini?"
Yuya melihat strawberry cheese cake yang dibuang Yuri.
"Gagal??"
Lalu Yuya melihat masih ada sisa kue dipiring, dicobanya kue itu..
"Eh? Enak!!! Kenapa dibuang???"

"Niichan..aku sudah selesai..."
"A..aa iya mari pulang..."

Di perjalanan pulang...
"Yuri..."
"Hm?"
"Kenapa kau buang sisanya?"
"Itu produk gagal...." mata Yuri mulai berkaca-kaca
"Yuri... lihat Niichan...jawab yang jujur..."
"..."

Yuya membawa Yuri duduk di taman..
Sudah larut malam, taman itu sepi...

"Ada apa denganmu dan Ryosuke?"
"Di-dia bilang dia sudah tidak mencintaiku..."
"He??"
"Bahkan sebelum aku mengatakan perasaanku" Yuri kembali menangis.
"Sssttt... sudah sudah jangan menangis...mungkin dia ada alasan tertentu mengatakan hal itu..."
"Sakit niichan...sakit...."
"Aku tau Yuri....nanti aku akan coba bicara dengan Ryosuke..."
"Tidak perlu niichan..itu keputusannya...mungkin aku memang harus melupakannya..." Yuri menangis lagi
"Kamu itu yaaa....." Yuya mengelus kepala Yuri...
"Mungkin dia lebih bahagia kalau aku melupakannya...."
"Kamu selalu mementingkan perasaan orang lain...carilah kebahagiaanmu Yuri..."
"Aku sudah bahagia kok...."
"Matamu tidak menunjukkannya, Yuri..."
Yuya memeluk Yuri dengan erat dan Yuri menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Yuya.

***

"Aku ga pantas buat Yuri...aku selalu membuatnya menangis... terlebih lagi masa laluku yang sangat kotor itu... dia layak mendapatkan pria yang lebih baik... yang bisa menjaganya seperti Yuya..."

Ryosuke menangis di tempat tidurnya.

"Aku selalu bersikap kasar padanya, membuat dia marah lalu menangis...aku tidak bisa membuatnya bahagia..."

"Maaf Yuri, aku tidak mau mendengar kamu mengungkapkan perasaanmu...itu membuatku semakin tidak bisa melepaskanmu..."

Ryosuke pun tertidur dalam tangisnya..

TBC

Someone that I Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang