Dinda POV
Sekarang gue lagi di kelas, dan sekarang kelas dalam keadaan ramai karna guru yang mengajar saat ini tidak hadir.
"Din lu kemarin pulang sama siapa? Soalnya kemarin gue kok liat si Raffa jalan sendirian di koridor mukanya murung banget lagi" ucapa Lisa memecahkan keheningan di antara kami berdua.
"Kemarin gue pulang sama Dimas, Lis" jawab gue tersenyum ke dia.
"Cie, cie sekarang lu kayanya udah deket banget ya sama tuh anak." goda Lisa membuat gue salah tingkah.
"Maksud lu sama Dimas?" gue bertanya ke Lisa "Ya deket sebagai temen aja lah Lis.." jawab gue setelah dia tersenyum meledek.
"Temen apa demen?" Lisa menaik turunkan alisnya membuat gue makin salah tingkah.
"Apaan si lu?" gue menengok ke arah lain, berusaha untuk menghilangkan rasa salah tingkah gue.
"Gue setuju aja sih kalau lu sama Dimas, asal tuh anak bisa jagain lu." gue langsung nengok ke arah dia dengan cepat.
"Ngomong apa si lu Lis?" ngeles, gue membuat alis dia ke angkat.
"Udah lah jujur aja sama gue Din, jangan di tutupin dari gue." Lisa menatap gue dengan tajam.
"Oke gue bakalan jujur, tapi gak disini" jawab gue menengok ke sekeliling kelas yang masih ramai dan gue menatap Dimas yang lagi ngeliatin gue membuat gue menunduk salah tingkah.
"Gak usah malu kali di liatin tuh anak" gue menatap Lisa yang sedang memperhatikan Dimas "Ya udah, mau cerita dimana?" tanya Lisa saat tatapan dia ke arah gue.
"Di rumah gue, nanti kan malem minggu. gimana kalau lu nginep di rumah gue, Mau gak?" gue berharap si Lisa mau nginep di rumah gue "soalnya dirumah gue sepi banget cuma ada gue, Bi Atun sama Raffa doang" lanjut gue.
"Apa, Raffa dirumah lu? Maksudnya dia tinggal di rumah lu?" tanya Lisa terkejut.
"Iya, oh ya.. gue belum cerita ke lu ya tentang Raffa" gue melihat dia yang mengangguk. "ya udah nanti malem gue ceritain, gimana lu mau nginep dirumah gue kan?" tanya gue lagi.
"Oke deh nanti malem gue nginep dirumah lu" jawab dia membuat gue tersenyum bahagia.
"Beneran?" tanya gue memastikan lagi.
"Iya" jawab dia membuat gue reflek memeluk dia erat erat.
"Woy, Din lu boleh senang tapi jangan bikin gue mati juga kali, gue gak bisa nafas nih!" protes dia membuat gue langsung melepaskan pelukannya dan gue langsung liat dia yang lagi menarik nafas dalam-dalam.
"Aduh Lis sorry banget ya, soalnya gue senang banget akhirnya ada juga temen perempuan yang nginep di rumah gue." ucap gue merasa bersalah karna Lisa kehabisan nafas karna gue meluk di sangat kencang.
"Ya gak apa Din" gue melihat Lisa yang sudah bernafas dengan teratur. "emang temen lu belum ada yang nginep dirumah lu sebelumnya?" tanya dia penasaran, gue pun hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Emang kenapa Din?" tanya dia yang tambah penasaran.
"Nanti malem deh gue ceritain" gue tersenyum melihat muka dia yang mulai memerah karna marah.
"Dinda lu bikin gue penasaran aja, dan bikin gue gak sabar buat nunggu malem datang!" gue tertawa bahagia membuat Lisa ikut tertawa juga.
"Kalau bukan bikin orang penasaran bukan Dinda namanya!" kata gue membanggakan diri gue sendiri.
"Ya deh terserah lu" dia mulai menatap gue serius membuat gue bingung dengan sifatnya.
"Lu gak di jodohin sama si Raffa kan?" tanya dia saat menatap muka gue yang terlihat bingung.
