Yoongi (6) - Debt

2.8K 298 36
                                    

Kamu berjalan tergesa-gesa melewati koridor yang sepi. Jam sudah menunjukan pukul 3 sore, padahal kamu ada rapat OSIS setengah jam yang lalu.

"Eh ayam!" ucapmu latah ketika menabrak seseorang.

Kamu segera memungut kertas-kertas OSIS dan segera bangkit untuk melihat siapa yang menabrak.

"Maaf tadi gak senga--" ucapanmu terpotong, terganti oleh mulut yang menganga lebar.

Lelaki blonde dengan mata sipit, menatapmu datar. Lelaki yang terkenal karena pintar basket dan sikap dinginnya. Ia adalah Min Yoongi. Orang yang kamu suka sejak awal masuk. Entah apa alasan kamu suka padanya, padahal sikap dingin Yoongi membuat semua orang kesal.

"Hp gue gak diambil?" tanya dia dengan nada menyindir.

"Eh iya maap maap!" kamu segera mengambil ponsel yang berada di dekatmu. Sial. Layar ponsel itu pecah. Dengan ragu-ragu, kamu memberikan ponsel itu ke Yoongi.

"Sejak kapan hp gue jelek gini?" tanya Yoongi lagi. Ia kemudian mengambil dan menyalakan ponselnya.

Ia menatapmu dengan sinis. "See? Liat apa yang lo perbuat sama hp gue,"

"Duhh! Aku beneran gak sengajaa! Maaf--"

"Terus gue cuma dapet ribuan maaf dari lo, sedangkan hp gue rusak?"

Kamu mendengus. Menyesal telah menyukai Yoongi. Ternyata begini sifat aslinya. "Nanti aja kita omongin. Gue lagi buru-buru--"

Yoongi mencengkram pergelangan tanganmu, seakan tidak mau kamu pergi. "Mana ada orang yang mau ngijinin pencuri kabur,"

"Gue bukan pencuri!"

"Ganti rugi."

Kamu mengambil secarik kertas di kantong almamater, dan memberikannya ke Yoongi. "Nomer gue, nanti lo telpon. Gue sibuk harus pergi--"

Yoongi tersenyum smirk. "Lo gak bakal bisa kabur dari seorang Min Yoongi,"

Kamu menghela napas, menyerah. "Sekarang mau lo apa?"

"Bawa hp gue ke servisan."

***

"Kira-kira selesai kapan mas?"

"Besok siang mbak. Kalau mau ditinggal gak pa-pa kok. Besok tinggal kasih tanda bukti aja,"

"Ok makasih,"

Kamu pun berjalan ke arah Yoongi yang sedang duduk di motornya dengan santai.

Setelah kejadian tadi, Yoongi langsung menyeretmu agar ikut ke tempat servis. Bahkan lelaki kelahiran tahun 93 itu tidak mengijinkanmu untuk ke ruang OSIS sekedar meminta izin.

"Kapan selesai?" tanya Yoongi.

"Besok siang,"

"Oh."

"Yaudah balik. Udah sore," ucapmu sembari naik ke motornya. Kamu menatap jam tangan, sudah pukul setengah 5.

"kata siapa?" balas Yoongi.

"Hah?"

"Lo gak tau? Hardcase gue juga pecah, dan lo mau pulang?"

Kamu mendengus. "Iya iya. Yaudah terus gimana?"

"Gue anter ke tempat hardcasenya. Lo beli hardcase sama persis kayak punya gue pake uang lo,"

Dalam hati kamu merutuk kesal. Tahu sifat Yoongi seperti ini, kamu tidak akan menyukainya.

***

Udah,"

"Yaudah," kemudian Yoongi memakai helmnya dan siap pergi.

Bangtan Imagine; No More DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang