Chapter 3 – Facebook
Victoria POV
Atas keputusan sepihak Pak Direktur pada waktu itu, aku sempat protes dan meminta keadilan untuk memutuskan aku ingin pergi atau tidak, tapi karena aku diancam akan dikeluarkan dari perusahaan dan tidak dapat menghidupi anakku sendiri, akhirnya aku menerima tawaran itu dengan sangat sangat terpaksa.
Kembali ke Indonesia adalah hal terakhir yang ingin kulakukan selama aku hidup di bumi ini. Tinggal di New York selama lebih dari 7 tahun, membuatku sudah betah dan nyaman hidup di negara bebas ini. Setidaknya tidak ada yang mengenalku dan tidak ada orang yang menjauhiku karena aku hamil diluar nikah.
Kata pihak kantor, aku mendapatkan apartemen gratis di Indonesia, beserta biaya sekolah Revan yang ditanggung oleh perusahaan sepenuhnya. Aku juga mendapat bonus tambahan tiap bulannya.
Namun, hal-hal itu tidak membuat keinginanku untuk kembali ke Indonesia bertambah. Banyak kenangan pahit yang terjadi di Indonesia, aku tidak mau kenangan itu kembali lagi, telebih aku pulang membawa serta Revan. Aku takut ia akan mengetahui yang sebenarnya, atau yang lebih parah lagi mengetahui siapa ayahnya.
Aku bergidik memikirkan itu.
Waktu masih menunjukkan 09.15, Revan pulang sekolah pukul 12.00, dan masih ada banyak waktu untuk bersantai di rumah, sebelum membawa Revan belanja untuk keperluan nanti ke Indonesia.
Karena aku akan dipindah tugas, aku diberikan waktu selama 5 hari untuk mempersiapkan keperluanku di Indonesia nanti.
Beberapa barang sudah ku taruh di kardus-kardus, kata pihak kantor, nanti akan ada orang yang mengambil dan mengirimkan barang-barangku ke Indonesia.
Tugasku nanti di Indonesia adalah memantau pembangunan di sana, dan juga membuat gambar awal untuk pembangunan gedung perusahaan di sana. Nanti sesampainya di sana aku harus mendiskusikan hasil gambarku kepada pihak Xafier, kalau mereka setuju, pembangunan bisa langsung dilakukan.
Hanya 2 tahun saja kok.
Aku terus meyakinkan diriku itu.
Aku belum memberitahu Revan, karena semalam aku terus memikirkan kepulanganku ke Indonesia sampai tak sempat memberi tahu Revan, mungkin siang nanti aku akan memberitahunya.
Sambil menunggu waktu, aku membuka laptopku dan memilih membuka facebook yang kemarin belum sempat aku buka lagi, karena langsung pergi menuju administrasi kantor untuk mengurus kebutuhanku di Indonesia nanti.
Setelah log in, aku melihat-lihat update-update dari teman-temanku di Indonesia. Sudah lama sekali aku tidak membuka akunku, sejak Revan lahir, tak ada waktu untuk sekedar bermain dengan akun facebook.
Kolom notifku penuh, semuanya berasal dari teman-teman sekolahku. Ada yang mengetagku dalam foto-foto mereka ada juga yang mengirimiku pesan, menanyakan kabar, dan dimana aku sekarang.
Aku mengabaikannya saja. Namun satu nama yang membuatku terdiam.
Adrian Dwiatmaja.
Dia mengirimiku pesan sejak hari kepergianku dari Indonesia.
Lo dimana? – 18 Juli 2009
Kenapa gak datang ke pesta perpisahaan di Rumah Viona? – 20 Juli 2009
Semua teman-teman mencari keberadaan lo. Tolong beri kabar – 31 Juli 2009
Apa lo masih mau bertahan dengan kondisimu seperti ini? – 5 Oktober 2010
Apa Arkana di balik semua ini ? – 30 Desember 2010
Ini terakhir kalinya aku akan seperti ini. Hanya tolong, jika kamu membaca, balaslah pesanku – 5 April 2011
KAMU SEDANG MEMBACA
Between US
عاطفيةVictoria kabur dari masa lalunya, pergi mencari tempat yang tak akan ada orang yang mengenalnya. Pergi ke Amerika adalah salah satunya jalan, dengan uang yang sangat pas-pasan dan keahliannya dibidang menggambar, membawa Victoria pada pekerjaan yan...