"Ya gak lah, lu mah kebanyakan nonton film sih!" jawab gue dengan tertawa puas.
"Hehe sorry, ya udah nanti gue ke rumah lu jam 7 ya." ucap dia malu.
"Siip deh!" jawab gue tersenyum ke arah Lisa.
*skip*
Sekarang gue lagi berjalan sendirian di koridor, sekolah sudah mulai sepi karna lima menit yang lalu bel pulang sekolah sudah berbunyi membuat banyak orang buru-buru untuk pulang.
Sedang kan gue habis dari toilet, jadi sekarang gue berjalan sendiri ke arah parkiran untuk bertemu Raffa yang menunggu gue di sana.
Namun di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang memegang tangan gue membuat gue berhenti.
"Lu lagi" kata gue saat gue berbalik dan mendapatkan si Chaca sedang menahan gue.
"Lepasin!!" gue menarik paksa tangan gue agar terlepas "mau lu apa sih?" tanya gue saat tangan gue terlepas dari genggaman dia.
"Eh, lu kan udah gue kasih tau buat jauhin pacar gue! tapi kenapa lu malah deketin pacar gue?!" kata dia membuat gue bingung dengan apa yang dia bicarain.
"Maksud lu apa sih?" tanya gue bingung.
"Jangan sok gak tau lu, gue kemarin liat lu sama pacar gue berangkat dan pulang bareng, ya kan?" tanya dia membuat gue makin bingung.
"Yang lu omongin dari tadi tuh siapa sih, gue gak paham sama yang lu omongin barusan" tanya gue lebih bingung jujur gue gak paham.
"Yang lagi gue omongin tuh Dimas, Dimas pacar gue, ngerti lu?!" gue shock ngedenger dia ngomong barusan.
"Dimas pacar lu" gue melihat dia mengangguk kan kepalanya "bukannya kalian udah putus?" tanya gue penasaran.
"Emang kami udah putus, tapi gue masih cinta sama dia, dan dia pun sebaliknya!" jawab dia dengan mantapnya "lagian gue sama dia lagi mau balikan." tambah dia membuat gue menatap dia dengan gak percaya.
"Tapi...."
"Udah lah gak usah banyak ngomong, intinya gue cuma mau lu jauhin Dimas, dia itu cuma suka dan cinta sama gue!" potong dia membuat gue gak terima.
"Lu suruh gue buat jauhin Dimas, sorry.. gue gak bisa" jawab gue, jujur gak tau kenapa gue gak bisa buat jauhin Dimas.
"Apa? Lu tadi bilang apa?!" dia berjalan mendekati gue membuat gue mundur.
"G...ue bi...lang, g..ue gak bi..sa ja...uhin Di..mas" ucap gue dengan gagap karna punggung gue sudah mentok dengan dinding.
"Kurang hajar ya lu!!" gue reflek menutup mata saat dia mau menampar gue.
1 menit....
2 menit...
3 menit...
Kok pipi gue gak kerasa apa-apa ya, gue mencoba membuka mata dan betapa terkejutnya gue saat melihat Raffa menghentikan tangan Chacha yang hendak menampar gue.
"Din lu gak apa-apa kan?" tanya Raffa, saat dia melihat gue membuka mata, gue hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Denger ya, lu jangan macem-macem sama Dinda, karna gue gak akan diam aja!" gue melihat Raffa menghempaskan tangan Chaca dengan kasar.
"Ayo Din kita pulang" Raffa menarik halus tangan gue, sekilas gue melihat muka Chaca yang kesal.
"Masuk Din" gue tersadar ternyata kami sudah sampe di mobilnya Raffa.
***
Hai semuanya!!! Mau tau kelanjutannya jangan lupa vote dan commentnya ya.
Dan maaf kalau cerita aku gak masuk akal atau tidak bagus karna aku bukan penulis handal, dan aku adalah pemula disini jadi mohon bantuannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/84466790-288-k589600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Rain
RomanceCerita tentang Dinda yang membenci hujan berjumpa dengan Dimas yang menyukai hujan. Apakah Dimas bisa mengubah Dinda untuk menyukai hujan?