"Chim Chim, coba cium harum kedamaian pantai ini," ucapmu ketika tiba di pantai.
"Apaan sih gaje,"
"Finally, beach!" serumu senang. Kamu sudah berlari menuju bibir pantai dan bermain air.
"Bit*ich?"
"Iya, beach!"
Jimin mendecak. "Ckckck, semakin dewasa kata-katanya juga semakin kotor,"
"Hah?! Apa yang kotor?!" serumu tidak mendengar ucapan Jimin, dikarenakan kamu sudah mendekat ke bibir pantai, sehingga hanya mendengar suara ombak dan angin.
"Gak apa-apa sayang!" balas Jimin.
"Jim! Liat deh!" kamu memperlihatkan sebuah gelang berinisial J yang merupakan barang kesayangan Jimin.
"Itu kok kayak punya gue--eh (y/n)! Kembaliin!" Jimin mengejar kamu dan kamu berlari.
Kalian terus berkejar-kejaran, sesekali kamu mencipratkan air ke Jimin.
"(y/n)! Sini kembaliin!" pinta Jimin sambil menghindar dari cipratan air.
"Gak mau wek!" kamu menjulurkan lidah.
Kamu kemudian berlari walaupun susah karena ombak datang. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutmu.
"Ketangkep lo," ujar Jimin.
"Jimin lepas! Geli! Hahahaha!" kamu berusaha melepas pelukan dari Jimin ketika Jimin malah mengelitikimu.
Kemudian Jimin berhenti menggelitikimu dan menunjukan gelangnya yang sudah berhasil ia rebut.
Kamu cemberut lalu berbalik pergi meninggalkan Jimin. "Tauk ah."
"Yah ngambek,"
Karena kesal, kamu duduk di pasir pantai. Sesekali kamu menghamburkan pasir ke segala arah. Jimin ikut duduk di sampingmu. Baru beberapa menit duduk, Jimin bangkit berdiri dan berjalan ke mobil entah untuk apa.
Tak lama, ia kembali sambil membawa plastik putih. Bukannya menghampirimu, ia malah berjalan mendekati bibir pantai dan jongkok.
"(y/n)!" panggil Jimin. Ia mengeluarkan 2 botol kaca dan memamerkannya.
"Paan?" jawabmu malas.
"Sini!"
Karena penasaran, kamu mendekati Jimin dan ikut berjongkok. "Mau ngapain?"
Jimin menyerahkan selembar kertas dan bolpoin. "Nih kamu boleh tulis apa aja. Harapan kek, keluhan kek, saran kritikan atau apalah bebas, terus entar masukin ke botol, kita lempar ke pantai,"
"Nyampah Chim," ujarmu, tapi kamu tetap menuliskan sesuatu di kertas itu.
"Nulis paan?" kamu mengintip apa yang sedang di tulis Jimin.
"Rahasia," ucap Jimin sambil menutupi kertasnya.
"Ish nyebelin,"
Kamu pun menulis bermacam-macam harapan. Setelah itu kamu menggulung kertas dan memasukannya ke dalam botol.
"Udah?" tanya Jimin. Ia juga sudah selesai menuliskan sesuatu.
"Lempar yak!"
"1! 2! 3!"
Kalian sama-sama melemparkan botol kaca itu ke pantai. Kedua botol itu tampak terombang-ambing sebelum akhirnya ditelan ombak.
"Semoga terkabul amin," gumam Jimin.
"Lo tadi nulis paan?" tanyamu penasaran.
"Semoga kita bisa langgeng, semoga bisa nikah sama lo, semoga kita punya anak dua cewe cowo, semoga--"