-Satu-

671 33 1
                                    

"Lepasin gue, gue gak gila!" Gadis cantik itu meronta-ronta saat kedua tangannya dibekap dua lelaki tegap yang menyeret langkahnya menuju sebuah tahanan ekslusif.

"Bawa dia dokter, dia gadis gila. Dia gila. Saya gak kuat lagi!" wanita paruh baya yang berdiri di belakang tubuh seorang dokter memasang wajah khawatir dan bersikeras agar gadis cantik tadi dimasukkan ke dalam sebuah kamar seperti tahanan untuk orang-orang tidak waras.

"Tante. Aku gak gila! Lepas! Kenapa tega begini sama aku!" gadis itu berusaha menyentakkan tangannya yang masih dikuasai dua perawat laki-laki Rumah Sakit Jiwa.

"Diam ya manis..." sang dokter mendekat dan tanpa pikir panjang lagi langsung menyuntikkan cairan obat penenang di tangan gadis tersebut. Gadis yang biasa disebut Aelke Mariska itu meronta dan perlahan melemah ketahanan tubuhnya. Saat kesadarannya benar-benar hendak pergi, gadis itu dibaringkan di sebuah ranjang kamar, dan kamar itu langsung dikunci ketat.

"Percayakan pada kami. Calon menantu Anda pasti akan kembali kesadarannya," ujar sang dokter pada wanita paruh baya yang tampil modis itu. Sebut saja namanya Ny. Gina dan ia tak sendiri, ia bersama antek-anteknya langsung pergi setelah gadis itu terlelap dalam alam bawah sadarnya.

***

Pemuda tampan itu memerah wajahnya.

"Mama keterlaluan! Aku sayang dia, dia calon istri aku. Dia sehat, dia waras, kenapa mama masukkan dia ke Rumah Sakit Jiwa?"

"Dari awal, mama gak suka kamu tunangan sama dia. Terserah dong mau mama apain itu cewek dekil." tukas Ny. Gina santai.

"Cewek banyak kali, kak. Elo gak perlu mikirin itu cewek!" timpal adik dari lelaki tersebut.

"Diem, lo!" sentak lelaki bernama Rangga Moela itu kesal. Ia langsung menyambar jaketnya dan beralih menatap ibunya yang sangat nekat itu.

"Dimana RSJ-nya? Aku mau jemput tunangan aku!" sergah Rangga gahar, ibunya hanya tersenyum kecut.

"Mending kamu di rumah aja, ga udah nyusul-nyusul cewek gak tau diuntung kayak dia." ujar Ny. Gina menatap putera kesayangannya. Rangga melengos kesal, beralih menohok adik perempuannya, Oxcel.

"Kasih tau gue, atau gue blokir semua kartu kredit lo!" tukas Rangga dengan wajah menahan marah.

"Kok ngancem, sih!" gerutu Oxcel geram.

"Rangga! Jangan main-main sama kekuasaan kamu!" Ny. Gina langsung berdiri dan menudingkan telunjuknya di hadapan Rangga. Rangga mengerang, rahangnya terkatup menahan emosi, Aelke adalah tunangannya. Ia memang anak panti asuhan yang bekerja pada keluarganya, tidak salah kan jika Rangga mencintainya? Lalu menjadikannya calon istri?

"Terserah! Aku bisa cari sendiri!" Rangga langsung meraih kunci mobil dan berjalan keluar rumah megahnya. Ia harus menyambangi semua rumah sakit jiwa untuk menemukan Aelke.

***

Morgan Winata, pemuda tampan ini berjalan tegap melewati lorong rumah sakit jiwa. Dengan jas tuksedo hitam yang masih melekat di tubuhnya, banyak sekali perawat wanita yang tak bisa melepaskan pandangan ke arah lain, mereka terkesima melihat Morgan.

Morgan mengetuk salah satu pintu ruangan, tak lama terdengar suara bass dari dalam.

"Masuk!" dan Morgan mendorong pintu itu untuk masuk.

"Woho, Morgan Winata! Sory banget gue belom sempet ke kantor lo!" ujar seorang lelaki di ruangannya langsung mendekap Morgan sekilas dan mereka berdua bersalaman.

"Gue sempetin kesini, sekalian lewat. Makin gembul aja lo!" tukas Morgan menepuk pundak temannya, dr. Ilham.

"Gue gembul? Perasaan lo aja kali. Duduk, dong. Gue juga baru dateng!" ucap Ilham mempersilahkan Morgan untuk duduk. Ilham adalah salah satu dokter di rumah sakit jiwa tersebut.

DARK STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang