Dimas POV
Gue gak nyangka. Kemarin gue melihat dengan mata kepala gue sendiri. Gimana ketakutan dan gemeteran Dinda waktu gue dan dia pulang dengan hujan yang mengguyur membasahi tubuh kita.
Dan gue gak nyangka kalau kemarin adalah pertama kalinya dia main hujan. Apa dia setakut itu dengan hujan?
Gue sekarang lagi berada di kantin. Lagi memikirkan tentang Dinda yang gak suka dengan hujan. Dan kemari dia hujan-hujanan untuk pertama kalinya dengan gue. Itu pun dengan rasa takut yang amat sangat mendalam.
Kenapa dia gak suka hujan? Bukannya hujan itu indah ya? Bukannya sehabis hujan mereda kadang pelangi yang cantik muncul?
Biasanya semua orang suka dengan hujan. Apalagi kalau main hujan-hujanan. Termasuk gue. Sedangkan dia? Ga! Aneh.
Kring!!
Udah bel. Gue langsung pergi dari kanti menuju kelas gue. waktu masuk ke kelas, gue bingung kenapa di samping Lisa gak ada Dinda dan kemana Dinda?Gue mau nanya ke Lisa sayangnya gak keburu karna guru sudah masuk ke kelas. Gue langsung ngacir ke tempat duduk gue. Mungkin jam istirahat nanti gue bisa nanya ke Lisa.
*skip*
"Lisa tunggu!!" cegah gue waktu dia mau keluar kelas. Dia pun berhenti dan menghadap ke arah gue.
"Ada apa Dim?" Gue langsung menghampiri Lisa.
"Gue mau tanya. Seharian ini gue gak liat Dinda. Lu tau Dinda kemana gak?" tanya gue saat sudah ada di depan Lisa.
"Emang Dinda gak sms lu?" tanya dia balik. Lho, kok nih cewek balik nanya ke gue sih?
"Gak. Dinda gak sms gue sama sekali. Emang Dinda kenapa? Jangan bikin gue penasaran deh!" tanya gue nambah penasaran.
"Asal lu tau, Dinda tuh lagi sakit" gue langsung kaget. Dinda sakit kok gue baru tau ya?
"Dinda sakit apa? Kok dia gak bilang sama gue?" tanya gue lebih penasaran.
"Dia sakit demam. Gue kira lu udah tau. Emang kenapa?" sekarang malah Lisa yang jadi penasaran.
"Gak apa Lis, makasih atas informasinya" gue langsung masuk ke kelas mengambil tas di meja.
"Lu mau kemana?" tanya dia penasaran karna ngeliat gue ingin pergi.
"Bilangin kalau gue pulang karna lagi sakit perut. Dan sekali lagi makasih Lis. Gue cabut duluan ya!" gue langsung buru-buru pergi ke rumah Dinda.
Satu yang ada di pikiran gue saat ini adalah Dinda. Apakah sakitnya parah? Apa dia sakit gara-gara gue yang nyuruh dia buat hujan-hujanan kemarin. Gue jadi merasa makin bersalah. Intinya hari ini, gue harus minta maaf sama dia.
*skip*
Tok... Tok... Tok...
Pintu langung terbuka.
Terlihat ibu-ibu yang membuka pintu."Cari siapa ya dek?" tanya ibu itu. Gue pikir, ibu ini adalah ART di sini.
"Bu, saya cari Dinda. Apa Dindanya ada?" tanya gue ke ibu-ibu ini.
"Oh, cari non Dinda! langsung ke kamarnya non Dinda aja! Di lantai dua yang pintunya warna biru" jelas ibu itu memberi tau Dinda ada di mana. Dan dugaan gue bener dia ART disini.
"Makasih ya, Bu" syukur deh Dinda ada di rumah.
"Sama-sama den" gue langsung masuk kedalam dan ke lantai dua mencari kamar Dinda.
Sesampainya gue di depan kamarnya Dinda. Gue langsung mengetuk kamar Dinda.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk!" Gue denger suara lemah dia dari dalam. Gue langsung buka pintu kamar Dinda.
![](https://img.wattpad.com/cover/84466790-288-k589600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Rain
RomanceCerita tentang Dinda yang membenci hujan berjumpa dengan Dimas yang menyukai hujan. Apakah Dimas bisa mengubah Dinda untuk menyukai hujan?