Chapter VI - The Man (1)

180 10 1
                                    

Between US Chapter 6 – The Man (1)

Arkana

Suara dengung mesin helicopter menempus earphone khusus yang kugunakan. Naik helicopter memanglah salah satu hal yang kubenci. Namun, karena helicopter lebih efisien untuk digunakan dalam waktu singkat dan dapat mendarat di tempat yang lebih kecil daripada pesawat, aku terkadang lebih sering menggunakannya untuk meninjau lokasi-lokasi dalam negeri.

Malam sudah larut, tapi aku baru saja turun dari helicopter dan beranjak memasuki gedung kantor. Tempat pendaratan helicopter yang berada di tingkat tertinggi gedung, memaksaku untuk turun menggunakan lift menuju ruangan kerjaku.

Perjalanan meninjau lokasi di daerah Banten tadi berjalan lancar, pekerjaan merekapun juga cukup baik dan belum ada catatan rugi.

Perusahaanku bergerak dibidang teknologi, kami membuat berbagai macam produk mulai dari kendaraan darat, laut, udara, dan teknologi canggih lainnya. Itu semua sudah dirintis oleh kakekku dan diwariskan untukku, walaupun banyak perjuangan jatuh bangun mempertahankan perusahaan ini. Hingga air mata dan darahpun tertumpah karenanya.

Di dalam darah keluarga kami, sudah turun menurun yang namanya SAINS, kami bisa juga disebut ilmuwan mesin, sejak kecil aku sudah mencintai semua hal yang berbau teknologi, hingga sekarang aku menjadi penguasa perusahaan ini.

Aku mengambil jas dari sandaran kursi yang kutinggal saat meninjau proyek tadi. Sambil membawa kunci mobil dan tas kerja aku pergi menuju parkiran khusus untukku. Beberapa penjaga sudah siap di depan pintu untuk mengawal perjalananku pulang. Mereka ditugaskan untuk menjagaku tetap aman, padahal sebenarnya aku tak perlu. Mereka mengikutiku kemana-mana hanya sebagai formalitas saja.

Aku masuk ke dalam mobil paling terbaru keluaran perusahaanku yang tidak dibuat selain untukku.

Perjalanan menuju rumahku cukup tenang, dengan malas-malasan aku menyetir menuju rumah, karena sungguh aku sebenarnya juga malas pulang. Jiwaku tidak mau, tapi tubuhku butuh istirahat. Kalau malam ini aku menginap di hotel lagi, bisa-bisa orang tuaku langsung menyergapku keesokan harinya.

Jadi kuputuskan untuk berbelok menuju kompleks rumahku.

***

"mmm," ucap Tania saat aku bermain dengan perutnya yang rata. Ia masih di bawahku telanjang dan menggeliat-geliat.

Ia maju dan menggigit dadaku lembut, membuat hatiku berdesir, laki-laki mana yang tak tergoda, pulang-pulang menemukan perempuan yang seksi dan menggoda di ranjang.

Aku bukan salah satunya.

Mataku tertutup saat aku membiarkan Tania bermain di atas dadaku. Posisi kami berubah, aku di bawah sedangkan ia di atas duduk mengangkangiku.

Ia bergerak pelan dan batangku langsung berdiri menerima bagiannya yang panas. Ia memegang batangku dan memasukkannya perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit memasuki dirinya.

"Ahh." Ia terus naik turun di atas tubuhku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan dan menurunkan pinggulku. Tania terus mengerang-ngerang saat batangku masuk semakin dalam.

Saat Tania mulai kehabisan energi, aku membalik posisi tubuh kami. Aku mendorong semakin kuat dan dalam. Rasa nikmat menjalar diseluruh tubuhku dan tanpa bisa kutunda lagi, cairan itu keluar dan memenuhi rahimnya.

***

Matahari sudah tinggi, aku merasakan panasnya sambil meminum secangkir kopi dan membaca Koran pagi. Tania sedang melakukan entah apa di dalam rumah dan aku ingin menyendiri dulu.

Between USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang