Jimin: eh woi
Paan-
Jimin: jmpt gue dong
Dih, ngapain-
Jimin: gue di bandara, gak ada yg jemput
Temen2 lo kemana emang?-
Jimin: tauk dah, gk dibales semua linenya
Jimin: jmpt yaa?
Jimin: yaa?Taksi lah-
Jimin: gak ada uang
Jimin: jmpt yaa yaa?
Jimin: (y/n) cantik dehhYadeh iyaa-
Jimin: yeeeee
Jimin: makasihhh😘Ih najis-
Jimin: wkwkwkk cepetan yakk
Iyaaa-
Cerewet bgt dah-
Setelah itu kamu langsung berganti baju dan menyiapkan mobil untuk menjemput Jimin, teman dekatmu. Mungkin alasan Jimin tidak masuk sekolah hari Jumat dan Sabtu kemarin adalah karena ia pergi ke suatu tempat. Terbukti bahwa minggu pagi ini ia meminta jemput di bandara.Selama perjalanan, Jimin tak henti-hentinya mengirimimu pesan berisikan perintah untuk cepat. Untung, jalanan hari ini tidak begitu ramai, jadi kamu bisa sampai di bandara dengan cepat.
Tampak Jimin sedang duduk sambil menatap kosong ke arah jalanan. Kamu menghampiri Jimin sambil tertawa.
"Mirip gembel tau gak sih," ledekmu.
"Lu sih lama banget," dengus Jimin kesal.
"Daripada gak dijemput,"
"Iya sih,"
"Yaudah yuk!" kamu berjalan menuju tempat mobilmu terparkir.
"Langsung pulang ke rumah gue?" tanya Jimin.
"Iyalah mau kemana lagi,"
"Gue yang nyetir," Jimin merebut kunci mobil yang ada di genggamanmu dan langsung masuk ke mobil.
"Jimin! Jangan ngebut-ngebut pokoknya!" omelmu.
"Iya iya. Tenang aja," Jimin mulai menyetir.
"Tapi kan pasti lo capek!"
"Enggak, udahlah santai aja,"
"Lho, kok lewat sini sih?" tanyamu ketika sadar bahwa Jimin tidak melewati jalan yang biasa dilewati untuk ke rumah Jimin.
"Gue laper, makan dulu ya?"
"Katanya gak bawa uang," sindirmu.
Jimin diam saja, pura-pura tidak mendengar. Bahkan dia ikut bernyanyi ketika radio memutar lagu kesukaannya. Jimin ikut bernyanyi ketika radio memutar lagu Bang Bang Bang milik Bigbang. Ia bahkan meniru gaya menembak walaupun sedang menyetir.
"BANG! BANG! BANG!
BANG! BANG! BANG!
Ppangya ppangya ppangya!" Jimin berpura-pura menembakmu dengan tangannya."Ih apaan sih gaje," ucapmu sambil tertawa melihat tingkah Jimin.
Lampu merah menyala. Mobil yang kalian tumpangi berhenti.
Jimin menghadap kamu sambil menodong pistol khayalannya. "Nona (y/n), jawab pertanyaan ini dengan benar. Kalau salah, maka anda akan saya tembak,"
"Apaan sih, mana pertanyaannya?"
"Would you be mine?"
Pipimu bersemu merah ketika mendengar pertanyaan Jimin. Kamu bingung menjawab apa, dan malah salah tingkah.
"Ji--Jimin, aku enggak tau," ujarmu gugup.
"Maaf nona, jawaban anda salah. Siap saya tembak?"
"Jimin--"
"Ppangya ppangya ppangya!" Jimin pura-pura menembak. Dan kamu malah tertawa.
"Lo nembak apaan," ucapmu di sela tawa.
"Menembakan cinta ke lo," balas Jimin sambil tersenyum.
"Eh?"
"Mau jawab pertanyaan tadi apa gue bakal nembakin lo setiap hari?" Jimin memberikan 2 pilihan.
Entah wajahmu sudah merah seperti apa sekarang. Dan semoga Jimin tidak mendengar detak jantungmu. Kamu senang karena orang yang kamu sukai diam-diam menyatakan perasaannya.
"Gue lebih suka yang cepet, jadi jawab pertanyaan gue sekarang ya," Jimin melirik lampu merah, masih ada beberapa detik lagi. "Would you be mine?"
Dan kamu langsung memeluk Jimin, lalu membisikan sesuatu. "Yes,"
******
Gaje bgt astagaa :"v
Maapkeun, lagi tak da ide
![](https://img.wattpad.com/cover/84344238-288-k207702.jpg)