Between R & R: # 3

519 26 4
                                    

Cool Girl - Tove Lo

Nadya memandang bayangan wajahnya di cermin. Nadya terlihat sangat menyedihkan, benar-benar menyedihkan. Andai saja semua orang tau kalau selama ini Nadya menyembunyikan sesuatu yang amat sangat mengerikan.

Dengan cepat Nadya merapihkan dirinya kembali dan memoleskan sedikit lip balm di bibir indahnya.

Nadya memang bukan jenis perempuan yang suka berdandan, ia bahkan jarang sekali memakai bedak atau pun krim apalah itu.

Reyhan is calling...

Nadya melihat layar ponselnya yang menyala, disana tertera nama si penelpon. Dengan malas Nadya menyentuh layar ponselnya dan mendekatkan benda tersebut ke dekat telinga kanannya.

"Lo masih dirumah?" tanya seseorang disebrang sana, ia bahkan lupa memberi salam terlebih dahulu. Nadya tau, laki-laki ini tidak pernah memberi salam terlebih dahulu.

"Gue masih dirumah, kenapa?" tanyaku malas

"Mau gue jemput gak?" tawarnya, Nadya berpikir sesaat sebelum akhirnya memutuskan untuk menjawab 'tidak'.

"Yaudah, nanti gue ke kelas lo" ucapnya lalu memutuskan panggilan secara sepihak.

Nadya menghela napasnya, ia sudah tidak tahan dengan laki-laki yang satu ini.

#

Kali ini Nadya memutuskan untuk bolos di jam pelajaran sejarah peminatan, ia muak dengan materi dan juga pemberi materinya.

Nadya berjalan menuju toilet belakang sekolah, dimana tempat itu selalu menjadi tempat favorit-nya untuk menyendiri atau membolos.

Nadya memang siswi yang cerdas dan dikenal baik oleh guru-guru namun ia juga merupakan sosok siswi yang sering membolos di jam pelajaran yang kurang diminatinya.

Nadya segera memposisikan dirinya di pojok dekat toilet dan segera mengeluarkan kotak kacamata yang isinya belum tentu kacamata. Ia mulai mengeluarkan isi dari kotak tersebut, sebatang rokok beserta korek apinya.

Ia dengan tenang menghidupkan rokok tersebut dan mulai menghisap batang rokok tersebut.

Saat Nadya sedang menikmati waktunya, seorang laki-laki tersenyum meremehkan melihat kejadian ini.

#

"Lo lagi ngapain?" tanya seseorang dari belakang, Nadya menoleh dan segera mematung. Ia benar-benar terkejut.

"L-lo kenapa disini?" Nadya tergagap, ia benar-benar terkejut dan juga ketakutan.

Akan sangat berbahaya baginya kalau sampai laki-laki ini menyebarkan dirinya yang merokok disini.

"Bolos" jawabnya santai

"Bagi-bagi dong rokoknya. Jadi pengen ngerokok juga, abis ngeliatin lo ngerokok" lanjutnya.

Nadya menggertakkan giginya, ia kesal. Sangat kesal, apa maksud laki-laki ini berbicara seperti itu. Untung saja Nadya cukup jago mengatasi ini, ia segera menormalkan dirinya. Ekspresinya.

Nadya menghela napas pelan, ia harus segera menyelesaikan semuanya. Ia akan memohon dan melakukan apapun agar laki-laki itu tidak membocorkan tentang ini.

"Lo gue mohon, jangan bilang dan sebarin apa yang lo liat tadi atau bahkan sekarang" Nadya memohon, ini kedua kalinya ia memohon kepada laki-laki.

"Kalo lo keberatan, lo bisa cari gue abis ini dan minta apa aja dari gue" lanjut Nadya, ia melangkah menuju toilet berniat untuk berkaca dan merapihkan dirinya.

Nadya dengan tenang membasuh mukanya kemudian menyemprotkan parfum yang sering dipakainya dan sedikit merapihkan diri serta memoles bibirnya menggunakan lip ice yang selalu ia bawa kemana saja.

Ini termasuk caranya menyembunyikan kebiasaannya merokok.

Setelah selesai dengan semuanya Nadya segera berjalan meninggalkan toilet yang ia gunakan untuk merapihkan diri dan menyembunyikan kenyataan. Kenyataan yang hanya beberapa orang mengetahuinya.

Laki-laki itu tersenyum, kali ini bukan meremehkan namun lebih menjurus ketertarikan. Ia tertarik dengan kakak kelasnya tersebut. Sangat tertarik.

###

Between R & RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang